Apa Jadinya Jika Lalat Hinggap di Makanan Kita, Masih Layak Dikonsumsi?

Apakah makanan yang dihinggapi lalat masih aman untuk dikonsumsi?

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 30 Mei 2022, 19:10 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2022, 19:10 WIB
Ilustrasi Lalat
Ilustrasi lalat. (Gambar oleh jggrz dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - "Pelayan... mengapa ada lalat di dalam mangkuk sup saya."

Repson lazim seperti inilah yang dikeluarkan oleh pengunjung restoran saat mengetahui ada lalat atau serangga lain di dalam makanan yang hendak disantap.

Hal ini memang kerap terjadi. Tak hanya di restoran. Terkadang makanan yang ibu kita masak juga mengalami masalah demikian.

Pertanyaannya? apakah makanan tersebut masih aman untuk dikonsumsi?

Lalat rumah biasa (Musca domestica) tidak memiliki racun, tidak ada penyengat, dan tidak ada taring.

Ia menemukan makanannya dengan cara yang bisa dibilang tidak begitu kotor, bukan berguling-guling di sampah dan sampah hewan lain.

Tanpa gigi, lalat membutuhkan makanan cair. Ini akan menjadi masalah, karena banyak makanan padat, tetapi lalat memiliki solusi yang menjijikkan: Ia meludah dan muntah pada makanannya.

Saat lalat makan, biasanya juga buang air besar dan jika betina, mungkin bertelur juga, Lalat benar-benar hewan yang berbahaya.

Semua ini akan menjijikkan, tetapi pada akhirnya tidak berbahaya, jika lalat hanya makan sup. Tapi mereka oportunis.

Mereka makan sampah yang busuk dan mereka memakan kotoran hewan, dan dengan melakukan itu mereka mengonsumsi banyak patogen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Banyak Bakteri

Ilustrasi Lalat
Ilustrasi lalat. (Gambar oleh adege dari Pixabay)

"Lalat rumah adalah penggerak mikroorganisme patogen menjijikkan yang dapat Anda pikirkan," kata Jeff Scott, ahli entomologi di Cornell University, kepada Daily Mail.

"Apa pun yang keluar dari hewan, seperti bakteri dan virus, lalat rumah dapat membawa dari limbah itu dan deposit di sandwich Anda. "

Para ahli memperkirakan bahwa lalat dewasa dapat menularkan lebih dari 100 penyakit dan parasit yang berbeda, dari Salmonella dan TBC ke cacing pita.

Apakah ini berarti kita harus segera membuang makanan yang telah disentuh lalat?

Menurut penelitian yang diprakarsai di Penn State Eberly College of Science dan bekerja sama dengan Nanyang Technological University di Singapura dan lembaga internasional lainnya, lalat cenderung menyimpan patogen di kaki mereka.

Itu berarti dengan sentuhan singkat pada makanan apapun dapat dengan sangat mudah mentransmisikan bakteri.

Lebih baik menjaga makanan piknik tetap tertutup sampai diperlukan atau untuk meminta hidangan baru jika di restoran tempat Anda makan didatangi oleh 'tamu tak diundang' tersebut.

Makanan yang Baik untuk Kesehatan Usus Anda

Usus
Usus (Image by Elionas2 from Pixabay)

Ingin tahu makanan probiotik mana yang harus dimakan untuk meningkatkan kesehatan Anda? 

Selain memecah makanan dan menyerap nutrisi, usus memiliki dampak besar pada seberapa baik tubuh dan pikiran bekerja. 

Probiotik adalah bakteri hidup baik dalam bentuk makanan atau suplemen yang dapat membantu sistem pencernaan berfungsi lebih efisien dengan meningkatkan atau memulihkan keseimbangan dalam mikrobioma usus.

Penelitian oleh King's College London di Inggris mengungkapkan bahwa apa yang kita makan berdampak pada usus kita bahkan lebih dari genetika. 

Studi ini menunjukkan sekelompok 15 mikroba usus 'baik' dan 15 'buruk' yang terkait dengan hasil kesehatan yang lebih baik atau lebih buruk, termasuk peradangan, kontrol gula darah dan berat badan.

Dikutip dari laman Live Science, berikut adalah 5 makanan yang baik untuk usus:

1. Kefir

Fungsi Usus Halus dalam Pencernaan
Fungsi Usus Halus dalam Pencernaan sumber: Pixabay

“Kefir adalah sumber makanan kaya probiotik,” kata praktisi kedokteran fungsional Danny Ly. 

“Ini kaya akan bakteri yang membantu memproduksi vitamin B kita di usus besar, yang dibutuhkan untuk sistem saraf yang optimal dan merupakan blok bangunan untuk neurotransmiter utama seperti serotonin dan dopamin – hormon bahagia yang mendorong perasaan positif seperti kesenangan, kebahagiaan dan bahkan cinta.”

 Studi juga menunjukkan bahwa kefir memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-mikroba.

2. Kimchi

Ada semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa kimchi – bumbu Korea yang terbuat dari kubis dan rempah-rempah yang difermentasi – dapat meningkatkan kadar bakteri baik dalam usus, dan sebagai hasilnya meningkatkan kesehatan usus.

3. Sup Miso

Hubungan antara mikrobioma usus dan hati masih belum dipahami dengan baik tetapi kesehatan usus yang buruk telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit hati berlemak, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical and Translational Hepatology.

Miso, pasta kedelai fermentasi dari Jepang, telah terbukti memiliki sifat pengurang lemak hati bila dikombinasikan dengan olahraga, sehingga mengurangi risiko Penyakit Hati Berlemak Non-Alkohol – istilah untuk berbagai kondisi yang disebabkan oleh penumpukan lemak di hati,” jelas Ly.

Fermentasi miso membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk mencerna dan menyerap makanan dan mengandung probiotik penguat usus.

4. Kombucha

Makanan probiotik lain untuk dicoba untuk kesehatan usus yang lebih baik adalah kombucha, produk teh fermentasi yang kaya akan antioksidan.

“Proses fermentasi menghasilkan asam asetat, asam lemak rantai pendek yang telah terbukti memainkan peran penting dalam mengatur berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin,” kata Ly. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya