Liputan6.com, Jakarta - Udara adalah salah satu elemen penting untuk manusia bertahan hidup. Hal ini karena udara mengandung oksigen yang dihirup setiap harinya.Â
Indeks polusi udara di Jakarta menunjukkan angka terburuk selama 24 jam terakhir yakni 140 melansir dari laman Air Quality Index (AQI). Kondisi tersebut terjadi pada pukul enam pagi hari persis ketika rata-rata masyarakat bersiap untuk mulai beraktivitas.
Baca Juga
Jakarta jadi sorotan belakangan karena sempat barada pada tingkat polusi udara paling teratas di dunia. Ibu kota Indonesia, itu menempati urutan teratas sebagai world's most polluted city atau kota paling tercemar atau berpolusi di dunia pada Rabu (9 Agustus 2023), setelah secara konsisten menempati peringkat di antara 10 kota paling tercemar secara global sejak Mei. Demikian menurut data perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, IQAir.
Advertisement
Jakarta, yang berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa, mencatat tingkat polusi udara yang tidak sehat hampir setiap hari, menurut IQAir seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat 11 Agustus 2023.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono juga tak menampik buruknya kualitas udara di Ibu Kota. Menurut dia, kendati kegiatan perindustrian telah bergeser ke luar kota, Jakarta tetap tak bisa mengatasi polusi udara secara mandiri.
Tak dapat dihindari dengan segera, masyarakat perlu tau langkah sederhana mengurangi emisi berbahaya di udara.
Belakangan, diberlakukan penerapan kebijakan bekerja di kantor (work from office/WFO) sebanyak 50 persen dan sisanya di rumah (work from home/WFH) bagi ASN.
Demi kondisi polusi agar terus berkurang, berikut ini 10 cara untuk membantu memperbaiki kualitas udara melansir dari situs AQI.in pada Senin (21/8/2023):
1. Penggunaan transportasi publik
Transportasi publik menawarkan banyak keuntungan bagi masyarakat. Sebagai alternatif ramah kantong, pilihan ini akan membantu dalam menghemat uang. Selain itu, transportasi umum juga dapat mengurangi emisi yang dilepas ke udara secara keseluruhan dampak dari berkurangnya kendaraan yang melaju di jalanan. Hal ini juga membantu dalam penguraian kemacetan panjang di jalan raya.Â
2. Matikan lampu saat tidak digunakan
Siapa sangka jika lampu ternyata memberikan pengaruh terhadap polusi udara? Pengurangan konsumsi listrik akan membantu dalam penghematan energi dan kebaikan lingkungan sekitar.
3. Daur ulang dan penggunaan barang kembali
Kedua aktivitas ini tak sekedar menghemat sumber daya yang ada tetapi juga mampu mengurangi emisi polusi udara. Tak hanya itu, proses produksi barang-barang daur ulang membutuhkan lebih sedikit energi untuk menghasilkan produk dibanding membuat dari bahan baru.Â
Advertisement
4. Tidak memakai kantong plastik
Fakta bahwa plastik merupakan bahan berbahaya bagi lingkungan karena membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai rasanya sudah tidak asing lagi. Namun, imbauan untuk tak lagi memanfaatkan kantong plastik seperti kresek harus terus dilakukan.
Pilihan alternatif lainnya adalah kantong kertas yang lebih mudah terurai dan dapat didaur ulang.
5. Mengurangi aktivitas pembakaran dan asap
Kegiatan membakar sampah, daun kering, bahkan hutan adalah salah satu faktor besar penyebab polusi udara terlebih jika dilakukan di musim kemarau. Tak hanya pembakaran barang berukuran besar, rokok ternyata berkontribusi dalam memburuknya kualitas udara karena asap yang dihasilkan.
6. Penggunaan kipas angin daripada Air Conditioner (AC)
AC membutuhkan banyak energi dan mengeluarkan banyak panas untuk dapat beroperasi dengan baik. Hal ini jelas berdampak buruk bagi lingkungan. Kipas angin membutuhkan lebih sedikit daya untuk bekerja dibanding AC sehingga dinilai lebih ramah lingkungan.
7. Filter pada cerobong asap
Cerobong asap baik di rumah maupun pabrik mengeluarkan gas yang sangat berbahaya dan merusak kualitas udara. Filter akan membantu mengurangi efek gas berbahaya yang tersebar di udara. Ini merupakan salah satu pilihan terakhir jika penggunaan cerobong asap tak dapat dikurangi.
8. Hindari penggunaan petasan
Petasan termasuk hiburan perayaan yang menambah kesan meriah nan menyenangkan. Namun, di balik itu, ia adalah salah satu penyumbang polusi udara terbesar. Asap dari pembakaran petasan akan membentuk lapisan kabut yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
9. Hindari menggunakan produk berbahan kimia
Produk berbahan kimia seperti cat atau parfum sebaiknya dikurangi penggunaannya. Saat ini, masyarakat dapat memanfaatkan produk organik atau dengan kandungan kimia rendah sebagai opsi pilihan alternatif.
10. Penghijauan
Langkah terakhir yang dapat dilakukan adalah menanam dan menumbuhkan pohon. Kegiatan ini memberikan dampak positif bagi kesehatan lingkungan dan produksi oksigen di Bumi.
Advertisement