Liputan6.com, Jakarta - Rusia dan Ukraina pada Kamis (3/11) kembali bertukar tahanan, dan kali ini ada 214 personel yang dibebaskan melalui langkah itu.
Banyak di antara personel yang dipertukarkan itu adalah tentara-tentara Ukraina yang terluka saat berupaya mempertahankan Kota Mariupol pada April dan Mei.
Baca Juga
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dalam satu pernyataan bahwa Ukraina sudah membebaskan 107 personel Rusia, Reuters mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (11/5/2022).
Advertisement
Para personel Rusia itu akan dibawa ke Moskow untuk mendapatkan "bantuan medis dan psikologis yang diperlukan".
Andriy Yermak, kepala staf presiden Ukraina, mengatakan Rusia sudah membebaskan 107 petempur Ukraina, termasuk 74 orang yang dulu mempertahankan pabrik baja Azovstal.
Pabrik tersebut menjadi pijakan terakhir Ukraina di Mariupol.
"Kami berhasil mempertukarkan (para petempur) yang luka berat dan terbaring di tempat tidur, dari Mariupol dari Azovstal," kata Yermak.
"Mereka yang terkena pecahan peluru di tangan dan kaki, mengalami luka akibat tembakan di berbagai bagian tubuh," katanya menambahkan.
Â
Rusia Sukses Uji Coba Rudal dari Kapal Selam Generalissimo Suvorov
Kapal selam bertenaga nuklir terbaru Rusia bernama Generalissimo Suvorov meluncurkan rudal balistik antarbenua Bulava.
Hal ini dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada Kamis, 3 November 2022.
Kapal selam itu menembakkan rudal dari bawah air di laut dan hulu ledaknya berhasil mengenai sasaran di wilayah uji coba Kura di Semenanjung Kamchatka, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Generalissimo Suvorov, kapal kedua dari kapal selam kelas Borey-A, sedang menjalani tahap akhir tes sertifikasi pemerintah sebelum bergabung dengan Armada Pasifik Rusia, kata kantor berita TASS.
Â
Advertisement
Vladimir Putin Bantah Pakai Senjata Nuklir di Ukraina
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin membantah ada niat untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Ia berkata hal itu tidak perlu.
"Kami tidak melihat keperluan untuk melakukan hal tersebut," ujar Putin seperti dilansir AP News, Jumat (28/10/2022).
"Tidak ada tujuan untuk hal itu, baik secara politik maupun militer," ucapnya.
Hal itu diungkap Presiden Vladimir Putin pada acara konferensi pakar luar negeri, Kamis (27/10). Ucapan Putin itu berbeda dari beberapa waktu lalu ketika ia mengaku siap menggunakan segala cara yang tersedia untuk melindungi Rusia.
Presiden AS Joe Biden mengecam ucapan tersebut karena "segala cara" dituding turut melibatkan senjata nuklir.
Kini, Presiden Putin berkata hal itu tidak dimaksudkan memakai nuklir, tetapi hanya merespons ucapan Barat terkait nuklir. Ia menyorot mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss yang mengaku siap menggunakan nuklir, sehingga pemerintah Rusia resah.
Vladimir Putin yang melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari menyebut Barat menggunakan metode "berbahaya, berdarah, dan kotor" untuk mendominasi.