Jika Jepang Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, Apa Dampaknya?

Kekhawatiran warga dunia mulai terasa ketika Jepang memutuskan untuk membuang limbah nuklir ke lautan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 24 Agu 2023, 17:02 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2023, 17:02 WIB
Rencana Kontroversial Jepang Lepas Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut
Kazuo Yamanaka, pejabat yang bertanggung jawab atas uji coba pemberian makan hewan akuatik menggunakan air yang disaring, mendemonstrasikan fasilitas uji pemeliharaan organisme laut di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Okuma, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Januari 2023. Air disaring untuk menghilangkan sebagian besar radionuklida, dan lebih dari 1,32 juta ton air olahan atau 96 persen dari kapasitas penyimpanan disimpan di lokasi pada Februari. (Philip FONG/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran warga dunia mulai terasa ketika Jepang memutuskan untuk membuang limbah nuklir ke lautan. Tokyo mengklaim bahwa itu aman dan sudah sesuai prosedur dan aturan internasional.

Namun tetap saja bahaya masih membayang-bayangi kelangsungan manusia yang takut akan terpapar.

Dikutip dari laman bfs.de, Kamis (24/8/2023) ada dampak lingkungan dari kecelakaan Fukushima, salah satunya situasi radiologi di Jepang.

Dampak radioaktif juga bisa tersebar ke darat dan laut melalui angin dan curah hujan dan efeknya mampu membunuh makhluk hidup.

Para ilmuwan umumnya setuju bahwa dampak lingkungan dari air limbah yang telah diolah akan minimal, tetapi beberapa pihak meminta perhatian lebih pada puluhan radionuklida dosis rendah yang masih tersisa di dalamnya.

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah menyerukan pemerintah Jepang untuk bekerja sama guna meningkatkan transparansi dan kredibilitas.

Dalam laporan akhir pada bulan Juli lalu, IAEA menyimpulkan bahwa jika dilakukan sesuai rencana, dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia akan minimal.

Pemerintah Jepang mendapat penentangan dari negara-negara tetangganya soal pembuangan limbah nuklir Fukushima. Rencananya, ada kegiatan pembuangan pada Kamis 24 Agustus 2023. 

Tokyo Electric Power Company (TEPCO) mendapat tugas untuk melakukan pembuangan ini. Pihak Jepang juga merasa ada pihak-pihak yang menyebar disinformasi terkait masalah limbah ini.

Limbah nuklir tersebut berasal dari pembangkit tenaga nuklir di Fukushima yang terkena dampa gempa Tohoku 2011. Pemerintah Republik Rakyat China terutama sangat vokal dalam menentang pembuangan limbah tersebut. 

Respons Pemerintah China

Rencana Kontroversial Jepang Lepas Air Limbah PLTN Fukushima ke Laut
Sistem penghilangan multi-nuklida dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Okuma, Prefektur Fukushima, Jepang, 20 Januari 2023. Ini adalah kombinasi dari air tanah, air hujan yang merembes ke daerah tersebut, dan air yang digunakan untuk pendinginan. (Philip FONG/AFP)

Kementerian Luar Negeri China memanggil duta besar Jepang dan melayangkan protesnya atas langkah Tokyo yang membuang limbah nuklir ke laut.

"Lautan menopang umat manusia. Ini bukan selokan untuk air yang terkontaminasi nuklir Jepang. Tiongkok mendesak Jepang untuk menghentikan kesalahannya," kata juru bicara kementerian Wang Wenbin.

"Jepang menempatkan kepentingan egoisnya di atas kesejahteraan jangka panjang seluruh umat manusia."

Sementara itu, pemimpin Hong Kong John Lee mengatakan pihaknya sangat menentang rencana pembuangan tersebut, yang menurutnya mengabaikan risiko terhadap keamanan pangan, dikutip dari laman Financial Times, Kamis (24/8/2023).

"Ini adalah tindakan tidak bertanggung jawab yang memaksakan masalah seseorang kepada orang lain," tambahnya.

Hong Kong mengatakan akan melarang produk akuatik dari Tokyo dan sembilan prefektur Jepang mulai Kamis (24/8).

 

Larangan Sejumlah Produk dari Jepang

Pembangkit Nuklir Fukushima Daiichi Jepang
Industri perikanan Jepang khawatir hal itu akan menghancurkan reputasi makanan laut negara itu, dan kelompok-kelompok di Korea Selatan dan China juga telah menyuarakan keprihatinannya.(AP Photo/Hiro Komae)

Larangan tersebut akan mencakup produk makanan laut hidup, beku, dingin dan kering serta garam laut dan rumput laut.

Makau yang juga bagian dari wilayah China juga mengumumkan larangan produk makanan termasuk produk makanan laut dari wilayah Jepang yang sama.

Konsulat Jepang di Hong Kong mengatakan larangan itu "sangat disesalkan". Mereka menolak klaim bahwa Tokyo tidak bertanggung jawab, dan mengatakan pihaknya telah mempertimbangkan rencana tersebut selama enam tahun dan rencana tersebut telah ditinjau oleh IAEA selama dua tahun.

Seoul mengatakan, pihaknya dapat menggunakan hotline pemerintah untuk meminta Tokyo berhenti menggunakan air radioaktif jika diperlukan.

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa dokumen tersebut diproses sesuai dengan standar internasional yang objektif," kata Menteri Luar Negeri Park Jin kepada radio YTN.

Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 1 Tahun Perang Rusia - Ukraina, Putin Tangguhkan Perjanjian Senjata Nuklir dengan AS. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya