Mengenal Dinamika Berdiplomasi Melalui Model G20

Model G20 yang dilaksanakan tahun 2022 ini memiliki tujuan untuk mengenalkan cara berdiplomasi dan mengglorifikasikan presidensi G20 di Indonesia

oleh Anissa Rizky Alfiyyah diperbarui 17 Sep 2022, 10:03 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2022, 10:03 WIB
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono saat membuka Side Event Health Working Group 3 - G20, yang mengangkat tema, Tackling Antimicrobial Resistance: Curing the AMR Pandemic di Hilton Resort, Nusa Dua Bali pada Rabu, 24 Agustus 2022. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan simulasi High Level Meeting G20 Finance Track, yaitu Finance Minister and Central Bank Governoors Meeting (FMCBG) pada 15-16 September 2022 yang diikuti oleh 38 mahasiswa dari seluruh Indonesia, yang pada akhirnya diumumkan satu tim delegasi terbaik yaitu tim yang memerankan Rusia.

Quinta Allaya Emirsyah asal Universitas Indonesia dan Hans Sebastian Mulyawan asal National University of Singapura yang menjadi delegasi dan memposisikan diri sebagai negara Rusia dan Model G20 ini keluar sebagai Best Group dan memenangkan hadiah senilai Rp 20 juta.

Mereka juga berkesempatan untuk menghadiri salah satu rangkaian G20 di Bali. Selain Best Group, ada juga Aliya Ilysia asal Universitas Indonesia yang keluar sebagai Best Delegates dalam Model G20 FMCBG kali ini.

38 delegasi yang turut serta dalam Model G20 berasal dari berbagai universitas yang ada di seluruh Indonesia seperti Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Jendral Ahmad Yani, Institut Pertanian Bogor, Universitas Bakrie, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan lainnya.

Mereka semua mewakili negara anggota delegasi G20 yaitu Arab Saudi, China, Uni Eropa, Prancis, Italia, Jerman, india, Rusia, Argentina, Australia, Meksiko, Korea, Jepang, Turki, Inggris, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Inggris, dan Kanada.

Ke 38 individu tersebut nantinya akan bertindak sebagai delegasi sementara peran Indonesia sebagai Ketua akan direpresentasikan oleh Sekretariat Satuan Tugas G20 Bank Indonesia yakni ada Deputy Head of G20 Task Force Secretariat of Bank Indonesia Iis Savitri Hafid; Director of International Departement of Bank Indonesia Cicilia Harun; Head of the Regional and Bilateral Policy Center of the Fiscal Policy Agency at the Ministry of Finance Nella Sri Hendriyetty; Director for Development, Economic, and Environmental Affairs at Ministry of Foreign Affairs Hari Prabowo; dan Ministry of Finance Yani Farida Aryani.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Melatih Cara Berdiplomasi

Model G20 Meeting.
Model G20 Meeting.

Menurut Deputy Head of G20 Task Force Secretariat of Bank Indonesia Iis Savitri Hafid, saat ditemui di Sari Pacific Jakarta, kegiatan ini diharapkan menjadi wadah bagi kaum muda untuk mengetahui bagaimana berdiplomasi.

“Kita memberikan kesempatan dan exposure kepada kaum muda kita yaitu pengalaman untuk merasakan dan melatih bagaimana dan seperti apa berdiplomasi di forum-forum internasional,” kata Iis.

“Saya juga melihat bahwa setiap delegasi terutama yang sudah ada di tahap final ini performanya sangat bagus, komunikasi mereka baik, pemahaman akan materi-materi yang disampaikan juga sudah sangat baik.”

Dengan adanya kegiatan ini juga ia berharap bahwa mahasiswa yang terlibat dapat menjadi spokeperson untuk mendisemennasikan apa itu G20, apa sajakah isu di dalamnya, dan seperti apa dinamika yang ada di dalamnya.

Selain Iis, hadir juga Ketua FPCI Indonesia Dinopati Djalal di rangkaian terakhir Model G20 tanggal 15 September kali ini, ia juga berharap bahwa kegiatan kali ini akan menjadi wadah dan awal yang baik khususnya bagi para delegasi untuk mengetahui bagaimana diplomasi dan internasionalism.

“Saya berterima kasih kepada para peserta yang sudah menjadi bagian dari rangkaian acara kali ini. Bukan hal yang mudah menjadi representasi dari salah satu negara karena kita harus memiliki komunikais yang baik dan memiliki pemahaman yang baik terhadap sistem yang ada di negara, hal tersebut merupakan salah satu keahlian yang perlu ditingkatkan dan dipelajari khususnya dari rangkaian acara hari ini,” ujar Djalal.

Ia juga mengapresiasi para delegasi khususnya delegasi pemenang Best Team yaitu Quina dan Hans.


Penilaian Model G20

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membuka gelaran Development Ministerial Meeting G20 di Belitung, Kamis (8/9/2022)
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membuka gelaran Development Ministerial Meeting G20 di Belitung, Kamis (8/9/2022) (dok: Arief)

Setiap peserta pada Model G20 kali ini melalui beberapa rangkaian seleksi sebelum akhirnya mereka berkumpul di Jakarta untuk berdebat, berdiskusi, serta mengusulkan beberapa kebijakan mereka sebagai delegasi dari sebuah negara. Mereka terlebih dahulu Menyusun esai dan position paper negara masing-masing yang mereka representasikan sebelum mereka mendiskusikannya di forum.

Menurut Iis, ada empat penilaian yang sangat penting dalam menentukan pemenang kali ini yaitu dari esai dan position paper yang mereka tulis mengenai isu yang mereka tulis yang sesuai dengan tema dan bagaimana tulisan mereka sesuai dengan tema G20 kali ini yaitu “Recover Together, Recover Stronger” khususnya dalam konteks Global Economy dan Digital Financial Inclusion.

“Selain tulisan, kita juga menilai interaksi mereka selama simulasi ini juga dinilai dari bagaimana mereka memahami topik yang dibahas sesuai dengan posisi negara mereka masing-masing yang tentunya apa yang mereka sampaikan harus sesuai dengan negara yang sedang mereka lakoni. Lalu, dari komunikasi mereka dan bagaimana mereka menyampaikan pendapat mereka,” kata Iis.

“Terakhir, penilaian dilihat dari sisi diplomasi yaitu bagaimana mereka menunjukkan aliansi atau meyakinkan posisi mereka dan hal yang mereka sampaikan. Karena mereka harus menyampaikan hal-hal tersebut dalam waktu yang singkat hanya sekitar 2-3 menit lamanya tetapi harus tetap tertata dan jelas poin-poin yang mereka sampaikan.”


FMCBG G20 di Bali Mengundang Ukraina

Pertemuan tete-a-tete antara Presiden Jokowi dengan Presiden Zelensky di Istana Maryinsky, Kiev, Ukraina. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Pertemuan tete-a-tete antara Presiden Jokowi dengan Presiden Zelensky di Istana Maryinsky, Kiev, Ukraina. (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sementara itu, Presidensi G20 Indonesia kembali mengundang Menteri Keuangan Ukraina untuk hadir secara virtual.

Kehadiran mayoritas delegasi negara G20, negara terundang (invitees), dan organisasi internasional secara fisik di Bali menunjukkan keseriusan dan komitmen global untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia dan mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, terutama di tengah meningkatnya tantangan global.

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia akan bersama-sama memimpin pertemuan, demikian disampaikan dalam rilis yang diterima Liputan6.com dari Kementerian Keungan, Jumat (15/7/2022).

Dalam pembukaan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, "G20 perlu melangkah lebih jauh, dengan melakukan tindakan nyata yang didasari semangat kerja sama, kolaborasi, dan konsensus, untuk mengatasi tantangan global."

Pada pertemuan ini, para delegasi akan membahas tujuh agenda prioritas maupun legacy pada jalur keuangan yaitu:

Selengkapnya di sini...

Infografis Pro-Kontra Rencana Kehadiran Putin di KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pro-Kontra Rencana Kehadiran Putin di KTT G20 Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya