Rusia Apresiasi Sikap Ramah Indonesia di Tengah Invasi Ukraina

Dubes Rusia mengaku senang karena Indonesia tidak seperti negara-negara lain yang mengambil sikap anti-Rusia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Mar 2022, 17:31 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 17:31 WIB
Paramedis menolong seorang anak yang menjadi korban serangan Rusia di Mariupol.
Paramedis menolong seorang anak yang menjadi korban serangan Rusia di Mariupol. Dok: AP Photo/Evgeniy Maloletka

Liputan6.com, Jakarta - Perwakilan Rusia di Indonesia memberikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia karena tidak bersikap negatif di tengah invasi Ukraina. Pasalnya, banyak negara-negara lain yang tidak ramah kepada Rusia. 

"Kami juga sangat senang sebenarnya bahwa orang-orang Indonesia tidak punya kebencian atau ketidakramahan terhadap Rusia. Terima kasih banyak. Kami bisa merasakannya," ujar Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, pada konferensi pers, Rabu (23/3/2022). 

Tanpa menyebut nama, Dubes Lyudmila Vorobieva berkata ada negara-negara yang sampai mencekal budaya dan musik klasik Rusia.

"Kami tidak melihat hal tersebut di Indonesia, kami sangat menghargainya," jelas Dubes Rusia. 

Dubes Rusia juga kembali mengulang pernyataan tidak menyerang warga sipil di Ukraina. Walau sudah banyak foto dan video kehancuran yang beredar, Dubes Rusia bersikeras banyak kabar itu yang hoaks. 

Orang-orang memeriksa kerusakan setelah serangan sebuah pusat perbelanjaan di Kiev, Ukraina, Senin (21/3/2022). Delapan orang tewas dalam serangan tersebut. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Ketika ditanya mengenai 117 anak-anak Ukraina yang sudah tewas saat invasi, Dubes Rusia mengaku ikut sedih, kemudian membandingkan dengan situasi di lokasi lain. 

"Tapi mengapa tidak ada yang menyebut bahwa ratusan orang yang meninggal di Luhansk dan Donetsk?" ujar Dubes Rusia.

Selain itu, pihak Rusia juga membantah bahwa kota-kota di Ukraina hancur, serta berkata rakyat Ukraina tidak bersembunyi dari Rusia.

Lebih dari 3 Juta Orang Ukraina Jadi Pengungsi

Perang Ukraina memaksa lebih banyak perpisahan yang tidak diinginkan
Ludmila mengucapkan selamat tinggal kepada cucunya Kristina, yang bersama putranya Yaric, meninggalkan stasiun kereta api di Odesa, Ukraina, 22 Maret 2022. Perang Rusia yang tak henti-hentinya di Ukraina memaksa lebih banyak pengungsi untuk meninggalkan rumah mereka. (AP Photo/Petros Giannakouris)

Lebih dari 3,3 juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak invasi, sementara hampir 6,5 juta diperkirakan menjadi pengungsi internal, kata UNHCR. 

Banyak warga yang pergi ke negara-negara tetangga, seperti Polandia. Uni Eropa juga berjanji membuka akses seluas-luasnya bagi rakyat Ukraina. 

Polandia menampung hampir 2 juta pengungsi Ukraina. Laki-laki dewasa tidak diperbolehkan meninggalkan negara, sehingga terjadilah anak-anak kecil mengungsi tanpa bapak mereka. 

Rusia berkata telah membuka koridor kemanusiaan. Namun, Duta Besar Ukraina Vasyl Hamiani berkata lebih banyak masyarakat yang memilih lari ke sisi Ukraina ketimbang Rusia, walaupun daerah Rusia lebih dekat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya