Uni Eropa Akan Sanksi Perusahaan Transportasi yang Bantu Migran Ilegal

Sanksi pada perusahaan transportasi yang membantu menyelundupkan orang ke Uni Eropa (UE) melalui Belarus.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Nov 2021, 14:31 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2021, 14:31 WIB
Potret Migran dari Timur Tengah di Perbatasan Belarusia – Polandia
Migran dari Timur Tengah dan tempat lain berkumpul di perbatasan Belarus-Polandia dekat Grodno, Belarus, Senin (8/11/2021). Polandia meningkatkan keamanan di perbatasannya dengan Belarus, di perbatasan timur Uni Eropa. (Leonid Shcheglov/BelTA via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Eropa telah mengusulkan langkah-langkah yang ditargetkan untuk memberi sanksi pada perusahaan transportasi yang dikatakan telah membantu menyelundupkan orang ke Uni Eropa (UE) melalui Belarus.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan pada Selasa (23/11).

Berbicara kepada Parlemen Eropa, von der Leyen mengatakan bahwa langkah-langkah itu akan membuat daftar hitam perusahaan transportasi mana pun yang terlibat dalam membantu memindahkan migran dari mengakses wilayah udara UE, mendarat di bandara, tiba di pelabuhan, atau melintasi wilayah UE.

"Ada agen perjalanan khusus yang menawarkan penawaran lengkap: visa, penerbangan, hotel, taksi dan bus ke perbatasan. Mari kita perjelas: para migran ini disesatkan dengan janji palsu," katanya.

Wakil Presiden Komisi Margaritis Schinas mengatakan, situasinya adalah orang-orang ini hanya menjual kebohongan dan bekerja bersama jaringan penyelundupan internasional. "Ini bukan ancaman atau krisis migrasi, ini masalah keamanan, jadi kita harus menghadapinya seperti itu," tambah Schinas.

Jika diadopsi, langkah-langkah tersebut akan menambah tekanan pada Belarus untuk meredakan krisis migran di negara-negara Uni Eropa yang berbatasan dengan Belarus, termasuk Latvia, Lithuania dan Polandia.

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Belarus Alexander Lukashenko meminta UE untuk bekerja sama dengan Minsk untuk menyelesaikan krisis migran selama berbulan-bulan yang telah menewaskan lebih dari 10 orang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bentrokan Migran dan Pasukan Keamanan

FOTO: Ratusan Migran Mogok Makan dan Duduki Gereja di Brussel
Relawan paramedis mengevakuasi migran yang mogok makan ke rumah sakit saat ia menduduki Gereja Saint-Jean-Baptiste-au-Beguinage di Brussel, Belgia, Rabu (2/6/2021). Para migran menyerukan lebih banyak inisiatif untuk memungkinkan mereka bekerja. (Kenzo TRIBOUILLARD/AFP)

Sejak Agustus 2021, ribuan migran, kebanyakan dari negara-negara yang dilanda perang di Timur Tengah, terdampar di perbatasan antara Belarus dan tetangganya, berusaha memasuki wilayah UE. Namun, lebih banyak migran tiba di sisi perbatasan Belarus dengan Polandia awal bulan ini.

Bentrokan pecah pekan lalu antara tentara Polandia yang menggunakan meriam air dan para migran yang melemparkan batu. Ketegangan serupa juga terjadi di perbatasan Belarus dengan Latvia dan Lituania.

Putin dan Lukashenko menyatakan "keprihatinan serius atas tindakan brutal yang tidak dapat diterima" dari penjaga perbatasan Polandia terhadap para migran, kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kremlin.

Uni Eropa telah menyalahkan Belarus atas krisis tersebut, sementara Minsk membantah tuduhan itu dan mengatakan siap untuk melakukan pembicaraan.


Infografis Kebijakan Anti-Imigran Trump

infografis kebijakan anti-imigran Trump
Kebijakan Anti-Imigran Donald Trump
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya