Liputan6.com, Tel Aviv - Pesawat-pesawat Israel melancarkan serangan Jalur Gaza pada Kamis (2/2/2023), beberapa jam setelah militan Palestina menembakkan roket. Israel mengklaim bahwa pihaknya menyerang tempat produksi roket.
Menurut Israel, tempat yang menjadi target serangannya berisi bahan kimia dan dijalankan oleh kelompok Hamas, yang menguasai Gaza.
Baca Juga
Adapun serangan roket dari Gaza terjadi pada Rabu (1/2) malam. Militer Israel mengklaim bahwa pertahanan udara mereka berhasil mencegatnya.
Advertisement
Tidak ada laporan tentang korban jiwa, baik dalam serangan roket dari Gaza maupun serangan dari Israel.
Pekan lalu, kelompok militan di Gaza dan Israel memecah ketenangan lintas batas selama berbulan-bulan dengan saling bertukar serangan udara setelah tentara Israel membunuh 10 warga Palestina saat menyerang kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat.
Titik gesekan terbaru diyakini terkait dengan penahanan sejumlah warga Palestina yang didakwa soal keamanan.
Lebih Keras
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, seorang ultra-nasionalis dan anggota senior dari pemerintahan paling kanan dalam sejarah Israel, telah menjanjikan perlakuan yang lebih keras terhadap para tahanan dalam beberapa hari terakhir.
Ben-Gvir mengatakan roket dari Gaza tidak akan menghentikannya menerapkan kebijakan hukuman terhadap para tahanan. Dia menyerukan pertemuan Kabinet Keamanan mendesak untuk membahas masalah ini.
Dalam masyarakat Palestina, tahanan umumnya dipuja sebagai pahlawan, di mana hampir setiap keluarga Palestina memiliki anggota yang dipenjara oleh Israel atas tuduhan keamanan selama konflik beberapa dekade. Beberapa ribu dikurung pada waktu tertentu, dengan tuduhan mulai dari pelemparan batu hingga serangan mematikan terhadap orang Israel.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (31/1), Hamas mengutuk apa yang dikatakannya sebagai serangan oleh penjaga penjara Israel terhadap tahanan Palestina, khususnya tahanan wanita.
Advertisement
Tahanan Palestina Ditempatkan di Sel Isolasi
Layanan Penjara Israel mengatakan masalah dimulai Jumat, ketika puluhan tahanan Palestina ditempatkan di sel isolasi setelah mereka merayakan serangan warga Palestina di luar sebuah sinagoge di Yerusalem Timur, yang menewaskan tujuh warga Israel.
"Seorang tahanan wanita Palestina mencoba membakar selnya sebagai protes," kata layanan penjara.
Dalam peristiwa terpisah, layanan penjara memindahkan televisi dari tiga sel di Penjara Ofer Israel di dekat Kota Ramallah.
Amani Srahneh dari Klub Tahanan Palestina, sebuah kelompok yang mewakili mantan dan tahanan saat ini, mengatakan bahwa langkah-langkah eskalasi dan kebijakan baru pemerintah Israel untuk menghasut tahanan telah menciptakan situasi tegang.
Serangan Israel minggu lalu di kamp pengungsi Jenin diikuti oleh penembakan di luar sinagoge di Yerusalem Timur dan penembakan lainnya di Yerusalem, di mana seorang warga Palestina berusia 13 tahun melukai dua warga Israel.
Sejak itu, Israel telah menyetujui serangkaian langkah hukum terhadap Palestina.