Jerman hingga Prancis Masih Akan Disengat Panas di Oktober 2023 Usai September Pecahkan Rekor

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia mendorong suhu global menjadi lebih tinggi, dengan pemanasan dunia sekitar 1,2 derajat Celcius dibandingkan suhu pada masa pra-industri.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Okt 2023, 16:32 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2023, 16:32 WIB
Warga Jerman Berbondong-bondong ke Taman dan Kolam Renang
Orang-orang menikmati hari musim panas di danau Orankesee di Berlin, Jerman, Minggu (19/6/2022). Orang-orang berbondong-bondong ke taman dan kolam renang di seluruh Eropa Barat untuk sedikit mendinginkan tubuh mereka dari gelombang panas awal. (AP Photo/Markus Schreiber)

Liputan6.com, Paris - Cuaca panas yang tidak sesuai musimnya akan terus berlanjut ke bulan Oktober 2023 di Austria, Belgia, Prancis, Jerman, Polandia, dan Swiss. 

Otoritas cuaca Prancis, Meteo-France, mengatakan bahwa suhu rata-rata bulan September adalah 21,5 derajat Celcius, yaitu antara 3,5 derajat Celcius dan 3,6 derajat Celcius di atas normal pada periode acuan tahun 1991-2020.

Ahli meteorologi Christine Berne menyebutkan bahwa hal tersebut menjadikan bulan September 2023 sebagai bulan September terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1900.

Meteo-France menambahkan bahwa banyak sekali rekor bulanan yang dipecahkan di seluruh negeri selama September yang "luar biasa", di mana suhu rata-rata lebih tinggi dibandingkan bulan Juli dan Agustus.

Untuk pertama kalinya, peringatan gelombang panas pun dikeluarkan pada bulan September. Demikian seperti dilansir The Guardian, Selasa (3/10/2023).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ahli Belgia: September Lebih Panas dari Juli dan Agustus

Dampak Kekeringan di Pemandian Air Panas Terkenal Austria
Anak-anak bermain di bekas kolam renang perempuan yang kosong dan dipenuhi pasir di pemandian air panas Bad Fischau, 50 km selatan Wina, di Bad Fischau, Austria Hilir, pada 18 Agustus 2022. Pemandian air panas Belle Epoque Bad Fischau yang terkenal harus menutup beberapa kolam karena beberapa mata air yang memasoknya telah mengering karena kekeringan di tengah perubahan iklim. (Alex HALADA / AFP)

Kantor cuaca Jerman, DWD, mengonfirmasi bulan September 2023 merupakan bulan September terpanas sejak pencatatan nasional dimulai, hampir 4 derajat Celcius lebih tinggi dari suhu pada tahun 1961-1990.

Sementara itu, suhu rata-rata di Belgia adalah 19 derajat Celcius. Itu hampir 4 derajat Celcius lebih panas dari biasanya.

David Dehenauw dari Institut Meteorologi Kerajaan Belgia menuturkan, "Di sini juga, bulan September lebih panas dibandingkan bulan Juli dan Agustus, hal ini belum pernah terjadi sejak tahun 1961."

"Belgia belum pernah merasakan bulan September sehangat ini," ujar Dehenauw.

Lembaga cuaca Polandia juga mengumumkan suhu bulan September 3,6 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata dan merupakan suhu terpanas sejak pencatatan dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu. Demikian pula ujar pihak berwenang di Austria dan Swiss.


Tahun Terpanas

Gelombang Panas Italia
Selain Italia, Spanyol, Prancis, Jerman, Yunani, dan Polandia diperkirakan turut menderita cuaca ekstrem. (AP Photo/Gregorio Borgia)

Suhu rata-rata bulanan yang tinggi di luar musimnya ini dipicu oleh gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada paruh pertama September.

Pemantau iklim Uni Eropa, Layanan Perubahan Iklim Copernicus, mengatakan pada awal September bahwa suhu global pada Musim Panas di belahan bumi utara merupakan rekor terpanas. Mereka juga memperkirakan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas yang pernah dialami umat manusia.

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia mendorong suhu global menjadi lebih tinggi, dengan pemanasan dunia sekitar 1,2 derajat Celcius dibandingkan suhu pada masa pra-industri. Gangguan terhadap sistem iklim Bumi membuat kejadian cuaca ekstrem seperti gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, dan badai menjadi lebih sering dan intens.

Berne dari Meteo-France menyoroti gelombang panas yang terjadi di luar bulan-bulan musim panas yang biasanya datang pada Juli dan Agustus.

"Kita melihatnya di musim semi dan September, bahkan Oktober, seperti yang dicontohkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPPC)," imbuhnya.

Infografis Journal
Infografis Journal Dunia Kepanasan, Akibat Perubahan Iklim Ekstrem?. (Liputan6.com/Tri Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya