Liputan6.com, Paris - Cuaca panas yang tidak sesuai musimnya akan terus berlanjut ke bulan Oktober 2023Â di Austria, Belgia, Prancis, Jerman, Polandia, dan Swiss.Â
Otoritas cuaca Prancis, Meteo-France, mengatakan bahwa suhu rata-rata bulan September adalah 21,5 derajat Celcius, yaitu antara 3,5 derajat Celcius dan 3,6 derajat Celcius di atas normal pada periode acuan tahun 1991-2020.
Baca Juga
Ahli meteorologi Christine Berne menyebutkan bahwa hal tersebut menjadikan bulan September 2023 sebagai bulan September terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1900.
Advertisement
Meteo-France menambahkan bahwa banyak sekali rekor bulanan yang dipecahkan di seluruh negeri selama September yang "luar biasa", di mana suhu rata-rata lebih tinggi dibandingkan bulan Juli dan Agustus.
Untuk pertama kalinya, peringatan gelombang panas pun dikeluarkan pada bulan September. Demikian seperti dilansir The Guardian, Selasa (3/10/2023).
Â
Ahli Belgia: September Lebih Panas dari Juli dan Agustus
Kantor cuaca Jerman, DWD, mengonfirmasi bulan September 2023 merupakan bulan September terpanas sejak pencatatan nasional dimulai, hampir 4 derajat Celcius lebih tinggi dari suhu pada tahun 1961-1990.
Sementara itu, suhu rata-rata di Belgia adalah 19 derajat Celcius. Itu hampir 4 derajat Celcius lebih panas dari biasanya.
David Dehenauw dari Institut Meteorologi Kerajaan Belgia menuturkan, "Di sini juga, bulan September lebih panas dibandingkan bulan Juli dan Agustus, hal ini belum pernah terjadi sejak tahun 1961."
"Belgia belum pernah merasakan bulan September sehangat ini," ujar Dehenauw.
Lembaga cuaca Polandia juga mengumumkan suhu bulan September 3,6 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata dan merupakan suhu terpanas sejak pencatatan dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu. Demikian pula ujar pihak berwenang di Austria dan Swiss.
Advertisement
Tahun Terpanas
Suhu rata-rata bulanan yang tinggi di luar musimnya ini dipicu oleh gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya pada paruh pertama September.
Pemantau iklim Uni Eropa, Layanan Perubahan Iklim Copernicus, mengatakan pada awal September bahwa suhu global pada Musim Panas di belahan bumi utara merupakan rekor terpanas. Mereka juga memperkirakan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas yang pernah dialami umat manusia.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia mendorong suhu global menjadi lebih tinggi, dengan pemanasan dunia sekitar 1,2 derajat Celcius dibandingkan suhu pada masa pra-industri. Gangguan terhadap sistem iklim Bumi membuat kejadian cuaca ekstrem seperti gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, dan badai menjadi lebih sering dan intens.
Berne dari Meteo-France menyoroti gelombang panas yang terjadi di luar bulan-bulan musim panas yang biasanya datang pada Juli dan Agustus.
"Kita melihatnya di musim semi dan September, bahkan Oktober, seperti yang dicontohkan oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPPC)," imbuhnya.