Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa orang Amerika harus memastikan serangan setahun lalu di Capitol AS "tidak boleh terjadi lagi".
"Satu tahun yang lalu hari ini di tempat suci ini, demokrasi diserang, diserang begitu saja. Kehendak rakyat diserang. Konstitusi kita menghadapi ancaman paling parah," kata Joe Biden dalam pidatonya dari Statuary Hall di luar DPR, demikian dikutip dari Xinhua, Jumat (7/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
"Saya percaya kekuatan kepresidenan dan tujuannya adalah untuk menyatukan bangsa ini, bukan memecahnya. Untuk mengangkat kita, bukan memisahkan kita," kata Biden, menuduh mantan Presiden Donald Trump menyebarkan pesan kebohongan tentang Pemilu 2020, yang meletakkan dasar untuk serangan terhadap Capitol Hill setahun yang lalu.
"Untuk pertama kalinya dalam sejarah kita, seorang presiden tidak hanya kalah dalam pemilihan, dia mencoba untuk mencegah pemindahan kekuasaan secara damai," kata Biden.
"Dan pada hari peringatan ini, kita harus memastikan bahwa serangan seperti itu tidak pernah, tidak akan pernah terjadi lagi," tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Panas Dingin Hubungan Demokrat vs Republik
Dalam sebuah pernyataan tak lama setelah pidato Joe, Trump mengklaim bahwa Biden "menggunakan nama saya hari ini untuk mencoba memecah Amerika lebih jauh," meskipun Biden tidak menyebut nama Trump selama pidatonya.
Satu tahun setelah serangan mematikan di Capitol, Demokrat dan Republik masih berbeda dalam berbagai aspek.
Hal ini akibat penyelidikan kongres terkait insiden itu, menggarisbawahi Kongres yang semakin partisan, negara yang lebih terpecah dan ketidakpercayaan yang tumbuh pada demokrasi Amerika.
Demokrat mengecam kerusuhan Capitol sebagai serangan terhadap demokrasi, sementara sebagian besar Partai Republik meremehkan implikasinya, terutama dugaan peran Trump dalam menghasutnya.
Advertisement