Liputan6.com, Beijing - Setelah Shanghai, kini giliran ibu Kota China, Beijing, menyediakan vaksin COVID-19 dosis booster yang dapat dihirup. Ini merupakan upaya lebih mendorong populasi mendapatkan vaksinasi di tengah lonjakan wabah Virus Corona di seluruh negara itu.
Sampai pertengahan Oktober, 90% orang China telah divaksinasi penuh dan 57% telah menerima suntikan penguat.
Baca Juga
Menurut laporan VOA Indonesia, Jumat (18/11/2022) mengutip surat kabar Global Times, setidaknya 11 distrik di Beijing telah membuka pendaftaran untuk memberikan vaksin hirup itu sebagai dosis penguat mulai minggu ini.
Advertisement
Vaksin itu, yang disemprotkan ke hidung, ditawarkan sebagai booster untuk orang yang sudah mendapat 2 suntikan vaksin buatan China. Mereka yang sudah menerima 3 suntikan, atau mendapat suntikan vaksin asing seperti Pfizer atau Moderna, tidak akan memenuhi syarat, menurut Shi Rujing, Direktur kantor imunisasi berencana dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Distrik Haidian di Beijing.
Ia menambahkan, "saat ini target-target vaksinasi hirup kami, pertama adalah mereka yang berusia di atas 18 tahun. Kedua, mereka yang telah menerima imunisasi dasar selama lebih dari 6 bulan."
Para ilmuwan berharap vaksin "nonsuntik" itu akan membuat vaksinasi lebih mudah diakses di negara-negara dengan sistem kesehatan yang rapuh karena lebih mudah diberikan. Vaksin itu juga dapat menarik orang yang tidak senang disuntik untuk vaksinasi COVID-19.
Â
Bagaimana Keampuhan Vaksin Nonsuntik?
China menginginkan lebih banyak orang mendapat suntikan booster sebelum melonggarkan pembatasan yang ketat terkait pandemi. Kebijakan itu menghambat ekonomi dan membuatnya semakin tidak sinkron dengan negara-negara lain di dunia.
Keampuhan vaksin nonsuntik belum sepenuhnya dieksplorasi. Regulator China menyetujui vaksin hirup pada September, tetapi hanya sebagai booster setelah penelitian menunjukkan vaksin itu memicu respons sistem kekebalan pada orang-orang yang sebelumnya telah mendapat dua suntikan vaksin China yang berbeda.
Vaksin hirup itu dikembangkan perusahaan biofarmasi China, CanSino Biologics Inc. sebagai versi aerosol dari vaksin satu suntikan adenovirus perusahaan itu, yang menggunakan virus flu yang relatif tidak berbahaya. Sekitar selusin vaksin hirup sedang diuji secara global, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. [ka/ab]
Advertisement
Shanghai China Beri Vaksin Booster COVID-19 Oral dengan Cara Hirup
Shanghai, kota di China mulai memberikan vaksin COVID-19 bebas jarum akhir Oktober 2022. Bentuknya kini diubah menjadi aerosol dan dapat dihirup oleh para penerima vaksin.
"Hanya perlu beberapa detik untuk menghirupnya," ujar seorang warga usai pemberian vaksin oral di sebuah lokasi vaksinasi setempat pada Rabu 26 Oktober 2022 seperti dikutip dari Xinhua.
"Ini jauh lebih mudah dibanding disuntik," kata sang penerima vaksin, yang telah menerima dua injeksi intramuskular sebelumnya.
Vaksin penguat (booster) yang dapat dihirup itu merupakan vaksin COVID-19 berbasis vektor adenovirus tipe-5.
Vaksin itu dikembangkan bersama oleh sebuah tim penelitian yang dipimpin Chen Wei, akademisi dari Akademi Teknik China, dan perusahaan bioteknologi China CanSino Biologics Inc. Vaksin tersebut hanya ditawarkan sebagai dosis booster bagi para penerima vaksin COVID-19 sebelumnya.
"Dosis vaksin yang dapat dihirup itu sebanyak 0,1 mililiter. Penerima vaksin hanya perlu memasukkan nosel botol putih ke mulut mereka, menghirup gas yang ada di botol itu dalam-dalam, dan menahan napas minimal lima detik untuk menyelesaikan prosedur tersebut," papar He Jinhui, seorang perawat di rumah sakit setempat, yang menjelaskan instruksi dasar vaksinasi itu.
Kendati dosis vaksin yang dapat dihirup itu hanya sekitar seperlima dari dosis intramuskular biasa, vaksin tersebut diklaim dapat memicu respons imun yang lebih kuat.
Â
Merangsang Kemunculan Respons Imun Lain
Zhu Tao, kepala ilmuwan di CanSino, menuturkan bahwa dibandingkan dengan injeksi, proses inhalasi dapat merangsang kemunculan satu jenis respons imun lainnya, yakni imunitas mukosa.
"Vaksin yang dapat dihirup itu secara efektif menaikkan tingkat antibodi penawar dalam cairan tubuh, dan juga menghasilkan antibodi IgA di mukosa pernapasan, yang dapat memperkuat kemampuan vaksin saat ini untuk mencegah Omicron menginfeksi saluran pernapasan atas," urai Zhu.
Vaksin bebas jarum itu tak hanya tidak mengurangi rasa sakit, tetapi juga rasanya sedikit manis, menurut pengakuan beberapa penerima vaksin.
Zhu mengatakan bahwa rasa manis itu disebabkan oleh konsentrasi sukrosa yang sangat rendah yang ditambahkan ke vaksin itu, yang dapat membantu meningkatkan stabilitas vektor virus tersebut.
Tim peneliti melakukan uji klinis acak tahun lalu untuk mengevaluasi keamanan vaksin booster itu dan imunogenisitasnya sebagai suntikan booster pada 420 partisipan China.
Hasil uji klinis yang dipublikasikan dalam jurnal Lancet Respiratory Medicine itu menunjukkan bahwa vaksin itu dapat ditoleransi dengan baik, dan mampu memicu tingkat antibodi penetralisir yang tinggi terhadap COVID-19 pada orang dewasa. Â
Advertisement