Liputan6.com, New York City - Di saat 'penggemar dunia antariksa' berlomba-lomba mengarungi Planet Mars dan Venus. Studi baru-baru ini menemukan adanya tanda mikroba dan gas metana di Saturnus.
Pesawat antariksa Cassini berhasil mengumpulkan data tentang komposisi kimia dari gumpalan air yang meletus dari Enceladus. Ia menemukan jumlah metana yang sangat tinggi. Di mana gas metana yang sering dikaitkan dengan kehidupan di Bumi.
Baca Juga
Sebagaimana yang dilansir dari Cnet pada Jumat (09/07/2021). Pesawat milik NASA itu juga mencatat hasil konsentrasi molekul dihidrogen dan karbon dioksida yang relatif tinggi.
Advertisement
Regis Ferriere, Ahli biologi di Universitas Arizona pada Selasa (06/07/2021), mengatakan keinginan tahunya lebih lanjut apakah bisa mikroba yang mirip di Bumi yang 'memakan' dihidrogen dan menghasilkan metana. Dapat menjelaskan jumlah metana yang terdeteksi secara mengejutkan itu oleh Cassini.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan Enceladus memiliki bahan untuk mendukung kehidupan. Enceladus memiliki laut dibawah dengan permukaan sumber yang panas. Para ilmuwan melihat kemungkinan paralel antara gumpalan Enceladus dan ventilasi hidrotermal di dasar laut Bumi.
Bukan Berarti Ada Kehidupan
Ferriere dan rekan penelitinya menerapkan model matematika untuk menentukan proses apa yang mungkin menjelaskan data metana Cassini. Mereka menyimpulkan bahwa data Cassini membuat hasil konsisten yang baik dengan aktivitas lubang hidrotermal mikroba. Atau dengan proses yang tidak melibatkan bentuk kehidupan tetapi berbeda dari yang diketahui terjadi di Bumi.
Dalam penemuannya ini, bukan berarti para peneliti menyatakan adanya kehidupan di Enceladus. Namun, mereka mengatakan mikroba kemungkinan bisa menjadi salah satu penjelasan untuk data tersebut. Untuk itu, mereka perlu melakukan penelitian lebih lanjut guna menentukan apakah pencariannya dalam misi mencari kehidupan di luar Bumi, terutama di bulan Saturnus.
Enceladus bukan satu-satunya tempat di tata surya dengan misteri metana. NASA sedang mengerjakan alasan dibaliknya penjelajah Curiosity mendeteksi metana di dekat tanah di Mars. Padahal pesawat antariksa yang mengorbit gagal menemukan gas lebih tinggi di atmosfer.
Pencarian tanda-tanda mikroba Mars adalah misi mulia. Kemungkinan akan lebih mudah mencapai daripada mencari tahu persis apa yang terjadi dengan Enceladus.
"Mencari mikroba semacam itu, yang dikenal sebagai metanogen, di dasar laut Enceladus akan membutuhkan misi penyelaman lebih dalam dan sangat menantang. Di mana sulit dicapai selama beberapa dekade," tandas Ferriere.
Reporter: Bunga Ruth
Advertisement