Liputan6.com, Jalur Gaza - Sebuah roket ditembakkan ke Israel selatan dari Jalur Gaza pada Minggu (14/5/2023), sehari setelah gencatan senjata yang dimediasi Mesir tercapai dan mengakhiri pertempuran lintas-perbatasan yang intens selama lima hari.
Tidak lama kemudian pada hari yang sama, ledakan dilaporkan terjadi di Jalur Gaza utara. Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza mengatakan bahwa sebuah pos terdepan diserang oleh Israel. Namun, belum ada komentar dari pasukan pertahanan Israel (IDF).
Baca Juga
Hamas mengatakan bahwa roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza adalah kesalahan teknis. Pihaknya mengaku masih menjunjung tinggi kesepakatan gencatan senjata.
Advertisement
IDF menuturkan, satu roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menghantam area terbuka.
Serangan baru terjadi setelah Mesir, yang menengahi gencatan senjata antara Israel dan kelompok Jihad Islam, meminta semua pihak untuk mematuhi kesepakatan tersebut.
Laporan Al Jazeera yang dikutip Senin (15/5) menyebutkan, sedikitnya 33 warga Palestina, termasuk anak-anak, tewas dan 147 lainnya terluka di Jalur Gaza sejak pengeboman oleh Israel dimulai pada Selasa (9/5). Di Israel, korban tewas dilaporkan satu orang.
PBB mengatakan bahwa pertempuran telah mengakibatkan kerusakan infrastruktur penting di Jalur Gaza.
Pada Minggu, IDF menuturkan bahwa kelompok Jihad Islam telah meluncurkan hampir 1.500 roket ke Israel antara Rabu (10/5) hingga Sabtu (13/5). IDF sendiri mengklaim telah menyerang 422 target Jihad Islam sejak Selasa dalam "Operasi Shield and Arrow".
Sementara itu, Jihad Islam menamakan responsnya sebagai "Revenge of the Free".
Sempat Tertunda
Gencatan senjata seharusnya dimulai pada Sabtu pukul 22.00 waktu setempat, namun butuh lebih dari satu jam setelah itu untuk diberlakukan karena menunggu serangan roket dan udara berhenti sepenuhnya.
Israel berterima kasih kepada Mesir sebagai mediator gencatan senjata. Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi seperti dilansir CNN mengatakan, "Tenang akan dibalas dengan tenang dan jika Israel diserang atau diancam maka Israel akan melanjutkan semua yang telah dilakukannya untuk mempertahankan diri."
Koordinator khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland menyambut baik gencatan senjata dan mendesak semua pihak untuk mengamatinya.
"Saya menantikan pemulihan segera akses kemanusiaan dan semua tindakan sosial serta ekonomi demi mendukung mata pencaharian warga Palestina di Jalur Gaza," ujar Tor.
Â
Advertisement