Ade Armando Sempat Muntah Darah Usai Dikeroyok di Lokasi Demo Mahasiswa 11 April

Ade Armando dilaporkan sempat muntah darah usai diserang massa tak dikenal pada demo 11 April.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 12 Apr 2022, 11:53 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2022, 11:25 WIB
Ade Armando Babak Belur
Pegiat media sosial Ade Armando saat diamankan pihak kepolisian dari amukan massa di depan Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022). (FOTO: Dok. Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pakar komunikasi dan dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando menjadi korban serangan massa di demo 11 April 2022. Ade Armando berhasil diselamatkan polisi usai insiden tersebut, dan ternyata ia sempat muntah darah. 

"Ade Armando baru bisa dievakuasi dan sekitar jam 18.00 sampai ke RS," ungkap Nong Darol Mahmada, Sekjen Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) pada Senin (11/4/2022) malam. 

"Dia menderita luka serius di bagian wajah, kepala dan sekujur badannya. Hasil pemeriksaan dokter menunjukan ada pendarahan dalam di bagian kepala. Ade Armando beberapa kali muntah dengan mengeluarkan darah," lanjutnya. 

Ade Armando juga merupakan pegiat di PIS. Ia datang ke lokasi demo di depan Gedung DPR bersama tim PIS. Aktivitas Ade awalnya berjalan lancar dan sempat diwawancarai media massa, kemudian situasi berubah menjadi provokatif jelang pukul 16.00. 

Seorang wanita disebut mendatangi Ade Armando dan memaki-makinya. Nong Darol Mahmada menyebut aksi wanita itu membuat massa di sekitar bergejolak. 

"Pukul 15.41 Ade Armando dan tim kemudian mundur ke dinding pagar DPR. Kemudian didatangi massa yang mendorong-dorong Ade Armando. Kemudian Tim liputan bergeser ke sebelah kiri depan gedung DPR. Mereka hendak meninggalkan lokasi karena sudah tidak kondusif," jelasnya.

"Beberapa saat kemudian dihampiri beberapa orang tidak dikenal, mereka tiba-tiba langsung menyerang. Sebelumnya mereka mengepung Ade dan tim. Sepertinya pengepungan dilakukan untuk menutup penyerangan dari pantauan petugas."

Ade Armando berhasil diamankan ke Gedung DPR dan mendapat pertolongan dokter polisi pada jam 16.00. Saat itu, kondisi Ade Armando masih bisa berkomunikasi dengan pihak keluarganya. 

"Kami berharap pihak aparat secepatnya menangkap pelaku penganiayaan terhadap Ade Armando. Sebab ini bukan insiden biasa. Ini adalah sejenis ancaman bagi siapa saja yang berusaha merawat akal sehat di Indonesia," tegas Nong Darol Mahmada.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ade Armando Tolak Wacana Jokowi 3 Periode

Dosen UI Ade Armando mendatangi Polda Metro Jaya.
Dosen UI Ade Armando mendatangi Polda Metro Jaya, Jumat (8/11/2019). (Merdeka.com/ Tri Yuniwati Lestari)

Ironis bagi Ade Armando mendapat perlakuan demikian, padahal ia juga menolak wacana Presiden Jokowi menjabat tiga periode -- yang juga jadi motif demo mahasiswa hari ini. Pandangan itu telah ia sampaikan jauh-jauh hari melalui sebuah tulisan. 

Upaya perpanjangan jabatan presiden dinilai Ade Armando tidak sesuai dengan konstitusi. 

"Dan tidak pantas kita mengupayakannya. Kalau itu dilakukan, kita mengkhianati demokrasi. Secinta-cintanya kita pada Jokowi, kita tetap harus menjunjung tinggi kesepakatan-kesepakatan yang kita ambil dalam proses memperjuangkan demokrasi," tulis Ade Armando pada Februari 2022, dikutip Senin (11/4/2022). 

Ade Armando juga mengingatkan bahwa dulu ada presiden yang memerintah 30 tahun karena argumen pembangunan, namun hal itu malah berbuah negatif. 

"Kita pernah mengalami era Soeharto. Soeharto dulu juga dipertahankan selama 30 tahun karena argument stabilitas dan keberlanjutan pembangunan. Tapi begitu seorang pemimpin merasa dia punya kekuasaan absolut, tidak tergantikan, dia akan menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. Saya percaya Jokowi bukan tipe pemimpin seperti itu," tulis Ade Armando. 

Lebih lanjut, Ade Armando juga aktif di lembaga survei SMRC. Beberapa waktu lalu, SMRC juga mengumumkan bahwa wacana penundaan pemilu tidak populer di kalangan masyarakat.

Belum jelas apa motif pelaku yang memprovokasi serangan kepada Ade Armando di demo mahasiswa 11 April ini. Namun, wajah pelaku tampak jelas di kamera dan tersebar di berbagai media.

 

Alasan Ade Armando ke Lokasi Demo

Ade Armando Dipukuli saat Datang ke Lokasi Demo
Ade Armando Dipukuli saat Datang ke Lokasi Demo

Ade Armando diketahui mendatangi Gedung DPR/MPR RI, Senin 11 April. Dia mengaku tidak berniat ikut aksi.

"Saya tidak ikut demo. Tetapi saya mantau dan saya ingin menyatakan mendukung," ujar Ade kepada wartawan di lokasi.

Dia menolak perpanjangan masa jabatan presiden. Pasalnya, pemerintah, KPU, dan DPR sepakat pemungutan suara jatuh pada 14 Februari 2024.

"Siapa pun partai politik masih berpikir untuk memperpanjang 3 periode harus tahu bahwa masyarakat enggak suka sama itu," kata Ade Armando.

Awalnya, Ade Armando tengah menjalani proses wawancara dengan awak media. Namun tak lama berselang ada massa yang mengetahui keberadaan Ade Armando.

Saat prosesi wawancara berlangsung, massa aksi langsung meneriaki Ade Armando. "Buzzer, munafik, penghianat, bulan puasa, sadar kamu sadar," demikian teriakan para massa untuk Ade Armando.

Bahkan, ada juga massa yang berteriak agar Ade Armando dibunuh. "Bunuh saja, halal darahnya penghina Islam," teriakan para massa aksi.

Moeldoko Minta Pelaku Dicari

Wawancara Kepala Staf Presiden Moeldoko Dengan KLY
Kepala Staf Presiden Moeldoko saat wawancara dengan KLY di Jakarta, Rabu (16/1). Dalam wawancara tersebut Moeldoko memaparkan kinerja kerja pemerintahan Jokowi-JK hingga saat ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengecam insiden pengeroyokan aktivis Ade Armando saat aksi demonstrasi di Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022).

Dia menyebut kejadian itu sebagai tindakan para pengecut dan mencoreng wajah demokrasi.

"Saya mengecam tindakan anarkis para pengeroyok terhadap saudara Ade Armando," kata Moeldoko dikutip dari siaran persnya.

Dia menekankan bahwa pemerintah terbuka menerima kritik dan masukan dari masyarakat melalui berbagai saluran, termasuk melalui unjuk rasa.

Sayangnya, unjuk rasa yang sebelumnya berjalan tertib malah tercoreng dengan tindakan anarkis. Akibatnya, dosen Universitas Indonesia (UI) yang juga pegiat media sosial Ade Armando, dikeroyok pengunjukrasa lainnya.

Moeldoko pun meminta aparat keamanan tidak ragu-ragu mengambil tindakan tegas. "Cari (pelakunya), temukan, dan tindak tegas," jelas dia.

Sebelumnya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) meminta aparat kepolisian serius menangani kasus penganiayaan Dosen UI Ade Armando.

Pegiat media sosial itu diketahui babak belur dalam aksi yang digelar di depan Gedung DPR/MPR RI.

"Kami selaku Pimpinan FISIP UI mengharapkan perhatian dan upaya penegak hukum untuk menangani kasus pengeroyokan ini dengan sebenar-benarnya," demikian pernyataan FISIP UI melalui akun Instagram resmi @fisip_ui dikutip, Senin (11/4/2022).

FISIP UI menyebut, kemaslahatan Ade Armando yang merupakan dosen tetap pada Departemen Komunikasi menjadi perhatian FISIP UI. Sementara terkait dengan pernyataannya selama ini melalui media sosial merupakan kewenangan pribadi Ade Armando.

"Sungguhpun kehadiran dan pernyataan-pernyataan beliau berada di ranah pribadi yang bersangkutan. FISIP UI prihatin dan memberikan atensi penuh atas kasus pengeroyokan yang terjadi pada Ade Armando," demikian pernyataan FISIP UI.

Infografis Demo 11 April 2022 dan Tuntutan Mahasiswa. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Demo 11 April 2022 dan Tuntutan Mahasiswa. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya