Emily in Paris Diprotes Menteri Kebudayaan Ukraina, Ada Apa?

Oleksandr Tkachenko sampaikan protesnya kepada Netflix atas serial Emily in Paris season kedua.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Jan 2022, 12:32 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2022, 12:32 WIB
Emily in Paris Season 2
Emily in Paris Season 2 menghadirkan beragam keseruan baru. (Foto: Netflix)

Liputan6.com, Paris - Menteri Kebudayaan Ukraina Oleksandr Tkachenko menyatakan protes kepada Netflix atas penggambaran karakter seorang perempuan asal Kyiv di serial Emily in Paris.

Serial original Netflix ini mengangkat tema seorang perempuan muda Amerika, diperankan oleh Lily Collins, yang melakukan perjalanan ke ibu kota Prancis untuk bekerja.

Dalam seri terbaru, Petra, seorang wanita Ukraina, mengutil selama perjalanan dengan karakter utama Emily.

Oleksandr Tkachenko menyatakan, gambaran karakter Petra sebagai bentuk"penghinaan, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (3/1/2022).

Petra yang diperankan oleh aktris Ukraina Daria Panchenko juga digambarkan memiliki selera fashion yang buruk dan takut dideportasi.

"Di Emily in Paris, kami melihat ada gambaran seorang wanita Ukraina yang tidak dapat kami terima. Itu sangat menghina," tulis Tkachenko di Telegram.

"Begitukah orang Ukraina terlihat di luar negeri?" kata Oleksandr Tkachenko.

Menurut media Ukraina, Tkachenko telah mengirim surat ke layanan streaming guna mengeluhkan gambaran karakter Petra.

Seorang warga Ukraina di Paris setuju dengan kritikan yang disampaikan oleh Oleksandr Tkachenko.

"Cara Anda memperlakukan citra orang Ukraina di musim kedua Anda, episode ke-4 serial Emily in Paris adalah trik rendah, penuh skandal dan memalukan," tulis Yevheniya Havrylko dalam sebuah posting Instagram, yang telah disukai lebih dari 75.000.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bukan Kali Pertama Dikritik

Emily in Paris Season 2
Emily in Paris Season 2 (Foto: Netflix)

Ini bukan pertama kalinya Emily in Paris dikritik.

Ketika musim pertama dirilis, serial ini dikritik terutama ketika mengangkat soal Prancis, karena mempromosikan citra stereotip kota dan penduduknya.

Serial ini menggambarkan orang Prancis sebagai sosok yang kasar dan sering menipu pasangannya.

Musim kedua dari serial ini juga menampilkan Alfie, stereotip warga Inggris yang menghabiskan waktunya minum-minum di pub dan menonton sepak bola.

Darren Star, pengarang cerita sebelumnya, membela seri pertama, mengatakan dia "tidak menyesal menggambarkan Paris melalui lensa glamor".

Star mengatakan, dia telah melalui pengalamannya sendiri dengan mengunjungi kota tersebut.

"Saya ingin menampilkan Paris dengan cara yang sangat luar biasa yang akan mendorong orang untuk jatuh cinta dengan kota dengan cara yang saya miliki," katanya kepada New York Times.


Infografis Jaringan isis di Belgia dan Prancis

Infografis Jaringan isis di Belgia dan Prancis
Infografis Jaringan isis di Belgia dan Prancis (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya