Kerja Sama dengan IORA dan PIF, ASEAN Eratkan Hubungan dengan Negara di Samudera Hindia dan Pasifik

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap ASEAN bisa memperkuat hubungannya dengan negara-negara di samudera Hindia dan Pasifik.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Sep 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2023, 20:30 WIB
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antar-Sekretariat antara ASEAN dengan IORA dan PIF yang dilakukan di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antar-Sekretariat antara ASEAN dengan IORA dan PIF yang dilakukan di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - ASEAN mengeratkan kerja sama dengan Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Pacific Island Forum (PIF) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antar-Sekretariat. Penandatanganan MoU dilakukan di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN di Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). 

MoU tersebut terdiri dari beberapa area prioritas, antara lain maritim, konektivitas, SDGs, ekonomi biru, ekonomi hijau, ekonomi digital, dan manajemen bencana.

Dengan meresmikan hubungan kerja sama secara resmi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap ASEAN bisa memperkuat hubungannya dengan negara-negara di samudera Hindia dan Pasifik. 

"Negara-negara di Samudera Hindia dan Pasifik adalah bagian tak terpisahkan dari kawasan Indo-Pasifik. Kita berbagai kawasan yang sama. Apa pun yang terjadi dikawasan ini akan mempengaruhi kita semua," kata Retno.

Kendati demikian, Retno menegaskan bahwa negara-negara di kawasan tersebut harus memiliki prinsip yang sejalan dengan ASEAN yakni dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan. 

"Ini hanya bisa dilakukan jika kita menganut nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang sama, yaitu paradigma kolaborasi bukan kompetisi, mentalitas win-win bukan zero-sum, dan pendekatan engagement bukan pengucilan," sambungnya. 

Lebih jauh lagi, Retno menyebut bahwa baik ASEAN maupun negara-negara di kawasan samudera Hindia dan Pasifik, memiliki tantangan yang sama. Hal ini menjadi alasan lain mengapa negara-negara di kedua kawasan harus bekerja sama secara erat. 

"Harus diingat, jika ingin jalan cepat, jalanlah sendiri. Tapi jika ingin jalan jauh, jalanlah bersama-sama. Saya yakin kita semua ingin jalan jauh," tambahnya.

Pentingnya Inklusivitas

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antar-Sekretariat antara ASEAN dengan IORA dan PIF yang dilakukan di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antar-Sekretariat antara ASEAN dengan IORA dan PIF yang dilakukan di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Kantor Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (4/9/2023). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Retno turut menekankan soal pentingnya inklusivitas demi memperkuat ketahanan kawasan dan menjadikan kawasan ini pusat pertumbuhan.

"Karena kita percaya terhadap inklusivitas. Kita percaya pentingnya berjalan jauh," imbuh Retno.

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn, Sekjen IORA Salman Al Farisi, dan Deputi Sekjen PIF Esala Nayasi.

Turut menyaksikan Menlu RI, Menlu Bangladesh selaku Ketua IORA, dan Menlu Cook Islands selaku Ketua PIF.

IORA adalah organisasi internasional yang beranggotakan 23 negara di sekitar Samudera Hindia, termasuk Indonesia. Sementara PIF beranggotakan 18 negara Pasifik, dan Indonesia ikut serta sebagai mitra wicara.

Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Penangkapan Aung San Suu Kyi dan Kudeta Militer Myanmar. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya