Liputan6.com, Copenhagen - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendesak Israel dan Palestina untuk "melindungi warga sipil, terutama anak-anak" dalam konflik kedua negara yang telah memasuki pekan kedua.
Blinken juga menegaskan kembali bahwa Israel "sebagai negara demokrasi memiliki beban ekstra" untuk melakukan langkah tersebut.
Namun, Blinken kembali berhenti mendesak gencatan senjata segera dalam kekerasan yang telah merenggut lebih dari 200 jiwa, yang sebagian besar merupakan warga Palestina, dan membela kampanye Israel sebagai tanggapan atas tembakan roket Hamas.
Advertisement
"Kami telah bekerja secara intensif di belakang layar untuk mencoba mengakhiri konflik," kata Blinken pada konferensi pers dalam kunjungannya ke Denmark, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (18/5/2021).
"Kami siap memberikan dukungan, jika ada pihak yang mengupayakan gencatan senjata," terang Blinken.
Ia juga menegaskan kembali dukungan AS untuk hak Israel dalam "dalam mempertahankan diri".
"Tidak ada kesetaraan antara kelompok teroris yang menembakkan roket secara membabi buta ke warga sipil dan negara yang membela rakyatnya dari serangan itu," sebutnya.
"Jadi kami meminta Hamas dan kelompok lain di Gaza untuk segera menghentikan serangan roket," pungkas Blinken.
Blinken, yang melakukan perjalanan ke Islandia untuk pertemuan Arktik, kemudian menelepon Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi untuk membahas "upaya AS dalam mengakhiri kekerasan" dan menyuarakan "keprihatinan yang mendalam" atas gelombang kekerasan di Israel antara warga Yahudi dan Arab, menurut Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan.
Selain itu, Blinken juga berbicara dengan rekan-rekannya di Uni Eropa dan Uni Emirat Arab, sehari setelah melakukan panggilan ke Menteri Luar Negeri Mesir, Prancis, Qatar dan Arab Saudi, menurut Departemen Luar Negeri AS.
Saksikan Video Berikut Ini:
Menlu AS Antony Blinken Singgung Ledakan di Gedung Kantor Berita di Gaza
Pada konferensi persnya di Copenhagen, Blinken menyebut Israel "sebagai negara demokrasi memiliki beban ekstra untuk melakukan segala kemungkinan untuk menghindari korban sipil."
Hal itu pun termasuk jurnalis, kata Blinken, merujuk pada serangan udara Israel pada hari Sabtu (15/5) yang menghancurkan sebuah bangunan di Gaza yang menampung outlet media internasional, Al Jazeera dan kantor berita AS, The Associated Press.
Blinken selanjutnya menegaskan kembali kekhawatiran AS tentang perlindungan media.
Dia mengatakan bahwa Washington telah meminta Israel memberikan "rincian tambahan mengenai pembenaran" untuk serangan itu.
Blinken mengatakan dia secara pribadi belum melihat informasi apa pun yang dibagikan oleh otoritas Israel, dan karena itu tidak ingin mengomentari keabsahan serangan tersebuut.
"Israel memiliki tanggung jawab khusus untuk melindungi warga sipil dalam rangka membela diri, dan itu pasti termasuk jurnalis," kata Blinken.
Blinken membela langkah AS untuk memblokir deklarasi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan diakhirinya konflik.
"Kami tidak menghalangi diplomasi," terang Blinken.
Advertisement