Kronologi Drama 24 Jam Polisi Bangkok Ngamuk dan Menembak Sembarangan dari Rumah, Diduga Stres Gagal Tes Promosi

Drama 24 jam polisi ngamuk di Bangkok, Thailand terjadi sekitar tengah hari pada Selasa 14 Maret 2023, ketika dia mulai melepaskan tembakan ke udara dari rumahnya di Soi Jiramakorn.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Mar 2023, 16:35 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2023, 16:35 WIB
Garis Polisi Ilustrasi
Ilustrasi polisi Bangkok mengamuk dan menembak sembarangan dari dalam rumah. (Liputan6.com/ilustrasi)

Liputan6.com, Bangkok - Drama 24 jam polisi ngamuk di Bangkok, Thailand terjadi sekitar tengah hari pada Selasa 14 Maret 2023, ketika dia mulai melepaskan tembakan ke udara dari rumahnya di Soi Jiramakorn.

Letnan Kolonel Polisi Kittikan Saengboon yang berusia 51 tahun, seorang inspektur dengan riwayat penyakit mental terus melepaskan senjatanya dalam semalam.

Akibat ulahnya, warga sekitar terpaksa dievakuasi.

Mengutip media Thailand The Nation, Kamis (16/3/2023), polisi kemudian menembakkan 20 tabung gas air mata ke rumah tersebut pada Rabu 15 Maret dini hari untuk melumpuhkan Kittikan. Kendati demikian mereka gagal untuk mengeluarkannya dari dalam rumah.

Hampir 20 jam negosiasi dengan pria bersenjata itu tiba-tiba terhenti pada Rabu pagi, ketika unit Operasi Khusus melemparkan granat kejut ke dalam rumahnya.

Pada pukul 06.20, unit tersebut berhasil mendapatkan akses ke lantai dua rumah tersebut namun tidak dapat menjangkau Kittikan, yang mengunci diri di sebuah kamar di lantai satu.

Pada pukul 08.30 pagi, polisi bersenjata peluru karet berkumpul di sisi jalan terdekat untuk menyusup ke rumah dari samping. Sementara itu, negosiator terus meminta tersangka untuk meletakkan senjatanya dan menyerahkan diri.

Polisi bahkan sampai memainkan lagu rakyat Thailand dengan pengeras suara untuk menenangkan tersangka.

Sebuah tembakan yang ditembakkan dari rumah dilaporkan mengenai seorang polisi Operasi Khusus di jalan tetapi mengenai helmnya sehingga dia tidak terluka.

Pada pukul 11.25, wartawan TV di tempat kejadian mengatakan polisi telah mendapat akses ke lantai satu.

Kittikan kemudian ditembak, senjatanya berhasil dilucuti oleh polisi pada pukul 12.10, menurut Metropolitan Police Bureau (MPB). Pada waktu konferensi pers, kondisinya tidak diketahui.

Letnan Kolonel Polisi Kittikan Saengboon kemudian dibawa ke rumah sakit untuk perawatan luka-lukanya, lapor MPB.

Polisi Ngamuk Tewas Akibat Luka Tembak

Ilustrasi Garis Polisi (Freepik/Kjpargeter)
Ilustrasi Polisi Bangkok yang mengamuk dan menembak dari dalam rumah telah meninggal. (Freepik/Kjpargeter)

Setelah pengepungan 24 jam di rumahnya yang dimulai pada Selasa 14 Maret, polisi bernama Kittikan Saengboon dinyatakan meninggal karena luka-lukanya pada Rabu (15 Maret) malam waktu setempat.

"Letnan Kolonel Polisi Kittikan Saengboon yang berusia 51 tahun dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Bhumibol Adulyadej sekitar pukul 22.00 waktu setempat," kata kepala kantor polisi Sai Mai Kolonel Rangsan Sonsing mengutip laporan The Star.my.

Kolonel Rangsan Sonsing mengatakan Kittikan ditembak enam kali di dada, kaki, dan punggung dan juga menderita luka karena melompat melalui jendela kaca di rumahnya selama penangkapan.

Ketegangan di Distrik Sai Mai Bangkok berakhir tepat setelah tengah hari pada hari Rabu, ketika pasukan komando polisi menembak dan melukai polisi yang mentalnya terganggu, yang melepaskan tembakan dari rumahnya.

 

 

Tidak Ada Korban Lain Akibat Polisi Mengamuk Diduga Stres Gagal Dipromosikan

Ilustrasi stres
Ilustrasi polisi di Bangkok, Thailand diduga stres dan melepaskan tembakan dari dalam rumah. (Sumber foto: unsplash.com/Francisco Moreno)

Laporan The Star Malaysia menyebut, tidak ada laporan cedera atau kematian lain dari insiden itu.

Pada Rabu 15 Maret malam, Mayor Jenderal Polisi Atthaphol Anusit, kepala Divisi 2 Biro Kepolisian Metropolitan, mengatakan kepada pers bahwa Kittikan mungkin sedang stres setelah baru-baru ini gagal dalam evaluasi psikologis, yang membuatnya kehilangan kesempatan promosi.

Dia menambahkan bahwa penyelidik juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat memicu aksi penembakannya, termasuk kesehatan, masalah pribadi, dan masalah pekerjaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya