Liputan6.com, Washington, DC - Berdasarkan survei terbaru Pew Research Center, kelompok warga AS yang tidak beragama tercatat naik selama 10 tahun terakhir. Kini, 29 persen warga mengaku tak punya agama.
Dilaporkan AP News, Rabu (15/12/2021), kelompok itu adalah orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai ateis, agnostik, atau tak menyebut agama spesifik.
Advertisement
Baca Juga
Bedanya ateisme dan agnostik adalah agnostik masih di "tengah-tengah" dalam hal kepercayaan.
Angka grup yang tak beragama di AS naik dari 23 persen di 2016, dan 19 persen di 2011.
Peneliti agama dan spiritualitas menyebut jika kelompok tersebut merupakan agama, maka jumlah mereka melebihi kelompok agama lainnya.
"Apabila orang-orang yang tak terafiliasi itu adalah agama, mereka akan menjadi kelompok agama terbesar di Amerika Serikat," jelas Elizabeth Drescher, adjunct profesor di Santa Clara University.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Hanya Orang Kota
Apabila dulu orang-orang yang tidak beragama mayoritas berada di wilayah perkotaan atau pesisir AS, kini mereka tersebar di seantero AS.
Menurut survei the Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research, ada 30 persen warga AS yang merasakan koneksi dengan Tuhan atau sebuah kekuatan yang lebih tinggi.
Ada juga 19 persen yang berkata agama relatif penting, meski mereka sendiri tak punya afilisasi agama.
Lebih lanjut, sekitar 12 persen menyebut diri mereka religius dan spiritual. Tapi, ada pula 28 persen yang berkata mereka spiritual, namun tak religius.
Hampir 60 persen berkata agama tidak terlalu penting dalam keluarga mereka ketika mereka tummbuh dewasa.
Advertisement
Tetap Berdoa
Meski demikian 30 persen orang-orang yang tak beragama bermeditasi, tetapi tetap berdoa secara privat setidaknya beberapa kali sebulan.
Ada juga sedikit yang tetap berkonsultasi dengan pemimpin religi atau spiritual.
Pakar menilai ada orang-orang tak beragama, namun tetap berdoa, bahkan ibadahnya campur-campur. Meski demikian, mereka tidak tertarik untuk bergabung sepenuhnya dengan komunitas agama tertentu.
"Ada orang-orang yang melaksanakan, entah itu dalam tradisi satu agama yang kita kenali, atau beberapa tradisi agama," ujar Drescher.
"Mereka tidak tertarik pada keanggotaan di komunitas-komunitas itu secara formal atau mengidentifikasikan diri sebagai orang dari agama tersebut," jelasnya.
Survei AP-NORC melibatkan 1.083 orang dewasa dan dilaksanakan pada 21-25 Oktober 2021. Sampelnya dirancang agar mewakili populasi AS.
Margin of sampling error adalah plus/minus 4 persen poin.
Survei Pew melibatkan 3.937 responden pada 29 Mei-25 Agustus 2021. Margin of sampling error adalah plus/minus 2,1 persen poin.
Infografis COVID-19:
Advertisement