Novelis Haruki Murakami Kritik Penanganan Pandemi COVID-19 PM Jepang Via Siaran Radio

Murakami mengatakan Yoshihide Suga mengabaikan lonjakan COVID-19

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2021, 08:00 WIB
Yoshihide Suga (wikimedia commons)
Yoshihide Suga (wikimedia commons)

Liputan6.com, Tokyo - Novelis asal Jepang, Murakami, mengkritik perdana menteri negaranya dalam acara radio bulanannya pada Minggu 29 Agustus 2021. Ia mengatakan Yoshihide Suga telah mengabaikan lonjakan COVID-19 dan kekhawatiran publik mengenai pandemi.

Murakami mengutip dari komentar Suga, "jalan keluar sekarang di depan mata kita setelah terowongan panjang," dibuat tepat sebelum Olimpiade Tokyo yang tertunda pandemi bulan lalu.

Melansir dari laman AP News, Kamis (2/9/2021), sejak Olimpiade 2020 dilaksanakan, kasus baru COVID-19 setiap harinya meningkat 5 kali lipat secara nasional, dan lebih dari 3 kali lipat di Tokyo.

"Jika dia (PM Jepang) benar-benar melihat jalan keluar, matanya pasti sangat bagus untuk orang seusianya. Saya seumuran dengan Pak Suga, tetapi saya tidak melihat jalan keluar sama sekali," ujar Murakami.

"Sepertinya ia tidak mendengarkan orang lain, dan mungkin hanya memiliki mata yang berfungsi dengan baik, atau dia hanya melihat apa yang ingin ia lihat," lanjut novelis 72 tahun itu.

Sebelumnya, Murakami mengkritik sejumlah politikus karena membaca teks yang disiapkan oleh birokrat dan tidak mengomunikasikannya dengan pesan yang kuat sehingga dapat menggapai hati orang.

"Sementara kita masih belum melihat jalan keluar, kita harus bertahan sampai kita benar-benar melihat jalan keluar, sementara itu, kita memanfaatkan semua yang tersedia," kata Murakami.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Herd Immunity Menjadi Tak Mungkin Karena Varian Delta

Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela))
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela)

PM Suga, yang dipandang terlalu optimis tentang kemajuan vaksin COVID-19, tetapi menghadapi kritik dengan mengadakan Olimpiade dan Paralimpiade meskipun masalah kesehatan yang meluas dan protes publik. Peringkat dukungan untuk pemerintahannya telah menukik ke bawah hingga 30% bulan ini, dari sekitar 70% segera setelah pelantikannya September 2020 lalu.

PM Suga pekan lalu memperluas langkah-langkah darurat COVID-19 yang mencakup sekitar ¾ wilayah Jepang.

Saat PM Suga memperluas tindakan darurat, ia mengatakan perawatan infus koktail yang baru-baru ini diluncurkan sebagai senjata baru. Ia juga memuji kecepatan vaksinasi COVID-19 Jepang sejak akhir Mei karena melebihi target 1 juta dosis harian, meski awalnya tertunda dan lambat.

Sejauh ini sekitar 44% penduduk Jepang telah divaksinasi COVID-19 lengkap.

PM Suga mengatakan ia berharap untuk memberi vaksinasi sepenuhnya pada semua orang yang memenuhi syarat dan bersedia pada bulan Oktober atau November. Namun, para ahli mengatakan kekebalan kelompok atau herd immunity akan jadi tidak mungkin karena varian delta yang sangat menular.

Murakami mulai menulis sambil menjalankan bar jazz di Tokyo setelah lulus dari universitas. Setelah novel debutnya tahun 1979 "Hear the Wind Sing," roman 1987 "Norwegian Wood" menjadi buku terlaris pertamanya, menjadikannya sebagai bintang sastra muda. Dia juga dikenal dengan buku terlaris seperti "A Wild Sheep Chase," "The Wind-up Bird Chronicle," dan "1Q84."

Program “Murakami Radio” dimulai pada Agustus 2018 di Tokyo FM. Dalam program rekaman hari Minggu, “Music in Murakami,” ia memainkan lagu berdasarkan permintaan penggemar.

Musik adalah motif penting dalam cerita Murakami. Seorang pendengar dan kolektor musik yang rajin, ia juga telah menulis buku tentang topik tersebut, termasuk salah satunya tentang musik klasik yang diterbitkan pada bulan Juni.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya