12 Orang Tewas dalam Insiden Ledakan Gas di China

Insiden ledakan gas di China telah menewaskan sedikitnya 12 orang.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Jun 2021, 11:27 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2021, 09:30 WIB
ilustrasi ledakan.
ilustrasi ledakan. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya 12 orang tewas dan hampir 140 lainnya terluka ketika ledakan saluran gas merobek kompleks perumahan di provinsi Hubei, China tengah, pada Minggu 13 Juni, kata pejabat setempat.

Channel News Asia, Senin (14/6/2021) melaporkan bahwa upaya penyelamatan terus berlanjut, menurut sebuah pernyataan dari biro manajemen bencana di kota Shiyan, meskipun tidak jelas berapa banyak orang yang mungkin masih terperangkap di bawah puing-puin usai ledakan. 

Ledakan itu terjadi sekitar pukul 06.30 dan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan penyebab ledakan, kata pernyataan itu.

Responden mengirim 138 orang ke rumah sakit, 37 di antaranya terluka parah, menurut sebuah pernyataan di situs resmi kota.

Video yang diambil oleh saksi dan diverifikasi oleh Beijing News menunjukkan beberapa bangunan menjadi puing-puing dan petugas penyelamat membawa korban yang selamat dengan tandu.

Terjadi Dekat Pasar

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)
Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Ledakan itu terjadi di dekat salah satu pasar yang dipenuhi pembeli dan penduduk setempat yang sedang sarapan, kata seorang saksi mata kepada Global Times yang dikelola pemerintah.

"Saya mendengar ledakan keras dan segera merunduk di bawah meja, mengira itu gempa bumi," kata seorang pria yang memiliki sebuah restoran kecil di dekat lokasi ledakan kepada surat kabar itu.

Televisi negara bagian, CCTV menunjukkan rekaman bangunan dengan dinding hangus dan jendela pecah. Tim penyelamat terlihat menyapu puing-puing dengan sekop dan menggunakan sarung tangan.

Orang-orang terlihat berjalan di jalan yang dipenuhi puing-puing di antara bangunan yang rusak.

Gambar juga menunjukkan penyelamat memanjat lempengan beton yang rusak untuk mencapai korban yang terperangkap di dalamnya.

Ledakan itu terjadi di sebuah gedung dua lantai yang sebelumnya menampung pabrikan rangka kendaraan.

Beberapa korban selamat mengatakan kepada media lokal bahwa pipa gas telah rusak setelah pabrik dipindahkan tahun lalu.

"Pada bulan Maret, pekerja dari perusahaan gas datang dan bertanya apakah saya mencium bau gas," kata salah satu korban selamat yang mengelola kios di pasar kepada situs web lokal Health Times.

"Setelah bertanya-tanya (dengan) orang-orang, mereka baru saja pergi."

Sekitar 900 penduduk di daerah itu telah dievakuasi karena bangunan di sekitarnya mungkin rusak akibat ledakan itu, kata pemerintah kota.

Sekitar 2.000 pekerja penyelamat telah dikerahkan di lokasi.

Gambar yang diverifikasi oleh Health Times menunjukkan seorang petugas pemadam kebakaran yang juga terluka dan sebuah truk pemadam kebakaran rusak akibat ledakan kedua yang lebih kecil. Sementara itu, korban luka parah dilarikan ke rumah sakit yang lebih besar.

 

 

Respons Xi Jinping

Presiden China Tiba di Hong Kong
Presiden Cina Xi Jinping seusai berbicara kepada awak media di Bandara Internasional Hong Kong, Kamis (29/6). Selama sepekan terakhir, Kepolisian Hong Kong sudah melakukan berbagai antisipasi terkait kunjungan Presiden Xi Jinping. (AP Photo/Kin Cheung)

Dalam langkah yang jarang terjadi, Presiden China Xi Jinping mengeluarkan pernyataan yang mendesak pejabat lokal untuk "mempelajari pelajaran mendalam dari insiden tersebut" dan menggandakan upaya untuk mencegah insiden semacam itu.

"Semua wilayah dan departemen terkait harus mengambil pelajaran dari satu sama lain ... menyelidiki berbagai bahaya keselamatan dan mencegah keadaan darurat besar," katanya.

Kecelakaan industri sering terjadi di China karena standar keselamatan yang lemah dan korupsi di antara pejabat yang ditugaskan untuk menegakkannya.

Ledakan itu terjadi sehari setelah delapan orang tewas dan tiga lainnya terluka ketika metil format beracun bocor dari fasilitas penanganan bahan kimia di kota barat daya Guiyang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya