Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara memamerkan hampir selusin rudal balistik antarbenua (ICBM) canggih dalam parade militer pada Rabu (8/2/2023) malam. Media setempat menyebutnya sebagai bukti kemampuan serangan nuklir terbesar negara itu.
Rudal diarak melalui alun-alun Kim Il Sung di Pyongyang, sementara Kim Jong Un menghadiri parade bersama istrinya Ri Sol Ju dan putrinya Ju Ae. Demikian dikutip dari CNN, Kamis (9/2/2023).
Baca Juga
Parade militer Korea Utara, yang menandai peringatan berdirinya Tentara Rakyat Korea, terjadi kurang dari dua bulan setelah Kim Jong Un menyerukan peningkatan eksponensial persenjataan nuklir negaranya untuk merespons ancaman dari Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Tahun lalu, Korea Utara menguji lebih banyak rudal dibanding kapanpun dalam sejarah, termasuk ICBM yang secara teori dapat menyerang daratan AS.
Hwasong-17
Analis menilai bahwa salah satu yang dipamerkan oleh Korea Utara pada Rabu malam adalah ICBM Hwasong-17.
"Sepertinya ada 10-12 ICBM Hwasong-17 yang muncul. Secara akumulatif ada lebih banyak peluncur ICBM yang belum pernah kita lihat sebelumnya di parade Korea Utara kali ini," ungkap pakar kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace Ankit Panda.
Sebelum parade berlangsung, gambar satelit komersial dari Maxar Technologies menunjukkan setidaknya 17 yang diyakini sebagai peluncur rudal balistik tengah bersiap.
Selain ICBM, media pemerintah Korea Utara mengatakan parade tersebut juga menampilkan rudal taktis dan rudal jelajah jarak jauh.
Advertisement
Parade Militer Sebagai Sinyal Bagi Musuh
Rezim Kim Jong Un memanfaatkan parade militer untuk menopang dukungan domestik bagi program militernya sambil mengirimkan sinyal ke AS, Korea Selatan, dan musuh lainnya bahwa ia siap untuk menyerang balik atas setiap serangan.
Parade pada Rabu malam berlangsung setelah jamuan makan mewah pada malam sebelumnya, yang juga dihadiri Kim Jong Un bersama istri dan putrinya. Kemunculan Ju Ae menyiratkan kemungkinan bahwa sosoknya dipersiapkan sebagai penerus kepemimpinan Korea Utara.
"Di negara di mana keluarga Kim Jong Un dan militer semuanya kuat, kehadiran gadis itu (Ju Ae) di acara penting mengirimkan sinyal yang jelas", kata profesor di Ewha University di Seoul, Leif-Eric Easley.
"Dengan secara mencolok menyertakan istri dan putrinya, Kim Jong Un ingin para pengamat di dalam dan luar negeri melihat dinasti keluarganya dan militer Korea Utara sebagai hubungan yang tidak dapat ditarik kembali," imbuhnya.