Belasan Orang Tewas Akibat Ledakan di Area Bisnis dan Industri di Karachi Pakistan

Setidaknya 15 orang tewas dan 16 lainnya luka-luka akibat ledakan di sebuah cabang bank di kawasan industri di Karachi, Pakistan, pada Sabtu 18 Desember 2021, kata kepolisian setempat.

oleh Hariz Barak diperbarui 19 Des 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Des 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi ledakan (pixabay)
Ilustrasi ledakan (pixabay)

Liputan6.com, Karachi - Setidaknya 15 orang tewas dan 16 lainnya luka-luka akibat ledakan di sebuah cabang bank di kawasan industri di Karachi, Pakistan, pada Sabtu 18 Desember 2021, kata kepolisian setempat.

Seorang perwira polisi senior mengatakan ledakan di cabang Habib Bank Ltd, pemberi pinjaman terbesar Pakistan, diduga disebabkan oleh kebocoran gas, demikian seperti dikutip dari the Guardian, Minggu (19/12/2021).

Polisi Sarfaraz Nawaz juga mengatakan kepada wartawan bahwa bangunan itu tampaknya telah dibangun di atas saluran pembuangan limbah.

"Tim bahan peledak kami sedang bekerja mencoba untuk memastikan sifat ledakan, tetapi tampaknya struktur itu dibangun di saluran pembuangan dan gas bisa menjadi penyebab yang mungkin," katanya.

Dalam sebuah pernyataan di Twitter, pemimpin Bank mengatakan ledakan telah merusak cabangnya dan menyebabkan korban dan luka-luka.

"Simpati kami bersama keluarga yang berduka," tambahnya.

 

Kerusakan Parah

Ledakan Meledak
Ilustrasi Foto Ledakan (iStockphoto)

Sebuah pompa bensin yang terletak di sebelah bank di dalam Sindh Industrial Trading Estate dan mobil-mobil yang diparkir di dekatnya rusak parah.

Tayangan televisi menunjukkan lantai bank luluh lantak, mengekspos kerangkan besi konstruksi yang bengkok.

"Sejauh ini 15 orang telah meninggal dan 16 lainnya dibawa ke rumah sakit," kata administrator Karachi Murtaza Wahab dalam sebuah tweet.

Petugas polisi senior lainnya, Sharjeel Kharal, mengatakan kepada wartawan bahwa tidak segera jelas berapa banyak yang tewas atau terluka dalam ledakan itu karena bank memiliki staf yang bekerja pada hari Sabtu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya