Liputan6.com, Kyiv - Bice adalah anjing pit bull terrier Amerika dengan pekerjaan penting dan sensitif di Ukraina — menghibur anak-anak yang trauma akibat perang Rusia.
Anjing abu-abu berusia 8 tahun yang ceria tiba tepat waktu minggu ini di pusat rehabilitasi di pinggiran ibu kota Ukraina, tepatnya pada hari Rabu, 7 Desember 2022. Bice siap memulai tugasnya.
Saat Bice menunggu di lorong, selusin anak duduk mengelilingi meja mendengarkan psikolog Oksana Sliepora di dalam ruangan yang tampak seperti ruang kelas dengan lukisan dan beberapa buku, dikutip dari AP News, Senin (12/12/2022).
Advertisement
“Siapa yang punya anjing?” tanya Oksana. Beberapa tangan terangkat sekaligus ruangan penuh dengan teriakan “Aku, aku, aku!”.
Seorang anak muda mengatakan anjingnya bernama Stitch; "Tank," kata bocah lain, menambahkan bahwa dia memiliki total lima, tetapi dia lupa semua namanya. Semua orang tertawa terbahak-bahak.
Tujuh anak perempuan dan sembilan anak laki-laki itu -- mulai dari anak laki-laki berusia 2 tahun hingga seorang wanita muda berusia 18 tahun -- terlihat seperti anak sekolah yang menikmati kelas.
Meski demikian, anak-anak itu memiliki cerita khusus. Beberapa dari mereka menyaksikan bagaimana tentara Rusia menyerbu kampung halaman mereka dan memukuli kerabat mereka. Beberapa adalah putra, putri, saudara laki-laki atau perempuan tentara yang berada di garis depan, atau terbunuh di dalam peperangan.
Mereka berkumpul di Pusat Rehabilitasi Sosial dan Psikologis, sebuah pusat komunitas yang dioperasikan negara di mana orang bisa mendapatkan bantuan untuk mengatasi pengalaman traumatis setelah invasi Rusia pada Februari. Staf memberikan terapi psikologis secara teratur bagi siapa saja yang terkena dampak perang.
Pusat Rehabilitasi untuk Korban Trauma Perang
Sebelumnya, mereka menggunakan kuda. Kali ini, mereka menambahkan dukungan dari teman berkaki empat lainnya, yaitu terapi anjing.
Terletak di daerah pinggiran Boyarka, sekitar 20 kilometer (12 mil) barat daya Kyiv, pusat ini didirikan pada tahun 2000 sebagai bagian dari upaya untuk memberikan dukungan psikologis kepada orang-orang yang terkena dampak, secara langsung atau tidak langsung, oleh ledakan di pabrik nuklir di Chernobyl pada 1986.
Sekarang pusat rehabilitasi ini berfokus pada orang-orang yang terkena dampak perang. Hari-hari ini, ketika beberapa daerah tanpa listrik setelah serangan Rusia ke infrastruktur energi Ukraina, bangunan dua lantai itu adalah satu dari sedikit tempat dengan penerangan dan pemanas.
Ketika anak-anak berkumpul, beberapa mengenakan topi Natal biru atau merah yang meriah, Sliepora dengan cerdik bertanya apakah mereka ingin bertemu seseorang. Ya, mereka menjawabnya. Lalu, pintu terbuka dan wajah anak-anak itu berseri, mereka tersenyum.
Masuklah Bice, sang terapis yang mengibas-ngibaskan ekor.
Darina Korozei, pemilik dan pawang anjing, meminta anak-anak untuk datang satu per satu dan meminta Bice melakukan satu atau dua trik. Dia duduk, berdiri dengan kaki belakangnya, mengulurkan kaki, atau berguling. Kemudian, pelukan berkelompok -- diikuti dengan beberapa ‘suguhan lezat’ untuk Bice.
Selama lebih dari 30 menit, Bice membiarkan semua orang menyentuh dan memeluknya, tanpa pernah menggonggong. Seolah-olah tidak ada hal lain yang penting pada saat itu, seolah-olah tidak ada yang perlu dikhawatirkan — seperti, katakanlah, perang yang melanda negara mereka.
Advertisement
Trauma Psikologis yang Berbeda
Ini adalah pertama kalinya Sliepora bekerja dengan seekor anjing sebagai bagian dari terapinya. Dia berkata, "Saya membaca banyak literatur bahwa bekerja dengan anjing, dengan rehabilitator berkaki empat, membantu anak-anak mengurangi stres, meningkatkan ketahanan terhadap stres, dan mengurangi kecemasan."
Anak-anak tampak tidak stres, tapi tentu saja kenyataannya masih di luar sana.
Dia mengamati bagaimana beberapa anak takut dengan suara keras, seperti ketika seseorang menutup jendela atau ketika mereka mendengar suara jet. Beberapa jatuh ke lantai atau mulai bertanya apakah ada tempat perlindungan bom di dekatnya.
Di antara anak-anak itu adalah saudara laki-laki dan perempuan dari Kupyansk -- sebuah kota di wilayah timur Kharkiv -- yang menyaksikan tentara Rusia menyerbu ke rumah mereka dengan senapan mesin, menangkap kakek mereka, meletakkan tas di kepalanya, dan memukulinya, kata Sliepora.
“Setiap anak mengalami trauma psikologis dengan cara yang berbeda,” katanya.
Ibu dari Beberapa Anak Mengawasi dari Kejauhan
Ibu dari beberapa anak hampir sepanjang waktu duduk di sepanjang salah satu dinding, mengawasi dan mendengarkan dari kejauhan. Ketika Bice datang, beberapa memotret anak-anak mereka.
Lesya Kucherenko ada di sini bersama putranya yang berusia 9 tahun, Maxim. Dia mengatakan dia tidak bisa berhenti memikirkan perang dan apa yang bisa terjadi pada putra sulungnya, seorang penerjun payung berusia 19 tahun yang bertempur di kota Bakhmut di wilayah Donetsk timur — salah satu front paling aktif saat ini.
Maxim tersenyum saat dia bermain dengan Bice, tetapi dia selalu memeriksa ibunya dan sesekali menoleh untuk melihatnya.
Kucherenko mengatakan kadang-kadang dia menangis ketika memikirkan putranya yang seorang tentara. Tepat sebelum sesi ini, dia mendapat telepon darinya. Putranya mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
Hanya mengingat itu, Kucherenko mulai menangis. Detik berikutnya, Maxim ada di sana, menanyakan alasannya.
"Kamu melihat? Dia menghibur saya,” kata Kucherenko.
Adapun anjing yang menghibur, apa pesan terbaik yang ditawarkan Bice kepada anak-anak?
Sang pawang anjing, Darina Korozei hanya perlu berpikir beberapa detik, lalu menjawab: "Kebebasan. Bebas dari masalah dan merasa bahagia.”
Penulis: Safinatun Nikmah.
Advertisement