Olimpiade Tokyo 2020 Dihantui Ancaman Topan, Badai Tropis Nepartak

Para peramal cuaca mengatakan Badai Tropis Nepartak terbentuk di pantai timur Jepang dan bisa melanda Tokyo, Senin (26/7) malam atau Selasa (27/7).

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jul 2021, 07:01 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2021, 07:01 WIB
Foto: Menilik Sepintas Beberapa Venue Olimpiade Tokyo 2020, Perpaduan antara Futuristik dan Budaya Khas Jepang
Stadion Nasional Jepang merupakan salah satu venue yang terletak di Kasumigaoka, Shinjuku, Tokyo, Jepang. Venue ini akan digunakan untuk cabang olah raga sepak bola, atletik, dan menjadi tempat pembukaan dan penutupan Olimpiade Tokyo 2020. (Foto: AFP/Behrouz Mehri)

Liputan6.com, Tokyo - Para peramal cuaca mengatakan Badai Tropis Nepartak terbentuk di pantai timur Jepang dan bisa melanda Tokyo, Senin (26/7) malam atau Selasa (27/7).

Masih terlalu dini untuk mengetahui dengan pasti jalur yang akan dilalui badai itu. Tapi sekalipun Tokyo tak dilewati secara langsung, badai itu akan tetap berdampak pada Olimpiade, terutama olahraga air.

Accuweather mengatakan indikasi awal mengisyaratkan Nepartak akan mengenai daratan sebagai badai tropis, meski masih ada kemungkinan menguat sebagai topan setibanya di darat.

Badai itu membuat penyelenggara Olimpiade terpaksa mengubah jadwal olahraga dayung dari Senin (26/7) menjadi Minggu (1/8).

"Olahraga luar ruangan akan sangat berisiko, karena hujan lebat dan angin kencang bisa menyebabkan pertandingan ditunda," kata pakar meteorologi Accuweather Jake Sojda dalam pernyataan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengaruh Cuaca terhadap Jalannya Kompetisi

Jepang Konfirmasi Lebih dari 430 Kasus Baru COVID-19
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung untuk membantu mengekang penyebaran virus corona berjalan di depan logo Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, Selasa (22/6/2021). Ibu kota Jepang mengkonfirmasi lebih dari 430 kasus virus corona baru pada hari Selasa. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Cuaca telah mempengaruhi Olimpiade. Banyak atlet berkompetisi di tengah musim panas yang terik.

Suhu pada siang hari mencapai 33 derajat Celcius dengan kelembaban tinggi. Sebagian pengamat mengatakan ini mungkin salah satu Olimpiade Musim Panas yang paling panas sepanjang catatan sejarah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya