Liputan6.com, Jakarta Seminggu setelah Taliban mengambilalih Afghanistan, setidaknya 28.000 orang telah dievakuasi. Sementara puluhan ribu lainnya masih menunggu, demikian dilansir dari laman Al Jazeera, Senin (23/8/2021).
Ribuan orang telah mencoba melarikan diri dari Afghanistan. Banyak pula yang tewas terbunuh, karena orang Afghanistan takut akan pembalasan dan kembalinya aturan ketat Taliban yang merebut kembali negara itu akhir pekan lalu setelah 2 dekade.
Baca Juga
Kerumunan besar berada di bandara bersama panasnya cahaya matahari dan debu selama seminggu terakhir, menghambat operasi ketika Amerika Serikat dan negara-negara lain berusaha mengevakuasi ribuan diplomat dan warga sipil mereka, beserta warga Afghanistan yang bekerja untuk mereka.
Advertisement
Para orangtua dan anak-anak nekat mendorong reruntuhan dinding beton saat mereka berusaha melarikan diri.
Menurut pernyataan resmi dan laporan lokal, setidaknya 28.000 orang telah dievakuasi sejauh ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Taliban Salahkan AS
AS, yang telah menempatkan ribuan tentara untuk mengamankan bandara, telah menetapkan batas waktu untuk menyelesaikan evakuasi, yakni tanggal 31 Agustus. Namun, terdapat lebih dari 15.000 orang Amerika dan 50.000 hingga 60.000 sekutu Afghanistan yang perlu dievakuasi, menurut pemerintahan Biden.
Mayor Jenderal Angkatan Darat, William Taylor, dengan staf gabungan militer AS, mengatakan pada pentagon bahwa 5.800 tentara AS tetap berada di bandara dan bahwa fasilitas tersebut tetap aman.
Abdul Qahar Balkhi dari Komisi Kebudayaan Taliban menyalahkan AS atas kekacauan di bandara, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera.
“Sangat disayangkan orang-orang bergegas ke bandara seperti saat ini,” kata Balkhi.
“Kami telah mengumumkan amnesti umum untuk semua orang, di pasukan keamanan dari tigkat senior maupun junior. Ketakutan ini, histeria yang telah terjadi ini tidak berdasar,” tambahnya.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, pada hari Sabtu menyatakan bahwa 13 negara sejauh ini setuju untuk menampung sementara warga Afghanistan.
Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa calon pengungsi Afghanistan yang berpotensi yang belum diizinkan untuk bertansmigarasi di AS akan ditempatkan di fasilitas di Albania, Kanada, Kolombia, Kosta Rika, Chili, Kosovo, Makedonia Utara, Meksiko, Polandia, Qatar, Rwanda, Ukraina dan Uganda.
Negara transit juga termasuk Bahrain, Inggris, Denmark, Jerman, Italia, Kazakhstan, Kuwait, Qatar, Tajikistan, Turki, Uni Emirat Arab dan Uzbekistan.
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement