Putus Asa Tak Boleh Masuk Italia, 3 Migran Nekat Lompat ke Laut

Gara-gara dilarang turun dari kapal setelah tiba di Italia, tiga migran nekat melompat ke laut.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Nov 2022, 09:31 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 09:31 WIB
Ilustrasi kapal di tengah lautan. (Jens Rademacher/Unsplash)
Ilustrasi kapal di tengah lautan. (Jens Rademacher/Unsplash)

Liputan6.com, Sisilia - Gara-gara dilarang turun dari kapal setelah tiba di Italia, tiga migran nekat melompat ke laut.

"Tiga orang telah melompat dari kapal penyelamat migran tempat mereka ditahan setelah ditolak izinnya untuk turun di Italia," demikian menurut laporan yang disampaikan ke BBC dan dikutip Selasa (8/11/2022).

Ketiganya termasuk di antara sekitar 250 migran yang ditolak untuk turun setelah pejabat menganggap mereka "sehat".

Mereka diselamatkan oleh polisi, tetapi tidak jelas apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya.

Pada hari Senin, teriakan "tolong kami" terdengar dari Geo Barents, yang dijalankan oleh Médecins Sans Frontires (MSF), saat berada di dermaga di Catania, Sisilia.

Kedua kapal - serta dua lagi yang masih di laut - telah melaporkan bahwa orang-orang tidur di lantai dan geladak. Mereka menambahkan bahwa infeksi penyebab demam dan kudis menyebar, sementara makanan dan persediaan medis semakin menipis. Beberapa migran telah berada di kapal selama lebih dari dua minggu.

Situasi, menurut pemimpin tim Geo Berants Anabel Montes Mier mengatakan, menjadi "tidak stabil", dengan meningkatnya tingkat stres yang diperparah oleh pemandangan daratan hanya "tiga meter".

Dia membenarkan bahwa tiga orang telah melompat ke dalam air sebelum diselamatkan. Seorang juru bicara MSF mengatakan salah satu pria diyakini telah melompat untuk membantu keduanya yang sudah berada di dalam air.

Secara khusus, pemimpin tim kapal Geo Berants Montes Mier mengatakan ada kekhawatiran terhadap kesehatan mental mereka yang berada di dalam kapal.

"Kami telah merawat orang-orang dengan serangan panik parah, dengan serangan kecemasan," kata Montes Mier kepada BBC. "Kami takut orang-orang mungkin melukai diri sendiri. Kami pernah mengalaminya di masa lalu dalam situasi yang tidak seburuk ini, jadi ini adalah perhatian utama kami."

 

 

 

 

 

 

 

Kapal Migran Menolak Pergi Meski Terancam Denda dari Pemerintah Italia

Ilustrasi kapal laut
Ilustrasi kapal laut

Kapal-kapal itu sekarang menolak untuk pergi, meskipun ada ancaman denda dari pemerintah Italia sebesar €50.000 ($50.000; £43.600). Baik SOS Humanity, yang menjalankan Humanity 1, dan MSF berpendapat bahwa semua orang di kapal dalam kondisi rentan, karena mereka telah diselamatkan dari laut.

SOS Humanity juga telah mengumumkan akan membawa pemerintah Italia ke pengadilan, menuduh bahwa sebuah dekret oleh seorang menteri Italia, yang mengizinkan para migran untuk ditahan di kapal, melanggar hukum Italia dan internasional.

"Berdasarkan hukum internasional, operasi pencarian dan penyelamatan diakhiri dengan pendaratan para penyintas di tempat yang aman," jelas Mirka Schäfer, petugas advokasi SOS Humanity, dalam siaran persnya, Senin.

SOS Humanity sekarang mengajukan banding ke Pengadilan Regional Administratif di Roma terhadap keputusan tersebut, serta memulai proses "jalur cepat" di Catania sendiri, sehingga mereka yang tersisa di kapal dapat mengajukan klaim suaka mereka "di darat".

Pemerintah Italia belum menanggapi ancaman tindakan hukum.

Italia, Pintu Masuk Utama Migran ke Eropa

Ilustrasi kapal (iStock)
Ilustrasi kapal (iStock)

Para migran mencapai pantai ketika Roma mengulangi sumpahnya untuk menghentikan kapal-kapal migran yang melintasi Mediterania.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menggunakan pidato perdananya kepada anggota parlemen pada akhir Oktober untuk menyoroti masalah ini, dengan mengatakan dia ingin "menghentikan para pedagang manusia dari memiliki pilihan untuk memutuskan siapa yang memasuki Italia".

Menteri infrastruktur sayap kanan Matteo Salvini mengatakan kepada radio Italia pada hari Senin bahwa bukan hanya orang yang diperdagangkan dalam "perjalanan terorganisir" yang semakin berbahaya, tetapi juga senjata dan obat-obatan.

Italia adalah salah satu pintu masuk utama ke Eropa. Sejak awal tahun, 85.000 migran telah tiba dengan kapal, menurut PBB.

Migran berlayar dengan kapal kecil yang penuh sesak dari Afrika Utara, sering mengalami kesulitan dan diselamatkan oleh kapal amal.

Selama akhir pekan, dua kapal penyelamat berlabuh di Sisilia, membawa sekelompok besar migran. Sebagian besar diizinkan meninggalkan kapal, tetapi 35 orang di Humanity 1 dan 215 lainnya di Geo Barents diberitahu bahwa mereka harus tetap di kapal.

Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Piantedosi berpendapat bahwa mereka yang tidak memenuhi syarat sebagai rentan harus meninggalkan perairan Italia dan harus diurus oleh pemerintah dari kapal yang bersangkutan - dalam kasus terbaru ini adalah Jerman dan Norwegia.

 

 

 

Putus Asa Migran Setelah Ditolak Masuk Italia

20160329-Ilustrasi-Pembajak-Kapal-AFP
Ilustrasi Kapal (HO / EU NAVFOR / AFP)

Laporan dari Channel News Asia menyebut, tiga migran yang tak diizinkan masuk Italia di sebuah kapal penyelamat di Sisilia melompat ke laut dalam keputusasaan Senin (7 November), terjebak dalam kebuntuan antara badan amal yang berpatroli di Mediterania dan pemerintah sayap kanan baru Italia.

Ketiga pria itu dengan cepat ditarik dari air setelah melompat dari Geo Barents, sebuah kapal yang dijalankan oleh Doctors Without Borders (MSF), kata seorang juru bicara.

MSF adalah salah satu dari segelintir badan amal yang menyelamatkan para migran yang berisiko tenggelam selama penyeberangan berbahaya dari Afrika Utara ke Eropa, yang sekarang berada di garis bidik pemerintahan Perdana Menteri Giorgia Meloni yang baru.

Tak lama setelah orang-orang itu melompat ke laut, selusin migran lain yang berdiri di geladak kapal meneriakkan "Tolong Kami", seorang wartawan AFP menyaksikan.

Juru bicara MSF mengatakan salah satu pria yang melompat berusaha menyelamatkan dua lainnya.

Geo Barents berlabuh di pelabuhan Catania Sisilia pada hari Minggu dan pihak berwenang Italia mengizinkan 357 orang untuk turun, termasuk anak-anak, sementara menolak masuk ke 215 orang lainnya.

Pemerintah Meloni, sayap paling kanan sejak Perang Dunia II, telah berjanji untuk menghentikan puluhan ribu orang yang mendarat di pantai Italia setiap tahun.

Infografis Skenario Pengangkatan Kapal Selam KRI Nanggala 402. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Skenario Pengangkatan Kapal Selam KRI Nanggala 402. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya