Liputan6.com, Jakarta - Ada angin yang membuat badan kedinginan tiba-tiba merinding. Merasakan adanya kehadiran makhluk astral di dalam rumah pun juga membuat kita merinding.
Hal ini tentu dialami oleh banyak orang. Saat mendengar suara penyanyi yang begitu indah pun terkadang bisa membuat kita terpana dan merinding.
Apa sebenarnya merinding itu? Mengapa kita merasakannya?
Advertisement
Baca Juga
Para ilmuwan memiliki pemahaman yang baik tentang pertanyaan pertama, tetapi mengapa itu terjadi masih sedikit misteri, demikian dikutip dari laman popsci, Sabtu (29/1/2022).
Ketika seekor ayam yang baru disembemlih lalu direbus dan dicabut bulu-bulunya, maka akan terlihat di permukaan kulit ada tonjolan berbeda pada tubuh mereka.
Mekanisme yang menciptakan merinding pada manusia juga cukup sederhana. Pada ujung helai rambut yang paling dekat dengan kulit, yang dikenal sebagai akar, adalah otot-otot kecil yang disebut erector pili.
Ketika otot-otot ini tegang, atau berkontraksi, mereka menyebabkan rambut berdiri tegak.
Yang mengejutkan, para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin mengapa kita merinding. Tetapi mereka berpikir bahwa kemungkinan besar merupakan mekanisme bertahan hidup dari nenek moyang kita.
Di suatu tempat di garis keturunan manusia, kami pernah ditutupi rambut yang jauh lebih tebal, lebih panjang dari sekarang. Ketika manusia purba akan kedinginan, rambut mereka akan terangkat dan terpisah sedikit.
Ini akan menjebak sejumlah kecil udara yang dekat dengan kulit, secara efektif menciptakan lapisan isolasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Merinding dalam Situasi Berbeda
Itu semua masuk akal, tetapi mengapa kita merinding ketika mengalami sesuatu yang menyenangkan, seperti suara musik yang indah?
Mitchell Colver, seorang peneliti di Utah State University, mempelajari merinding dan mengapa mereka terbentuk dalam skenario ketika orang tidak kedinginan.
Secara khusus, ia mempelajari "getaran", atau gelombang kenikmatan yang mengalir di kulit. Ini adalah sensasi yang dirasakan oleh dua pertiga umat manusia.
Teori terakhir, bahwa bagian itu merupakan respons tubuh menghadapi situasi, mekanisme bertahan hidup bawaan yang menyebabkan kita bereaksi dalam milidetik terhadap rangsangan seperti suara tak terduga.
Tanpa harus memikirkannya, benturan itu segera menyebabkan tubuh kita mengerahkan adrenalin, zat kimia yang merangsang peningkatan pernapasan, berkeringat, dan detak jantung.
Adrenalin juga memicu merinding. Colver mengatakan bahwa otak kita telah disetel sedemikian rupa untuk membuat kita tetap hidup.
Advertisement