Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pekan lalu mengunjungi Indonesia dan membahas sejumlah isu.
Salah satu pembahasan yang dikabarkan oleh kedua belah pihak yaitu soal upaya Amerika Serikat menegosiasikan normalisasi hubungan Israel dan Indonesia.
Pemberitaan ini bermula dari situs berita Walla dan Axios, mengutip pernyataan dari pejabat Israel yang dikabarkan mengetahui detail diskusi tersebut, demikian dikutip dari laman Times of Israel, Jumat (24/12/2021).
Advertisement
Baca Juga
Blinken dikabarkan mengangkat gagasan itu, agar Indonesia bergabung dengan Kesepakatan Abraham yang disahkan pada masa pemerintahan mantan presiden AS Donald Trump.
Selain pejabat Israel, dua situs berita tersebut juga mengutip seorang pejabat senior AS yang mengatakan bahwa pemerintahan Joe Biden "diam-diam tetapi cukup tekun" untuk memperluas Kesepakatan Abraham.
Laporan itu juga memuat pernyataan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price yang mengatakan; "Kami selalu menjajaki peluang tambahan untuk normalisasi, tetapi kami akan membiarkan diskusi itu tertutup sampai saat yang tepat."
Ia menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri Israel dan Kedutaan Besar Indonesia di Washington menolak berkomentar.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa Respons Kemlu RI
Tim Liputan6.com telah menghubungi Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah. Namun, sejak artikel ini dimuat belum ada respons dari pihak terkait soal pemberitaan tersebut.
Para pejabat AS juga pernah mengatakan kepada The Times of Israel awal tahun ini bahwa pemerintahan Trump telah menempatkan Indonesia dan Mauritania sebagai negara Muslim berikutnya untuk menormalkan hubungan dengan Israel, tetapi kehabisan waktu.
Kesepakatan dengan Jakarta dapat ditandatangani jika Trump memiliki satu atau dua bulan lagi di kantor, sebelum akhirnya kalah dari Biden, kata para pejabat AS saat itu.
Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia. Itu diyakini dapat memberikan "kepentingan simbolis ekstra," bagi pemerintahan Trump, yang menyatakan bahwa konflik Israel-Palestina tidak perlu menjadi penghalang bagi perdamaian antara negara Yahudi dan negara Muslim dan Arab, kata seorang pejabat AS.
Advertisement