Kasus COVID-19 Hari Ini di Dunia, 1 Infeksi Baru di Universitas China Picu Lockdown

Dunia menghadapi total 636.281.910 kasus COVID-19 hari ini. Kenaikan kasus harian sebagian besar didominasi di kawasan Asia Timur.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Nov 2022, 16:20 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2022, 13:37 WIB
Universitas di Beijing Dikunci setelah Temuan Satu Kasus Covid
Orang-orang mengantre untuk tes COVID-19 rutin mereka di tempat pengujian virus corona di kawasan pusat bisnis di Beijing, Rabu (16/11/2022). Secara nasional, China melaporkan sekitar 20.000 kasus, naik dari sekitar 8.000 minggu lalu. (AP Photo/Andy Wong)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia menghadapi total 636.281.910 kasus COVID-19 hari ini, Kamis 17 November 2022, dan penerima vaksinasi COVID-19 sedunia sudah mencapai 12.859.091.823.

Dikutip dari laman Johns Hopkins University (JHU)Ā gisanddata.maps.arcgis.com, Kamis (16/11/2022), adaĀ 9.986.189Ā kasus penularan danĀ 40.476 kematian terkaitĀ COVID-19Ā secara global dalam 28 hari terakhir.

Jepang hari ini masih menjadi negara dengan kenaikan kasus COVID-19 tertinggi, sebanyakĀ 1.353.885 dalam sebulan terakhir.

Melampaui Jerman, Korea Selatan kini menempati urutan kedua untuk kasus COVID-19 tertinggi dalam sebulan. Negara itu kini memilikiĀ 1.193.355 kasus dalam 28 hari terakhir.

Jepang dan Korea Selatan sekarang menghadapi total 23,2 juta dan 26,4 jutaĀ kasus COVID-19.

Jerman kini berada di urutan ketiga untuk negara dengan kasus COVID-19 terbesar dalam 28 hari terakhir, menghadapi 1.146.721 kasus.

Berlanjut diĀ Amerika Serikat yang mengalami penambahan 1.087.690 kasus Virus Corona COVID-19 dalam sebulan terakhir, dan total keseluruhan nyaris menyentuh 1 miliar, atau 98.175.726.

Selanjutnya kasus COVID-19 di Prancis, yang tercatat berada di urutan kelima, sebesar 798.954 dalam sebulan terakhir.

Selain Jepang dan Korea Selatan, Taiwan dan China juga menjadi negara Asia yang tercatat mengalami lonjakan kasus COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir.

Data di Johns Hopkins University mencatat, Taiwan dalam sebulan terakhir melihat 789.930 penambahan kasus COVID-19, dan 329.807 di China.

Dilansir dari Xinhua, China pada Rabu (16/11) melaporkan 2.328 kasus lokal baru COVID-19, menurut keterangan dari Komisi Kesehatan Nasional negara itu.

Dalam jumlah total, China kini mengidentifikasiĀ 20.804 kasus COVID-19 asimtomatik lokal baru.

Sementara itu, sebanyak 561 pasien COVID-19 di China telah dipulangkan dari rumah sakit setelah pemulihan pada Rabu (16/11), menjadikan total pasien yang pulang sebanyakĀ 257.033.

Kemunculan 1 Kasus Baru COVID-19 di Peking University Picu Lockdown

Universitas di Beijing Dikunci setelah Temuan Satu Kasus Covid
Seorang perempuan yang mengenakan masker melewati pintu masuk Universitas Peking di Beijing, Rabu (16/11/2022). Pihak berwenang China mengunci Universitas Peking setelah temuan satu kasus virus Corona Covid-19 di area kampus. (AP Photo/Ng Han Guan)

Masih di China, laporan media terbaru mengatakan bahwa lockdown diberlakukan di lingkungan sebuah universitas di Beijing setelah kemunculan satu kasus baru COVID-19.Ā 

Dilansir dari US News, Kamis (17/11/2022) pihak berwenang China memberlakukan lockdown padaĀ Universitas Peking di Beijing setelah menemukan satu kasus COVID-19, ketika kebijakan nol-COVID-19 masih berlaku di negara itu.

Dalam kebijakan lockdown, mahasiswa dan fakultas di Universitas Peking tidak diizinkan meninggalkan halaman kampus kecuali dalam keperluan mendesak, dan kelas di kampus utama, di mana kasus penularan ditemukan telah dialihkan menjadi kelas online hingga Jumat (18/11/2022) menurut pemberitahuan universitas.

Namun, beberapa orang dilaporkan terlihat memasuki dan meninggalkan lingkungan kampus utama yang berlokasi di distrik Haidian.

Sebagai informasi, Universitas Peking memiliki lebih dari 40.000 mahasiswa di beberapa cabang kampusnya, yang sebagian besar berlokasi di Beijing.

Sejauh ini, tidak diketahui jelas berapa banyak orang di kampus yang terdampak oleh kebijakan lockdown COVID-19.

Universitas berusia 124 tahun itu dikenal sebagai salah satu universitas ternama di China dan menjadi pusat protes mahasiswa pada dekade-dekade sebelumnya.Ā 

Marah dengan Aturan Ketat Lockdown COVID-19 China, Warga di Guangzhou Protes Massal

Guangzhou Alami Lonjakan Kasus COVID-19
Seorang pekerja yang mengenakan pakaian pelindung berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk tes COVID-19 di tempat pengujian virus corona di Beijing, Rabu (9/11/2022). Lonjakan kasus COVID-19 telah mendorong penguncian di pusat manufaktur China selatan Guangzhou, menambah keuangan tekanan yang telah mengganggu rantai pasokan global dan secara tajam memperlambat pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. (Foto AP/Mark Schiefelbein)

Kerumunan penduduk di kota metropolis industri, Guangzhou, China selatan 'lolos' dariĀ lockdownĀ yang saat ini diwajibkan dan justru bentrok dengan polisi, mereka marah atas pembatasan ketat terkait kebijakan Nol COVID-19.

Rekaman dramatis menunjukkan, massaĀ menghancurkan pembatas COVID-19. Tim anti huru-hara dikerahkan di daerah tersebut pada Selasa, 15 November 2022.

MengutipĀ BBC, Senin (16/11/2022), kejadian ini mengikuti krisisĀ COVID-19Ā terburuk di Guangzhou sejak pandemi dimulai.

Di tengah angka ekonomi yang buruk, kebijakan Zero COVID atauĀ Nol COVIDĀ ChinaĀ berada di bawah tekanan yang sangat besar.

Ketegangan telah meningkat di Distrik Haizhu, yang berada di bawah perintah untuk tetap tinggal di rumah.

Daerah ini adalah rumah bagi banyak buruh keliling yang miskin. Mereka mengeluh tidak dibayar jika mereka tidak dapat masuk kerja. Terlebih, merekaĀ kekurangan makanan dan harga bahan pokok meroketĀ selama tindakan pengendalian COVID.

Beberapa malam sebelumnya, beberapa orang telah berkelahi dengan petugas pencegahan COVID-19 berpakaian putih. Kemudian, pada Senin malam, kemarahan tiba-tiba meledak hingga ke jalan-jalan diĀ GuangzhouĀ dengan aksi pembangkangan massal.

Rumor yang tidak berdasar telah berperan memicuĀ protesĀ warga. Cerita telah menyebar bahwa perusahaan pengujian memalsukan hasil PCR untuk secara artifisial meningkatkan jumlah infeksi agar menghasilkan lebih banyak uang.

Di bagian utara negara itu, rangkaian rumor terkait Virus Corona juga membangun tekanan.

Pejabat di Provinsi Hebei mengumumkan bahwa Kota Shijiazhuang akan menghentikan pengujian massal. Akan tetapi, hal ini menimbulkan spekulasi bahwa populasi akan digunakan seperti kelinci percobaan, untuk memantau apa yang akan terjadi jika virus dibiarkan menyebar tanpa terkendali.

Diskusi tentang ini telah muncul di platform media sosial dengan tagarĀ #ShijiazhuangCovidprevention.

Banyak penduduk setempat yang panik telah menimbun obat-obatan Tiongkok yang konon dapat membantu mengatasi infeksi COVID. Persediaan di kota dikatakan hampir habis untuk saat ini.

Ā 

Rumor Perparah Keadaan

Warga bentrok dengan otoritas China terkait aturan COVID
Seorang perempuan menunjukkan kode QR pemeriksaan kesehatannya saat bersama yang lainnya antre test swab COVID-19 rutin mereka di lokasi pengujian virus corona di Beijing, Selasa (8/11/2022). Polisi di timur laut China mengatakan bahwa tujuh orang telah ditangkap menyusul bentrokan antara penduduk dan pihak berwenang yang memberlakukan pembatasan karantina COVID-19. (AP Photo/Andy Wong)

Desas-desus serupa yang viral menyebabkan pelarian massal pekerja di kompleks Foxconn di pusat kota Zhengzhou dua minggu lalu, yang telah memukul pasokan global iPhone Apple.

Pemerintah daerah di seluruh China sedang berjuang untuk mempertahankan pendekatanĀ Zero COVID tanpa merusak ekonomi mereka.

Namun, angka keluaran pabrik resmi dan penjualan ritel terbaru menunjukkan dampak yang menghancurkan dari pandemi dan tanggapan kebijakan pemerintah terhadapnya.

Tidak ada sama sekali provinsi yang melaporkan nol kasus dalam beberapa hari terakhir.

Sekitar 20 juta orang di jantung kota besar Chongqing di China barat telah ditempatkan di bawah pembatasan yang ironisnya disebut oleh orang-orang sebagai "manajemen statis sukarela". Pasalnya, meski belum ada pengumuman resmi, mereka disuruh tetap di dalam rumah oleh petugas komunitas.

Secara online ada lelucon bahwa pemerintah Chongqing tidak ingin mengumumkan lockdown massal pada hari yang sama ketika langkah-langkah pelonggaran aturan nol-COVID di seluruh China terungkap.

Marah dengan Aturan Ketat Lockdown COVID-19 China, Warga di Guangzhou Protes Massal

Warga bentrok dengan otoritas China terkait aturan COVID
Warga dan pekerja kantoran antre untuk melakukan test swab COVID-19 rutin mereka di lokasi pengujian virus corona di sepanjang jalur pejalan kaki di Beijing, Selasa (8/11/2022). China tanpa henti mengejar kebijakan karantina, penguncian, dan pengujian wajib harian atau hampir setiap hari yang ketat. (AP Photo/Andy Wong)

Sebelumnya, kerumunan penduduk di kota metropolis industri, Guangzhou, China selatan 'lolos' dariĀ lockdownĀ yang saat ini diwajibkan dan justru bentrok dengan polisi, mereka marah atas pembatasan ketat terkait kebijakan Nol COVID.

Rekaman dramatis menunjukkan, massaĀ menghancurkan pembatasĀ kontrol COVID-19. Tim anti huru-hara dikerahkan di daerah tersebut pada Selasa, 15 November 2022.

MengutipĀ BBC, Senin (16/11/2022), kejadian ini mengikuti krisisĀ COVID-19Ā terburuk di Guangzhou sejak pandemi dimulai.

Di tengah angka ekonomi yang buruk, kebijakan Zero COVID atauĀ Nol COVIDĀ ChinaĀ berada di bawah tekanan yang sangat besar.

Ketegangan telah meningkat di Distrik Haizhu, yang berada di bawah perintah untuk tetap tinggal di rumah.

Daerah ini adalah rumah bagi banyak buruh keliling yang miskin. Mereka mengeluh tidak dibayar jika mereka tidak dapat masuk kerja. Terlebih, merekaĀ kekurangan makanan dan harga bahan pokok meroketĀ selama tindakan pengendalian COVID.

Beberapa malam sebelumnya, beberapa orang telah berkelahi dengan petugas pencegahan COVID-19 berpakaian putih. Kemudian, pada Senin malam, kemarahan tiba-tiba meledak hingga ke jalan-jalan diĀ GuangzhouĀ dengan aksi pembangkangan massal.

Rumor yang tidak berdasar telah berperan memicuĀ protesĀ warga. Cerita telah menyebar bahwa perusahaan pengujian memalsukan hasil PCR untuk secara artifisial meningkatkan jumlah infeksi agar menghasilkan lebih banyak uang.

Di bagian utara negara itu, rangkaian rumor terkait Virus Corona juga membangun tekanan.

Pejabat di Provinsi Hebei mengumumkan bahwa Kota Shijiazhuang akan menghentikan pengujian massal. Akan tetapi, hal ini menimbulkan spekulasi bahwa populasi akan digunakan seperti kelinci percobaan, untuk memantau apa yang akan terjadi jika virus dibiarkan menyebar tanpa terkendali.

Diskusi tentang ini telah muncul di platform media sosial dengan tagarĀ #ShijiazhuangCovidprevention.

Banyak penduduk setempat yang panik telah menimbun obat-obatan Tiongkok yang konon dapat membantu mengatasi infeksi COVID. Persediaan di kota dikatakan hampir habis untuk saat ini.

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya