Liputan6.com, Beijing - Kemarahan publik meletus di ranah internet China atas kebakaran di sebuah rumah sakit yang menelan korban jiwa, yang baru diungkapkan oleh pemerintah delapan jam setelah api mulai berkobar.
Di saat media pemerintah China mulai melaporkan adanya insiden tersebut, dengan sebagian besar mengutip pengumuman resmi, sensor online tetap dilakukan, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (20/4/2023).
Baca Juga
Kebakaran yang terjadi di rumah sakit ChangFeng di Distrik Fengtai Beijing, telah menewaskan 29 orang sampai hari Rabu (19/4). Dinas pemadam kebakaran setempat, dalam pengumuman yang dibagikan oleh media pemerintah, mengatakan bahwa mereka menerima telepon tentang kebakaran tersebut sekitar pukul 1 siang pada Selasa (18/4) waktu setempat.
Advertisement
Video di media sosial menunjukkan asap mengepul keluar dari jendela-jendela rumah sakit sementara pasien dan petugas kesehatan mengikat seprai untuk mencoba keluar dari gedung.
Namun video dan diskusi terkait itu dengan cepat dihapus di semua platform media sosial China. Media milik negara seperti CCTV dan People's Daily tidak melaporkan insiden tersebut sampai mendekati pukul sembilan malam waktu setempat.
Kerabat yang marah dan pengguna internet melalui media sosial China Weibo mengecam kontrol informasi yang diberlakukan oleh pemerintah.
Tahu Informasi Kebakaran dari Media Asing
Beberapa pengguna internet menulis bahwa mereka pertama kali mengetahui tentang kebakaran tersebut dari media asing, bukan media China.
"Banyak korban tewas namun (berita) tentang (insiden tersebut) tidak masuk ke daftar topik paling populer," tulis salah satu pengguna Weibo dengan nama akun "Hugging Kitty," merujuk kepada daftar topik paling populer di Weibo.
"Apakah sistem (firewall internet) pelindung atau penutup (kebenaran)?" tanya salah seorang akun bernama "99Aqu."
Advertisement