Sekjen PBB Harap Dialog dengan Taliban Bisa Cegah Lebih Banyak Korban

Sekjen PBB Antonio Guterres mengharapkan adanya dialog dengan Taliban untuk mencegah korban kematian lebih banyak lagi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Sep 2021, 17:29 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2021, 17:29 WIB
Menengok Kondisi Menyedihkan Kamp Pengungsi di Kabul
Seorang wanita menjemur pakaiannya di atap yang menghadap kota Kabul di Kabul, Afghanistan (28/11/2019). Puluhan ribu warga Afghanistan yang terlantar secara internal tinggal di kamp-kamp, yang kekurangan fasilitas dasar, di Afghanistan. (AP Photo/Altaf Qadri)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memohon kepada masyarakat internasional untuk mempertahankan dialog dengan Taliban di Afghanistan. Hal itu disampaikan dalam wawancara dengan AFP pada Kamis 9 September 2021.

Guterres memperingatkan bahwa "keruntuhan ekonomi" dengan kemungkinan jutaan kematian harus dihindari. 

"Kita harus menjaga dialog dengan Taliban, di mana kita menegaskan prinsip kita secara langsung - dialog dengan rasa solidaritas dengan rakyat Afghanistan," katanya seperti mengutip Channel News Asia, Jumat (10/9/2021).

"Tugas kami adalah untuk memperluas solidaritas kami kepada orang-orang yang sangat menderita, di mana jutaan orang berisiko mati kelaparan," tambah Guterres.

Sekjen PBB mengatakan "tidak ada jaminan tentang apa yang mungkin keluar dari pembicaraan, tetapi bahwa diskusi adalah suatu keharusan jika kita ingin Afghanistan tidak menjadi pusat terorisme, jika kita ingin perempuan dan anak perempuan tidak kehilangan semua hak yang diperoleh selama periode sebelumnya, jika kita ingin kelompok etnis yang berbeda dapat merasa terwakili."

"Sampai saat ini, dalam diskusi yang kami lakukan, setidaknya ada penerimaan untuk berbicara," tambah Guterres, yang tidak menutup kemungkinan akan pergi ke Afghanistan suatu hari nanti jika kondisinya benar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemerintahan Inklusif Afghanistan

Tentara Afghanistan dalam perang melawan Taliban (AP/Rahmat Gaul)
Tentara Afghanistan dalam perang melawan Taliban (AP/Rahmat Gaul)

PBB menginginkan adanya "pemerintahan inklusif," di mana semua komponen masyarakat Afghanistan terwakili, dan "pemerintah pendahuluan pertama" yang diumumkan beberapa hari lalu "tidak memberikan kesan seperti itu," tambahnya, dengan menyesal.

"Kita perlu menghormati hak asasi manusia, perempuan dan anak perempuan. Terorisme tidak boleh memiliki basis di Afghanistan untuk melancarkan operasi di negara lain dan Taliban harus bekerja sama dalam perjuangan melawan narkoba," tambah Guterres.

Dia mengatakan Afghanistan harus diatur "dalam perdamaian dan stabilitas, dengan hak-hak rakyat dihormati."

Guterres menambahkan bahwa Taliban ingin pengakuan, dukungan keuangan dan sanksi dihapuskan.

"Itu memberikan pengaruh tertentu kepada komunitas internasional," katanya, seraya menambahkan bahwa "situasi keruntuhan ekonomi yang dapat menciptakan konsekuensi kemanusiaan yang mengerikan" harus dihindari.

Guterres menyarankan bahwa, seperti halnya Yaman, adalah mungkin untuk meramalkan pemberian "instrumen keuangan" ke Kabul yang tidak akan dikenakan sanksi saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya