Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong pada Selasa (3/8) mengatakan bahwa Korea Selatan berjanji akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN dalam menangani pandemi COVID-19.
Hal itu ia sampaikan dalam pidato pembukaannya bagi pertemuan virtual tingkat menteri antara Korea Selatan dan kesepuluh anggota ASEAN.
Baca Juga
"Dalam perjuangan kita melawan COVID-19, tidak satupun negara aman sebelum setiap negara aman," kata Chung, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (5/8/2021).
Advertisement
Ia kemudian menyerukan "solidaritas dan kerja sama global yang kuat" untuk memerangi COVID-19.Â
Chung melanjutkan, bahwa "Untuk mengatasi pandemi dan menciptakan masa depan yang lebih baik, Republik Korea akan bekerja bersama dengan para anggota ASEAN dengan sepenuhnya berinvestasi dalam prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam New Southern Policy Plus (Kebijakan Selatan Baru Plus), menyelaraskannya dengan tujuan-tujuan dalam Kerangka Kerja Pemulihan Komprehensif ASEAN".
Chung dijadwalkan bergabung dalam pertemuan virtual lainnya dengan ASEAN pekan ini, termasuk di antaranya pertemuan ASEAN Plus Tiga dengan China dan Jepang, dan Forum Regional ASEAN, di mana Korea Utara kemungkinan juga akan ikut berpartisipasi.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Korea Selatan Deteksi Kasus Pertama COVID-19 Varian Delta Plus
Dikutip dari Channel News Asia, Korea Selatan pada Selasa (3/8) mendeteksi dua kasus pertama COVID-19 terkait varian baru Delta Plus.Â
Hal itu diungkapkan oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) - ketika negara itu berjuang dengan gelombang infeksi keempat secara nasional.
Varian Delta Plus adalah sub-garis dari Virus Corona varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India, dan telah memperoleh mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yang juga ditemukan dalam varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Laporan kasus Delta Plus sejauh ini sedikit, dan beberapa negara, termasuk Inggris, Portugal dan India, telah melaporkan beberapa kasus terkait varian tersebut.
"Kasus pertama (di Korea Selatan) diidentifikasi pada seorang pria berusia 40-an yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini," kata KDCA kepada kantor berita Reuters melalui pesan teks.
Hasil tes pada orang yang pernah melakukan kontak dengan pria tersebut menunjukkan bahwa salah satu anggota keluarganya dinyatakan positif COVID-19, namun KDCA tidak memastikan pasien tersebut terinfeksi varian Delta Plus.
"Kasus kedua ditemukan pada pelancong luar negeri," terang KDCA.
Advertisement