Menlu Inggris: Rusia Bela Tindakan Barbar dengan Hak Veto

Menlu Inggris berkata era Uni Soviet lebih rasional ketimbang tindakan Vladimir Putin.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Apr 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2022, 21:00 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin. Dok: Instagram Kedutaan Besar Rusia di Jakarta @rusemb_indonesia

Liputan6.com, London - Menteri Luar Inggris Liz Truss menyebut bahwa tindakan internasional Uni Soviet masih lebih rasional ketimbang Presiden Rusia saat ini, Vladimir Putin. Rusia dituduh menggunakan hak veto untuk mendukung tindakan barbar. 

“Mereka (Uni Soviet) berperilaku dengan semacam rasionalitas di panggung dunia. Mereka dapat tetap berpegang pada kesepakatan ketika mereka melihat risiko terhadap stabilitas strategis, seperti yang mereka lakukan dengan Perjanjian Rudal Anti-Balistik. Mereka akan mengurangi eskalasi ketika mereka dihadapkan dan dipanggil, seperti Krisis Rudal Kuba 60 tahun yang lalu. Dan mereka memperhatikan reputasi global mereka. Tak satu pun dari faktor-faktor ini berlaku untuk Putin," ujar Liz Truss seperti dikutip rilis resmi Kedutaan Besar Inggris, Jumat (29/4/2022). 

Rusia saat ini juga anggota Dewan Keamanan PBB yang punya hak veto. Negara yang punya hak veto bisa memblokir kebijakan yang diambil DK PBB. 

“Rusia dapat memblokir tindakan efektif apa pun di Dewan Keamanan PBB. Putin melihat vetonya sebagai lampu hijau untuk barbarisme. Dia meninggalkan Undang-Undang Pendiri NATO-Rusia dan Perjanjian tentang Angkatan Bersenjata Konvensional di Eropa. Dia telah melanggar berbagai tindakan pengendalian senjata," kata Liz Truss.

Ia pun menyebut kemenangan Ukraina adalah hal yang penting bagi semua pihak. Sanksi Inggris ekonomi dinilai berhasil melemahkan Rusia. 

“Sanksi kami telah membuat Rusia menghadapi kegagalan membayar hutang luar negeri pertamanya selama satu abad. Kita perlu melangkah lebih jauh. Seharusnya tidak ada tempat bagi Putin untuk mendanai perang yang mengerikan ini. Itu berarti memotong impor minyak dan gas untuk selamanya," ujar Liz Truss.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mencari Mitra

Monumen Persahabatan Rusia-Ukraina Dihancurkan
Monumen persahabatan Ukraina dan Rusia yang dihancurkan. (Genya Savilov/AFP)

Inggris lantas menyerukan koalisi mitra yang luas, yang dibutuhkan karena dunia sangat saling terhubung saat ini. Ada 141 negara telah menentang tindakan Putin di Ukraina - dari Afghanistan hingga Yaman, Arab Saudi hingga Myanmar. Truss mengatakan bahwa di dunia saat ini kita membutuhkan keamanan Euro-Atlantik dan Indo-Pasifik.

“NATO dengan pandangan global, siap untuk mengatasi ancaman global,” ujar Liz Truss.

Dia menyayangkan bahwa invasi Putin ke Ukraina berarti sistem saat ini telah gagal untuk mencegah agresi, dan sebuah perubahan diperlukan. Kita tidak bisa mempertaruhkan hasil yang serupa.

Truss menyesalkan bahwa G20 akan merasa lebih sulit untuk berfungsi sebagai badan ekonomi yang efektif sementara Rusia tetap berada di meja karena Putin adalah “oknum yang tidak tanpa memperhatikan memperdulikan norma-norma internasional.”

Pihak Inggris berkata halit tidak akan menghentikan sebagian besar komunitas internasional untuk bekerja sama.

“Di dunia di mana aktor jahat mencoba melemahkan institusi multilateral, kita tahu bahwa kelompok bilateral dan plurilateral akan memainkan peran yang lebih besar," ujarnya.

Jokowi: Presiden Putin Nyatakan Siap Hadir KTT G20 di Bali

Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Vladimir Putin. (AFP)

Sementara itu, perhelatan G20 akan dilangsungkan di Bali pada November mendatang. Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bakal hadir langsung dalam pertemuan tersebut.

"Presiden Putin menyampaikan terima kasih atas undangan KTT G20 dan beliau menyatakan akan hadir," kata Jokowi dalam keterangan persnya kepada awak media, Jumat (29/4/2022).

Kabar kehadian Putin untuk hadir, diperoleh Jokowi usai keduanya melakukan sambungan telepon. Selain memberi konfirmasi kehadiran, Jokowi juga menyampaikan agar Putin segera mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

"Saya kembali menekankan pentingnya perang segera diakhiri. saya juga menekankan agar solusi damai dapat terus dikedepankan dan Indonesia siap berkontribusi untuk upaya damai tersebut," jelas Jokowi.

Kepada Jokowi, Putin mengaku tengah mengusahakan hal tersebut. Menurut Putin, proses negoisasi terus dilakukan antara kedua pihak.

"Perbincangan bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Rusia memberikan update mengenai situasi di Ukraina termasuk proses negosiasi yang terus berlangsung antara Rusia dan Ukraina," Jokowi menutup.

Sebelumnya, Jokowi berbincang melalui sambungan telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mereka membicarakan terkait situasi di Ukraina serta kerja sama G20.

"Bertukar pandangan melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin @KremlinRussia_E membahas tentang situasi di Ukraina serta kerja sama G20," kata Jokowi dikutip dalam akun twitternya, Jumat (29/4/2022).

Hentikan Perang

Melihat Kota Mariupol Usai Digempur Rusia
Kendaraan yang rusak terlihat di Pabrik Metalurgi Illich Iron & Steel Works, saat asap mengepul dari Metallurgical Combine Azovstal selama pertempuran sengit, di daerah yang dikendalikan pasukan separatis yang didukung Rusia di Mariupol, Ukraina (19/4/2022). (AP Photo/Alexei Alexandrov)

Pada perbincangan itu, Jokowi juga berpesan agar perang segera dihentikan. Serta harus ada negosiasi dan kesempatan untuk melakukan perdamaian.

"Perlu digaris bawahi bahwa perang harus segera dihentikan & negosiasi damai diberi kesempatan. Indonesia siap berkontribusi untuk mencapai tujuan itu," pungkasnya.

Sementara itu dikutip dalam lama resmi Kremlin, komunikasi itu berkaitan dengan kegiatan G20 yang akan berlangsung di Jakarta. Jokowi juga meminta Putin membeberkan penilaian Rusia terkait kondisi di Ukraina. Setelah menguraikan hal itu, mereka pun sepakat untuk berkomunikasi kembali.

"Atas permintaan Joko Widodo, Vladimir Putin menguraikan penilaian Rusia terhadap situasi di Ukraina terkait operasi militer khusus yang sedang berlangsung," tulis keterangan itu.

Sementara itu dihubungi terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah membenarkan adanya perbincangan antara Jokowi dan Putin.

Namun dia enggan merinci apa saja yang dibahas. "Iya betul, telepon tersebut kemarin malam," ucapnya.

Infografis Rusia Didepak dari Dewan HAM PBB
Infografis Rusia dan PBB.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya