Hujan Lebat Picu Banjir di Iran Selatan, 17 Orang Tewas

Hujan lebat di negara yang sebagian besar gersang, memicu banjir di Iran selatan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Agu 2022, 18:38 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2022, 17:33 WIB
Tim penyelamat telah menyelamatkan 55 orang yang terjebak banjir bandang Iran. (File/AFP)
Tim penyelamat telah menyelamatkan 55 orang yang terjebak banjir bandang Iran. (File/AFP)

Liputan6.com, Fars - Hujan lebat di negara yang sebagian besar gersang, memicu banjir di Iran selatan. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 17 orang dan menyebabkan enam lainnya hilang. Demikian menurut media pemerintah melaporkan pada Sabtu (23/7/2022).

"Sekitar pukul 17.00 WIB kemarin (Jumat), hujan lebat di kota Ij dan Roodbal di bagian tengah Estehban County menyebabkan banjir," Yousef Kargar, gubernur county di Provinsi Fars, seperti dikutip oleh kantor berita negara IRNA.

"Akibat banjir, 17 jasad ditemukan di sekitar Estehban, 13 di antaranya telah diidentifikasi," kata Kargar, seraya menambahkan bahwa enam orang masih hilang.

"Sejumlah warga dan wisatawan (dari daerah lain) yang pergi ke tepi sungai dan berada di dasar sungai terjebak banjir karena naiknya permukaan air," tambahnya.

Video yang diposting di media lokal dan media sosial menunjukkan mobil-mobil terperangkap di air sungai Roodball yang naik dan terbawa arus.

Iran telah mengalami kekeringan berulang selama dekade terakhir, selain itu juga kerap dilanda banjir.

Pada 2019, banjir besar di selatan negara itu menewaskan sedikitnya 76 orang dan menyebabkan kerusakan yang diperkirakan lebih dari $2 miliar.

Pada Januari, setidaknya dua orang tewas dalam banjir bandang di Fars ketika hujan lebat melanda daerah itu, kata seorang pejabat setempat saat itu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perubahan Iklim Picu Cuaca Ekstrem

Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)​

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim memperkuat cuaca ekstrem, termasuk kekeringan serta potensi peningkatan intensitas badai hujan.

Seperti negara-negara terdekat lainnya, Iran telah menderita musim kering kronis dan gelombang panas selama bertahun-tahun, dan ini diperkirakan akan memburuk.

Dalam beberapa bulan terakhir, demonstrasi menentang pengeringan sungai, terutama di Iran tengah dan barat daya, telah terjadi.

November 2021 lalu, puluhan ribu orang, termasuk petani, berkumpul di dasar sungai kering Sungai Zayandeh Rood di wilayah tengah negara itu, untuk mengeluh tentang kekeringan dan menyalahkan pejabat karena mengalihkan air.

Pasukan keamanan menembakkan gas air mata ketika protes berubah menjadi kekerasan dan mengatakan mereka menangkap 67 orang.

Pekan lalu, media resmi Iran mengatakan polisi Iran telah menangkap beberapa orang karena mengganggu keamanan setelah mereka memprotes pengeringan danau yang pernah dianggap sebagai yang terbesar di Timur Tengah.

Danau Urmia, di pegunungan barat laut Iran, mulai menyusut pada 1995 karena kombinasi kekeringan berkepanjangan, dan pengambilan air untuk pertanian dan bendungan, menurut Program Lingkungan PBB.

Di negara tetangga Irak pada bulan Desember, 12 orang tewas dalam banjir bandang yang melanda bagian utara negara itu, meskipun kekeringan parah.

New South Wales Darurat Bencana Alam Banjir, KJRI: Tak Ada WNI Terdampak

Penampakan Banjir yang Melanda Sydney
Sebuah kendaraan darurat memblokir akses ke Jembatan Windsor yang banjir di pinggiran Sydney, Australia, Senin (4/7/2022). Ratusan rumah terendam di dalam dan sekitar kota terbesar Australia itu dalam keadaan darurat banjir yang berdampak pada 50.000 orang, kata para pejabat. (AP Photo/Mark Baker)

Sementara itu, akibat curah hujan tinggi di New South Wales (NSW), Kota Sydney dan wilayah sekitarnya banjir hingga Selasa 5 Juli 2022 sore waktu setempat. Hal itu memicu lebih dari 100 perintah evakuasi telah diberlakukan di berbagai lokasi.

Sejauh ini, belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang dilaporkan terdampak, namun pihak berwenang meminta agar semua warga mematuhi instruksi termasuk perintah evakuasi.

"Dalam pantauan kami, sampai sekarang belum ada warga asal Indonesia yang terkena dampak banjir," kata Tiopan dari Fungsi Informasi, Sosial dan Budaya Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Sydney kepada Farid Ibrahim dari ABC Indonesia yang dikutip Rabu (6/7/2022).

"KJRI Sydney telah berkoordinasi dengan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) NSW dan tengah melakukan komunikasi intensif dengan berbagai komunitas masyarakat dan diaspora Indonesia untuk mencari informasi terkait WNI terdampak. Hingga saat ini, belum terdapat laporan mengenai WNI terdampak banjir," tambahnya.

Kendati demikian, KJRI Sydney juga telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI di New South Wales terkait banjir Australia ini. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan, mempersiapkan perlengkapan untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik dan evakuasi, mematuhi arahan dan imbauan dari instansi yang berwenang, serta terus memantau perkembangan cuaca dan peringatan cuaca. 

15 Orang Tewas Akibat Longsor dan Banjir di China Bagian Selatan

Ilustrasi
Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Sedikitnya 15 orang meninggal dalam musibah hujan lebat di seluruh kawasan China bagian selatan.

Kantor berita pemerintah Xinhua, mengutip kantor informasi di Kabupaten Wuping melaporkan delapan orang tewas ketika dua bangunan ambruk akibat tanah longsor di provinsi Fujian, dekat pantai timur China.

Sementara televisi pemerintah CCTV dalam sebuah laporan online mengatakan lima orang tewas dan tiga hilang di provinsi Yunnan, sekitar 1.200 kilometer barat daya China, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (30/5/2022).

Video yang dirilis kantor departemen urusan darurat setempat melalui CCTV menunjukkam tim SAR memasuki sebuah taman kanak-kanak yang dikelilingi banjir di provinsi Guizhou bagian selatan, untuk mengevakuasi 22 anak-anak dan guru pada Sabtu (28/5).

Tiga anak di Xincheng, di wilayah Guangxi hanyut pada Jumat (27/5). Dua meninggal dan satu lainnya selamat.

Banjir itu merusak jalan, jembatan dan saluran telekomunikasi serta fasilitas listrik di daerah Qiubei Yunnan, yang berjarak sekitar 130 kilometer dengan perbatasan utara Vietnam.

Di Fujian, lima korban ditemukan di sebuah bangunan pabrik yang roboh, tiga lainnya di gedung tempat tinggal yang juga roboh pada Jumat (27/5) lalu.

Infografis Jurus Gubernur Anies Baswedan Hadapi Banjir Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Jurus Gubernur Anies Baswedan Hadapi Banjir Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya