Liputan6.com, Manila - Filipina dan Indonesia berkolaborasi dalam sebuah pameran busana.
Pameran busana "Filipino Barong-Wastra Indonesia: Thread and Pattern of Kinship" berhasil memukau sekitar 500 penonton yang memadati Metropolitan Theatre (MET) Manila pada 21 November 2022.
Baca Juga
Tak satupun penonton meninggalkan tempat acara dari awal sampai akhir. Bahkan, usai gelaran pameran busana selesai pun masih banyak penonton yang menyerbu ke panggung untuk sekedar berfoto dengan para perancang busana dan model.
Advertisement
"Peragaan busana ini merupakan cerminan persahabatan dan kekerabatan antara Indonesia dan Filipina melalui jalur budaya," ujar Duta Besar Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo dalam sambutannya seperti dikutip dari pernyataan tertulis dari KBRI Manila, Kamis (24/11/2022).
"Memahami kebudayaan akan mendorong rasa hormat dan toleransi sehingga dapat hidup berdampingan secara harmonis. Bagaikan jalinan-jalinan benang yang diikat dengan indah, ikatan istimewa Indonesia dan Filipina yang bersahabat dan harmonis akan terus berlangsung dan tak lekang oleh waktu," tambah Dubes Agus.
Peragaan busana ini terselenggara atas kerjasama antara KBRI Manila dengan the National Commission for Culture and Arts of the Republic of the Philippines (NCCA), dan merupakan implementasi pertama dari the Memorandum of Understanding on Cultural Cooperation yang ditandatangani pada saat kunjungan Presiden Ferdinand Marcos Jr. ke Indonesia pada awal September 2022 serta salah satu acara peringatan Hubungan Diplomatik Indonesia-Filipina yang ke-73 tahun.
Deretan Desainer Indonesia di Panggung Filipina
Didi Budiardjo, perancang busana kondang Indonesia yang terkenal dengan rancangan gaun malam dan gaun pengantin yang berpola rumit dan indah kali ini menampilkan karya-karya haute couture dengan tema Pasompe, dari Bahasa Bugis yang artinya adalah pelancong atau traveller.
Gaun yang ditampilkan berdasar tenun sutra dari Sulawesi, didesain penuh dengan warna-warni kontras. Gaun yang merupakan perpaduan motif kotak-kotak berwarna-warni dan rancangan lainnya yang menampilkan atasan berwarna broken white yang beraksen drapery pada beberapa bagian telah berhasil membuat para model yang berjalan di atas catwalk tampak elegan dan mewah.
Kehadiran karya perancang busana Indonesia lainnya, Novita Yunus, yang menggelar tema Batik telah menambah decak kagum para penonton. Rancangan Novita dengan bendera komersialnya Batik Chic berani menawarkan busana Batik dengan rancangan pola, motif, dan warna yang penuh kreasi di luar mainstream semakin mengukuhkan bahwa Batik layak menjadi outfit modern yang mengglobal tanpa menghilangkan nilai-nilai kesakralan tradisionalnya.
Advertisement
Rancangan Filipina
Sementara itu, Steve De Leon, salah satu Suhu dunia mode Filipina, telah berhasil membawa penonton kepada suasana Eropa jaman baheula. Steve yang terkenal dengan Terno Design telah berhasil membawa bayangan para penonton pada indahnya gaun Maria Clara, gaun yang biasa dikenakan para kaum wanita aristokratik Eropa jaman baheula ketika menghadiri pesta – pesta mewah.
Gaun-gaun panjang haute couture berbahan serat yang bernuansa paduan warna putih, broken white dan krem dengan pola drapery pada beberapa bagian yang membalut para model berhasil membuat mata para penonton terpana tak berkedip.
Selain itu, Filipina juga menghadirkan Onesimus, brand unggulan untuk pakaian formal pria atau Barong Filipina, yang menampilkan 10 design terbaiknya.
Rancangan inovatif busana pria dari Freddy Mercado, yang memadukan pakaian Barong bermotif batik, telah memberi kesan spesial para penonton.
Rancangan yang salah satunya diperagakan oleh Duta Besar Vidal Querol, mantan Duta Besar Filipina di Indonesia periode 2007-2010, telah membuktikan bahwa Barong dan Batik telah menyatu menjadi rancangan busana yang selaras dan indah, seindah hubungan bilateral Indonesia dan Filpina dalam harmoni.
Karya inovatif tersebut telah meneguhkan bahwa bermukimnya Freddy Mercado di Indonesia selama 34 tahun yang antara lain demi menjodohkan Barong dengan Batik menjadi tak sia-sia.
Dimeriahkan Alunan Angklung
Pameran busana ini menjadi lebih meriah dengan penampilan yang luar biasa dari tim Angklung SMP Al Azhar 1 yang membawakan lagu Bengawan Solo dan Heal the World dan kelompok musik Male Ensemble Filipina.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Filipina, Laskar Pelangi dan berbagai lagu Filipina dinyanyikan secara harmonis oleh Male Ensemble untuk membuka dan menemani acara peragaan busana.
Pemilihan Metropolitan Theater (MET) sebagai tempat peragaan busana mempunyai arti tersendiri. MET merupakan bangunan yang prestisius dan bersejarah bagi Filipina yang didesain oleh arsitek terkenal Juan M. Arellano pada tahun 1930. MET merupakan bangunan pertama yang memadukan motif lokal Filipina dengan arsitektur modern untuk menampilkan pertunjukan teater, konser dan berbagai pertunjukan budaya di Filipina.
Advertisement