Liputan6.com, Washington - Presiden Joe Biden mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak akan mentransfer jet tempur F-16 ke Ukraina, seperti yang telah diminta oleh Presiden Volodymyr Zelensky. Hal tersebut ditegaskan Biden saat ditanya wartawan apakah dia akan menawarkan pesawat tempur bermesin tunggal tersebut kepada Ukraina.
"Tidak," jawab Biden seperti dikutip dari Independent, Selasa (31/1/2023).
Pernyataan Biden tersebut muncul di tengah dorongan dari pejabat Pentagon untuk mengirimkan jet tempur pabrikan Lockheed Martin itu.
Advertisement
Pemerintah Zelensky telah berulang kali merengek ke Washington, salah satunya meminta kiriman jet tempur, yang akan menjadi peningkatan signifikan bagi angkatan udara Ukraina. Pasalnya, Kyiv masih menggunakan MIG dan Sukhoi era Soviet.
Di lain sisi, Biden juga telah berulang kali menolak permohonan Zelensky, alih-alih berfokus pada penyediaan artileri, kendaraan lapis baja, dan senjata pertahanan udara berbasis darat seperti sistem rudal permukaan-ke-udara Patriot. Saat ini tentara Ukraina tengah dilatih agar dapat menggunakan Patriot.
Penasihat Zelensky, Mykhailo Podolyak, beberapa waktu lalu mengatakan bahwa Ukraina perlu menunjukkan kepada Washington dan Barat bagaimana jet tempur akan meningkatkan upaya perang dan memberikan perlindungan bagi kendaraan lapis baja yang dikirimkan kepada pasukan Ukraina.
"Kita harus bicara rasional dan mengatakan kepada mereka, misalnya, 'ini dan ini akan mengurangi kematian, ini akan mengurangi beban infrastruktur. Ini akan mengurangi ancaman keamanan bagi Eropa, ini akan menjaga perang terlokalisasi'. Dan kami akan melakukan itu," kata Podolyak.
Namun, bagaimanapun, terlepas dari penolakan Biden saat ini, peluang perubahan selalu ada. Sebut saja dalam kasus tank M1 Abrams dan Patriot, di mana pada awal perang tahun lalu, AS menolak mengizinkan transfer keduanya karena kekhawatiran eskalasi konflik. Kurang lebih setahun kemudian, tepatnya pekan lalu, Biden berubah pikiran dan menyetujui transfer keduanya.
Penolakan Serupa Oleh Jerman
Kanselir Olaf Scholz menegaskan kembali pada Minggu (29/1), Jerman tidak akan mengirimkan jet tempur ke Ukraina.
"Saya menyarankan agar tidak terus-menerus melakukan perang penawaran dalam hal sistem persenjataan," kata Scholz dalam wawancaranya dengan surat kabar Tagesspiegel seperti dikutip dari VOA, Senin (30/1). "Jika, segera setelah keputusan (tentang tank) dibuat dan debat berikutnya dimulai di Jerman, itu... merusak kepercayaan rakyat terhadap keputusan pemerintah."
Dalam wawancara yang sama, Kanselir Scholz memperingatkan agar Ukraina tidak meningkatkan "risiko eskalasi".
"Tidak ada perang antara NATO dan Rusia. Kami tidak akan membiarkan eskalasi seperti itu," katanya.
Kanselir Scholz menambahkan bahwa perlu untuk terus berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Panggilan telepon terakhir antara keduanya terjadi pada awal Desember.
"Saya akan berbicara dengan Putin melalui telepon lagi," kata Scholz. "Tapi, tentu saja, juga jelas bahwa selama Rusia terus mengobarkan perang dengan agresi yang tidak mereda, situasi saat ini tidak akan berubah."
Baca Juga
Tolak Pengiriman Jet Tempur ke Ukraina, Jerman: Tidak Ada Perang Antara NATO dan Rusia
Bala Bantuan Kembali Datang, Ukraina Dapat Kiriman 31 Tank M1 Abrams dari AS dan 14 Tank Leopard 2A6 dari Jerman
Dear Sekutu Barat, Ukraina Butuh Rudal Jarak Jauh untuk Menargetkan Depot Amunisi dan Logistik Rusia
Advertisement