Rusia Tak Maafkan Amerika Serikat Usai Visa Jurnalisnya Ditolak

Para jurnalis bertujuan meliput kehadiran Lavrov di PBB untuk menandai kepemimpinan Rusia di Dewan Keamanan (DK) PBB.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Apr 2023, 17:44 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2023, 17:44 WIB
Dalam foto yang dirilis oleh Kemlu Rusia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara di depan forum Liga Arab di Kairo, Mesir, Minggu, 24 Juli 2022. (Layanan Pers Kemlu Rusia via AP)
Dalam foto yang dirilis oleh Kemlu Rusia, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berbicara di depan forum Liga Arab di Kairo, Mesir, Minggu, 24 Juli 2022. (Layanan Pers Kemlu Rusia via AP)

Liputan6.com, Moskow - Rusia menyebut Amerika Serikat (AS) telah menolak visa bagi jurnalis yang ingin meliput perjalanan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov ke New York.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (24/4), Lavrov menyarankan agar Rusia mengambil tindakan balasan yang tegas.

Belum ada komentar dari Kementerian Luar Negeri AS tentang klaim visa yang ditolak.

"Amerika Serikat menganggap serius kewajibannya sebagai negara tuan rumah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berdasar Perjanjian Markas Besar PBB, termasuk terkait penerbitan visa," kata juru bicara Departemen Luar Negeri dalam pernyataan.

Para jurnalis bertujuan meliput kehadiran Lavrov di PBB untuk menandai kepemimpinan Rusia di Dewan Keamanan (DK) PBB.

"Negara yang menyebut dirinya terkuat, terpintar, bebas dan adil, telah ketakutan dan melakukan sesuatu yang bodoh dengan menunjukkan bahwa jaminan tersumpah tentang melindungi kebebasan berbicara dan akses ke informasi benar-benar berharga," kata Lavrov sebelum meninggalkan Moskow, Minggu.

"Pastikan bahwa kami tidak akan melupakan dan tidak akan memaafkan," katanya.

 

Perselisihan Muncul

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (dua dari kanan) menjadi mediator dalam pertemuan antara pejabat Taliban dengan para politikus Afghanistan di Moskow (AP/Pavel Golovkin)
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov (dua dari kanan) menjadi mediator dalam pertemuan antara pejabat Taliban dengan para politikus Afghanistan di Moskow (AP/Pavel Golovkin)

Perselisihan muncul setelah ketegangan meningkat antara Rusia dan AS atas penangkapan reporter koran The Wall Street Journal, Evan Gershkovich, oleh Rusia pada bulan lalu atas tuduhan melakukan kegiatan mata-mata. AS telah menyatakan Gershkovich "ditahan secara tidak sah".

Banyak jurnalis Barat yang bertugas di Rusia meninggalkan negara itu setelah Rusia mengirim pasukan ke Ukraina. Rusia kini mewajibkan jurnalis asing untuk memperbarui visa dan akreditasi mereka setiap tiga bulan, dibandingkan setahun sekali sebelum pertempuran dimulai.

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya