Liputan6.com, London - Raja Charles III menjadikan Prancis dan Jerman sebagai destinasi lawatan kenegaraan pertamanya sejak memimpin Kerajaan Inggris. Hal tersebut diumumkan oleh Istana Buckingham pada Jumat (3/3/2023).
Kunjungan itu disebut menggarisbawahi upaya Inggris untuk membangun "jembatan" dengan tetangga Eropa-nya setelah ketegangan bertahun-tahun akibat Brexit.
Baca Juga
"Raja Charles III dan Permaisuri Camilla akan mengunjungi dua negara terbesar di Uni Eropa pada 26-31 Maret, dijamu oleh Presiden Emmanuel Macron dari Prancis dan Frank-Walter Steinmeier dari Jerman," demikian pengumuman Istana Buckingham seperti dilansir AP, Sabtu (4/3).
Advertisement
"Kunjungan itu akan merayakan hubungan Inggris dengan Prancis dan Jerman, menandai sejarah, budaya, dan nilai bersama... Ini juga merupakan kesempatan untuk melihat ke depan dan menunjukkan banyak cara bagi negara kita untuk bekerja dalam kemitraan, apakah itu untuk mengatasi perubahan iklim; merespons konflik di Ukraina; merebut peluang perdagangan dan investasi atau berbagi yang terbaik dari seni dan budaya kita."
Menyoroti pentingnya perjalanan tersebut, ini adalah kunjungan kenegaraan perdana pemimpin Kerajaan Inggris sejak 2015 karena mendiang Ratu Elizabeth II berhenti melawat pada tahun-tahun terakhirnya.
Pengumuman ini datang hanya beberapa hari setelah Raja Charles III bertatap muka dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Kastil Windsor dan Perdana Menteri Rishi Sunak mengumumkan terobosan dalam pembicaraan untuk menyelesaikan perselisihan mengenai pengaturan perdagangan pasca-Brexit dengan Irlandia Utara.
PM Sunak dinilai sangat ingin menggunakan kekuatan lunak kerajaan untuk mencairkan hubungan antara Inggris dan Uni Eropa, yang tegang akibat keputusan Inggris meninggalkan blok tersebut.
"Perjalanan ke Prancis dan Jerman dilakukan atas permintaan pemerintah Inggris dan atas undangan kedua pemerintah," kata Istana Buckingham.
Dari Prancis Lanjut ke Jerman
Lawatan Raja Charles III dan Permaisuri Camilla akan dimulai di Prancis, di mana pasangan itu akan disambut oleh Presiden Macron dan ambil bagian dalam upacara peringatan di Arc de Triomphe di Paris. Pangeran Charles III dijadwalkan juga akan bertemu dengan anggota Majelis Nasional dan Senat serta menghadiri jamuan kenegaraan di Chateau de Versailles.
Selain itu, Raja Charles III dan Permaisuri Camilla juga akan mendatangi Bordeaux, yang merupakan rumah bagi komunitas besar Inggris, di mana mereka berencana mengunjungi kebun anggur organik dan salah satu area yang hancur akibat kebakaran hutan musim panas lalu.
Raja Charles III dan Permaisuri Camilla dijadwalkan melakukan perjalanan ke Jerman pada 29 Maret. Mereka akan disambut oleh Presiden Steinmeier dan Raja Charles III dijadwalkan berpidato di Bundestag, parlemen Jerman. Steinmeier juga akan mengadakan jamuan kenegaraan untuk pasangan itu.
Di Jerman, Raja Charles III dilaporkan akan bertemu dengan pengungsi Ukraina, mengunjungi unit militer gabungan Inggris-Jerman, dan melakukan perjalanan ke Hamburg, di mana dia akan mengunjungi proyek energi berkelanjutan.
Sementara Kerajaan Inggris telah menyerahkan sebagian besar kekuasaan kepada pemimpin pemerintahan, aura dan kemegahan serta seremoni dalam kunjungan kerajaan masih dipandang sebagai cara untuk memoles citra Inggris dan memperkuat hubungan dengan negara-negara lain.
Hal tersebut dapat dilihat selama masa pemerintahan Elizabeth II, di mana mendiang ratu melakukan 121 kunjungan kenegaraan selama 70 tahun masa pemerintahannya. Untuk itu, sejarawan kerajaan Robert Hardman menjulukinya sebagai "Ratu Dunia".
Perjalanan ke Prancis mungkin saja memiliki arti khusus bagi Raja Charles III, yang dikabarkan menjalin hubungan dekat dengan Macron menyusul fokus bersama keduanya dalam melindungi lingkungan dan memerangi perubahan iklim.
Adapun Presiden Jerman mengatakan keputusan Raja Charles III untuk melakukan perjalanan ke Jerman dan Prancis "merupakan isyarat penting bagi Eropa."
"Saya ingin mengatakan kepadanya, tetapi tentu saja juga kepada semua warga Inggris: Kami di Jerman, kami di Eropa, juga menginginkan hubungan yang dekat dan bersahabat dengan Inggris setelah Brexit," tegas Steinmeier.
Advertisement