Amerika Serikat Serang Al-Shabab di Somalia, 15 Orang Tewas

Amerika Serikat menyerang kelompok Al-Shabab atas permintaan pemerintah Somalia.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Des 2022, 10:30 WIB
Diterbitkan 19 Des 2022, 10:30 WIB
Militan al-Shabab berlatih di Somalia (AP/Mohamed Sheikh)
Militan al-Shabab berlatih di Somalia (AP/Mohamed Sheikh)

Liputan6.com, Mogadishu - Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan kepada militan Al-Shabab di Somalia. Ada 15 orang yang tewas akibat serangan tersebut. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Senin (19/12/2022), serangan udara itu dilancarkan di Negara Bagian Hirshabelle. Ada dua serangan yang dilakukan AS.

Dalam pernyataan, militer Amerika Serikat di Afrika mengatakan, pihaknya melakukan dua serangan "pertahanan diri kolektif" terhadap kelompok itu pada 14 dan 17 Desember di sekitar kota pesisir Adale. Serangan dilakukan atas permintaan Pemerintah Federal Somalia, dan untuk mendukung pasukan Tentara Nasional Somalia.

Serangan pertama terjadi 176 kilometer timur laut Mogadishu, menewaskan tujuh militan. Serangan kedua terjadi sekitar 220 kilometer timur laut Mogadishu, menewaskan delapan pejuang al-Shabab.

Penilaian awal Komando Amerika Afrika adalah bahwa tidak ada warga sipil yang terluka atau tewas dalam serangan-serangan itu, menurut AFRICOM. "Komando Amerika Afrika akan terus mempelajari hasil operasi dan akan memberi informasi tambahan yang sesuai,” bunyi pernyataan itu.

Pemerintah Somalia mengatakan, 88 pejuang al-Shabab tewas dalam operasi 48 jam, yang dilakukan bekerja sama dengan mitra internasional. Ini seringkali merujuk pada keterlibatan negara-negara sahabat yang mendukung tentara Somalia.

Situs Council on Foreign Relations (CFR) menjelaskan bahwa kelompok Al-Shabab memiliki tujuan untuk mendirikan negara Islam di Somalia. Target serangan kelompok ini berada di Afrika Timur.

Pada akhir tahun 2000-an, kelompok ini sempat menguasai ibu kota Mogadishu. Namun, kelompok itu berhasil dipukul mundur oleh kolaborasi Uni Afrika dan Amerika Serikat.

Kasus Bentrokan

Kelompok militan al-Shabab.
Kelompok militan al-Shabab. (Source: AFP)

Pada awal Desember 2022, pasukan Somalia menewaskan sekitar 40 anggota al-Shabab di wilayah Shabelle Tengah, kata pemerintah negara tersebut pada Kamis (1/12). Bentrokan itu adalah yang terbaru dalam serangan selama berbulan-bulan untuk melemahkan cengkeraman kelompok militan Islamis itu.

“Pasukan keamanan dan sekutu internasional kami membunuh sekitar 40 pejuang al-Shabab dan melukai beberapa lainnya,” kata Kementerian Informasi Somalia dalam sebuah pernyataan, dikutip VOA Indonesia.

Namun, masing-masing pihak sering memberikan laporan bentrokan yang saling bertentangan.

Al-Shabab, yang berafiliasi dengan Al Qaeda, dianggap berusaha memaksakan interpretasinya atas hukum Islam yang ketat di seluruh negeri. Kelompok itu sering melancarkan serangan mematikan di wilayah ibu kota Somalia, Mogadishu, dan di sejumlah tempat lainnya.

Pada hari Minggu (27/11), al-Shabab menyerbu sebuah hotel yang dijaga ketat di dekat kediaman presiden di Mogadishu, dan menewaskan sembilan orang dalam aksi tersebut.

Pemerintah, yang didukung oleh milisi klan kesukuan dan pasukan Uni Afrika, mengatakan telah membunuh lebih dari 600 anggota al-Shabab dan merebut kembali 68 permukiman dalam tiga bulan terakhir. Tindakan itu dikatakan sebagai bagian dari upaya bersama untuk mengakhiri kontrol militan atas sebagian besar wilayah negara di kawasan Tanduk Afrika itu.

Pembatasan yang dilakukan oleh Al-Shabab pada pengiriman bantuan internasional telah memperparah dampak kekeringan terburuk dalam empat dekade, kata para pejabat. Keadaan demikian mengancam akan membawa Somalia ke ambang kelaparan. 

Hotel yang Diinapi Pejabat Pemerintah Somalia Diserang Militan al-Shabab

Kelompok militan al-Shabab di Somalia (AFP/Mohamed Abdiwahab)
Kelompok militan al-Shabab di Somalia (AFP/Mohamed Abdiwahab)

Pada bulan Agustus, tiga bulan setelah menjabat, Presiden Hassan Sheikh Mohamud berjanji akan melakukan  "perang total" melawan militan setelah serangan di hotel Mogadishu populer lainnya. Lebih dari 20 orang meninggal.

Dua bulan kemudian, dua ledakan bom mobil di dekat persimpangan sibuk di Mogadishu menewaskan sedikitnya 100 orang.

Al-Shabab juga mengklaim responsif untuk itu.

Presiden Mohamud kemudian memobilisasi tentara Somalia dan milisi klan yang didukung pemerintah dalam upaya merebut desa dan kota dari al-Shabab, yang menguasai sebagian besar wilayah negara itu. 

Tujuan utama kelompok militan itu adalah untuk menggulingkan pemerintah Somalia dan mendirikan pemerintahannya sendiri berdasarkan interpretasi yang ketat terhadap hukum Islam.

Serangan di Kementerian

ilustrasi ledakan bom.
ilustrasi ledakan bom. (iStockphoto)

Sebelumnya, insiden ledakan bom mobil kembar terjadi di dekat persimpangan sibuk di ibu kota Somalia, Mogadishu, menewaskan sedikitnya 100 orang. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Hassan Sheikh Mohamud.

Di antara para korban "yang dibantai [adalah] ibu-ibu dengan anak-anak mereka di tangan mereka", kantor berita AFP mengutip pernyataan presiden.

Dia meminta bantuan medis internasional untuk menangani 300 orang yang terluka.

Ledakan pada hari Sabtu terjadi dalam beberapa menit satu sama lain, menghancurkan bangunan dan kendaraan di sekitarnya. Ledakan yang pertama menghantam kementerian pendidikan dan kemudian yang kedua meledak ketika tim medis tiba untuk menangani para korban, lapor kantor berita Reuters. 

Atas kejadian itu, presiden pun menyalahkan kelompok militan al-Shabab atas serangan yang menargetkan kementerian pendidikan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya