Liputan6.com, Bishkek - Vladimir Putin melakukan lawatan dua hari ke Kyrgyzstan, di mana dia tiba pada Kamis (12/10/2023). Ini merupakan perjalanan luar negeri pertamanya sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berbasis di Hague, Belanda, mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dirinya pada Maret 2023.
Presiden Rusia itu dilaporkan jarang bepergian ke luar negeri sejak melancarkan perang Ukraina pada Februari 2022. Putin juga tidak diketahui pernah meninggalkan Rusia sejak keluarnya surat perintah penangkapan dari ICC menyusul tuduhan kejahatan perang dengan mendeportasi ilegal anak-anak dari Ukraina.
Baca Juga
Rusia tidak mengakui yurisdiksi ICC dan menolak tuduhan tersebut.
Advertisement
Salah satu agenda Putin di Kyrgyzstan adalah menghadiri upacara yang memperingati 20 tahun berdirinya pangkalan Angkatan Udara Rusia di Kant pada Kamis. Pendirian pangkalan tersebut, ujar Putin, merupakan tonggak penting untuk memperkuat kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan regional.
"Kita berkumpul di sini untuk memperingati hari jadi yang sangat penting: peringatan 20 tahun berdirinya pangkalan udara gabungan Rusia di Kota Kant di Republik Kyrgyzstan. Ini merupakan tonggak penting bagi teman-teman Kyrgyzstan dan kami dalam kerja sama di bidang pertahanan dan penguatan keamanan kawasan secara keseluruhan," kata Putin dalam pidatonya, seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Jumat (13/10).
Putin menjelaskan bahwa pangkalan Angkatan Udara Rusia di Kant didirikan atas permintaan pemimpin Kyrgyzstan selama masa sulit ketika negara itu diserang teroris dari wilayah Afghanistan.
"Pengerahan kontingen militer kami menjadi salah satu faktor penentu dalam melawan dan menghadapi ancaman yang datang dari luar negeri. Sejak itu, selama 20 tahun, pangkalan udara (di Kant) telah dan terus memainkan peran penting dalam menjamin keamanan Kyrgyzstan dan dukungan udara bagi Pasukan Reaksi Cepat Kolektif di kawasan Asia Tengah," ujarnya.
Mengembangkan Fasilitas Militer Rusia di Kyrgyzstan
Pada Kamis, Putin juga bertemu dengan Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov.
"Menekankan perlunya menjamin keamanan dan kedaulatan Republik Kyrgyzstan, termasuk melawan kemungkinan tindakan serangan bersenjata oleh organisasi teroris internasional, para kepala negara menyoroti pentingnya memperkuat Angkatan Bersenjata Republik Kyrgyzstan dan mengembangkan fasilitas militer Rusia yang berlokasi di wilayahnya," demikian bunyi pernyataan bersama Putin dan Japarov, seperti dikutip dari TASS.
Disebutkan pula bahwa Rusia dan Kyrgyzstan akan terus mengoordinasikan kebijakan keamanan melalui Pakta Pertahanan Keamanan Kolektif (CSTO).
Selain itu, Putin dan Japarov mencatat pentingnya pengerjaan memorandum biosekuriti.
"Pentingnya mengembangkan nota kesepahaman antara kabinet Federasi Rusia dan kabinet Republik Kyrgyzstan mengenai masalah keamanan biologis," ungkap pernyataan bersama Putin dan Japarov.
Kedua presiden menegaskan kembali bahwa Rusia dan Kyrgyzstan memiliki pendekatan yang sama dalam mendukung kepatuhan yang ketat dan penguatan yang konsisten terhadap Konvensi Larangan Pengembangan, Produksi dan Penimbunan Senjata Bakteriologis (Biologis) dan Racun serta Pemusnahannya.
Advertisement
Putin: Rusia Salah Satu Mitra Dagang Utama Kyrgyzstan
Dalam pertemuannya dengan Presiden Japarov, Putin turut menggarisbawahi pentingnya Rusia sebagai investor terbesar dalam perekonomian Kyrgyzstan.
"Negara kami adalah pemasok utama produk minyak ke Kyrgyzstan, kami sepenuhnya memasok bensin dan solar kepada konsumen Kyrgyzstan," tutur Putin, seperti dilansir Reuters.
"Kami sangat menghargai kemitraan strategis Kyrgyzstan-Rusia dan hubungan kami sebagai sekutu."
Putin pun mengutip pesatnya pertumbuhan perdagangan Rusia-Kyrgyzstan.
"Rusia adalah salah satu mitra dagang utama Kyrgyzstan. Omzet perdagangan kami tumbuh 37 persen tahun lalu hingga mencapai rekor hampir USD 3,5 miliar. Pada paruh pertama tahun ini, omzet perdagangan kami tumbuh sebesar 17,9 persen," kata Putin.
Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap empat perusahaan Kyrgyzstan pada Juli 2023 karena mengekspor kembali komponen elektronik dan teknologi lainnya ke Rusia. Terkait itu, Bank sentral Kyrgyzstan pekan lalu mendesak bank-bank lokal untuk memperketat kontrol atas kepatuhan terhadap sanksi Barat terhadap Moskow.
China Jadi Tujuan Putin Berikutnya
Perjalanan dua hari Putin ke Kyrgyzstan akan mencapai puncaknya dengan partisipasinya dalam KTT Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS), sebuah kelompok negara-negara bekas republik Uni Soviet pada Jumat.
Hubungan Rusia dengan negara-negara lain di wilayah yang secara tradisional dianggap sebagai halaman belakang mereka disebut kini berada di bawah tekanan akibat penerapan sanksi Barat yang dikenakan terhadap Rusia terkait Ukraina.
Sementara itu, pekan depan, Putin dijadwalkan melakukan lawatan lainnya. Dia akan bertolak ke China untuk menghadiri Forum Belt and Road ketiga di Beijing. Seperti halnya Kyrgyzstan, China juga bukan anggota ICC.
Advertisement