Liputan6.com, Jakarta - Militer Ukraina dan Pasukan Rusia mengatakan pasukan Rusia pada Sabtu (6/8) memulai serangan ke dua kota strategis, Bakhmut dan Avdiivka, di wilayah Donetsk di Ukraina timur.
Bakhmut dan Avdiivka adalah sasaran utama bagi Rusia. Para analis mengatakan Moskow harus merebut Bakhmut agar bisa maju ke pusat-pusat regional penting, Sloviansk dan Kramatorsk, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (7/8/2022).
Lima warga sipil tewas, termasuk satu orang di Avdiivka, dan 14 lainnya cedera dalam penembakan oleh Rusia di wilayah Donetsk, kata Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko di Telegram pada Sabtu (6/8).
Advertisement
Baca Juga
Rusia terakhir kali menyerang Sloviansk pada 30 Juli, tapi pasukan Ukraina memperkuat posisi mereka di sekitar kota di bagian timur itu untuk mengantisipasi serangan Rusia. Sloviansk adalah kota yang strategis dalam ambisi Moskow untuk merebut seluruh Donetsk, wilayah di Ukraina timur yang kebanyakan penduduknya berbahasa Rusia.
Pasukan Rusia dan kelompok pro-Moskow mengontrol sekitar 60% provinsi itu.
Zelensky Minta Warga Sipil di Donetsk Timur Ukraina Segera Mengungsi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memerintahkan semua warga sipil yang masih tinggal di beberapa bagian wilayah Donetsk timur di bawah kendali Ukraina untuk mengungsi.
Berbicara dalam pidato larut malam dari Kiev, Zelensky memperingatkan intensifikasi pertempuran, dikutip dari laman BBC, Minggu (31/7/2022).
"Semakin banyak orang meninggalkan wilayah Donetsk sekarang, semakin sedikit orang yang akan dibunuh oleh tentara Rusia," katanya.
Wilayah tersebut telah mengalami bentrokan hebat di tengah kemajuan lambat dari pasukan Rusia, yang telah menguasai sebagian besar wilayah itu.
"Semakin banyak orang meninggalkan wilayah Donetsk sekarang, semakin sedikit orang yang akan dibunuh oleh tentara Rusia," kata pemimpin Ukraina itu.
"Kami akan menggunakan semua cara yang tersedia untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin dan membatasi teror Rusia."
Intervensi Zelensky datang ketika Rusia mengundang pejabat PBB dan Palang Merah untuk menyelidiki kematian 50 tawanan perang Ukraina (POW) di bagian lain wilayah Donetsk yang ditahan oleh separatis yang didukung Rusia.
Pasukan tewas dalam keadaan yang tidak jelas selama serangan terhadap sebuah penjara di Olenivka, dengan kedua belah pihak saling menyalahkan.
Berbicara pada Sabtu malam, pejabat pertahanan Rusia mengatakan Moskow akan menyambut baik "penyelidikan objektif" atas insiden tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simpang Siur Informasi
Palang Merah mengatakan pada Jumat kemarin bahwa pihaknya meminta akses ke fasilitas penahanan yang dikelola Rusia dan tahanan yang masih hidup - tetapi tidak ada izin yang segera diberikan.
Wakil kepala delegasi di Ukraina, Daniel Bunnskog, mengatakan bahwa pemberian akses ke tawanan perang adalah kewajiban di bawah Konvensi Jenewa.
Kamp penjara Olenivka dikendalikan oleh Republik Rakyat Donetsk (DNR) yang didukung Rusia.
Apa yang terjadi di sana pada Jumat kemarin masih belum jelas. Rekaman video Rusia yang belum diverifikasi setelah kejadian itu menunjukkan jalinan ranjang susun yang rusak dan tubuh manusia yang hangus parah.
Pada Sabtu kemarin, Rusia menerbitkan daftar 50 tawanan perang yang tewas dalam serangan itu. Moskow mengatakan, serangan itu dilakukan oleh Ukraina menggunakan sistem artileri HIMARS buatan AS.
Kiev membantah melakukan serangan itu dan menuduh Rusia menembaki fasilitas di wilayah tersebut untuk menutupi bukti kejahatan perang.
Advertisement
Wilayah Utara Ukraina Terus Digempur oleh Pasukan Rusia
Sejumlah warga Belarusia yang kini terasingkan mengatakan kegiatan militer Rusia terbaru di Belarusia, yang merupakan sekutu penting Moskow, menunjukkan bahwa Rusia terus berusaha menyerang wilayah utara Ukraina dari wilayah negaranya.
Langkah tersebut diambil setelah Rusia gagal dalam melancarkan serangan darat ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada awal tahun ini.
Sementara para wartawan, analis, dan pembangkang Belarusia mengatakan bahwa invasi Rusia lainnya ke wilayah Ukraina utara dari negara tersebut tampaknya tidak akan segera terjadi, hal itu telah memicu perdebatan di antara mereka tentang apakah pasukan arahan Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, akan bergabung dengan pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina.
Pasukan Rusia yang bermarkas di Belarusia menyerbu wilayah Ukraina utara pada awal invasi Rusia ke negara itu pada akhir Februari lalu, dengan harapan dapat merebut Kyiv, yang berjarak 150 kilometer dari perbatasan Belarusia.
Lukashenko menjauhkan pasukannya dari keterlibatan langsung dalam invasi itu. Di saat yang sama, ia secara terbuka mendukung invasi tersebut dan mengizinkan militer Rusia menggunakan wilayah dan prasarana yang dimiliki Belarusia.
Pasukan Ukraina, yang didukung dengan pasokan senjata dari Barat, menghentikan serangan Rusia di luar Kyiv dan melakukan serangan balik.
Mereka berhasil memaksa pasukan Rusia mundur dari wilayah Ukraina utara di sekitar Kyiv untuk kembali ke Belarusia pada awal April lalu.
Rusia mengerahkan puluhan ribu tentara di Belarusia pada awal invasinya ke Ukraina. Saat ini, kehadiran pasukan Rusia di Belarusia hanya berjumlah ratusan, menurut Franak Viacorka, penasihat senior pemimpin oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya.
Efek Invasi Ukriana ke Latihan Super Garuda Shield AS-Indonesia
Amerika Serikat dan Indonesia akan menggelar latihan Super Garuda Shield pada Agustus 2022. Latihan militer akan dilakukan selama dua pekan hingga 13 Agustus 2022. US Navy dan Marine turut akan terlibat.
Dari pihak AS, latihan akan dipimpin oleh Major General Stephen G. Smith. Ia mengaku senang AS diundang oleh Indonesia untuk melakukan latihan bersama yang fokus pada interoperability dan Indo-Pasifik yang terbuka.
Pada latihan ini, 14 negara lainnya akan berpartisipasi, seperti menjadi observer, termasuk Jepang. Super Garuda Shield 2022 digelar di tengah invasi Rusia kepada Ukraina. Ketika ditanya apa efek invasi itu ke latihan bersama Indonesia, Mayjen Smith menyorot pentingnya kerja sama militer.
"Apa yang saya pelajari mungkin pentingnya kemitraan, dan persahabatan, dan relasi di kawasan. Jadi kita belajar dari level taktis, kita memantau dengan teliti apa yang terjadi di sana," ujar Smith di Jakarta, Jumat (29/7/2022).
"Ini juga memperkuat pentingnya hubungan antar militer, belajar satu sama lain, tak masalah seberapa kecil negaranya, ada sesuatu yang bisa kita kontribusi ke satu sama lainnya," lanjutnya.
Advertisement