Liputan6.com, Jakarta - Pekerja seks komersial di Amsterdam memprotes rencana pemindahan distrik Red Light ke luar kota. Mereka protes karena menganggap lokasi sebelumnya mampu mendukung perjuangan mereka.
Puluhan orang yang sebagian besar mengenakan masker untuk melindungi identitas mereka, berbaris di jalan menuju Balai Kota sembari membawa spanduk bertuliskan: “Jika pekerja seks tidak bisa disalahkan, lalu mengapa kami dihukum?”
Advertisement
Walikota Amsterdam Femke Halsema ingin mencabut izin distrik Red Light dan memindahkannya ke luar kota.
Advertisement
Tujuannya untuk menghilangkan citra Amsterdam sebagai “kota dosa” sekaligus mengurangi masalah kejahatan di daerah tersebut, dikutip dari laman The Guardian, Sabtu (21/10/2023).
Ia menghadapi pertentangan dari warga lokal serta para pekerja seks yang merasa mereka dijadikan kambing hitam bagi para penjahat.
Halsema telah lama menentang distrik Red Light yang sudah berusia berabad-abad, yang dikenal sebagai De Wallen, tempat para pekerja seks berdiri di depan jendela menunggu pelanggan.
Dewan kota telah mengalokasikan tiga lokasi untuk pusat erotis tersebut, yang akan memiliki 100 kamar untuk PSK.
Seorang pekerja seks, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Lucie, menolak gagasan tersebut dan menyebutnya sebagai "proyek gentrifikasi besar."
20 Ribu Petisi Tolak Pemindahan Red Light
Lebih dari 20.000 orang telah menandatangani petisi menentang pemindahan lokasi tersebut, dan menyerukan pengendalian massa yang lebih baik di wilayah tersebut dan peningkatan pengawasan polisi, terutama pada malam hari.
Mariska Majoor, mantan pekerja seks yang kini memperjuangkan hak-hak mereka, mengatakan bahwa protes terhadap pemindahan distrik tersebut telah berlangsung selama 16 tahun.
“Pihak berwenang sudah mempunyai rencana untuk mengurangi sebagian rumah bordil pada tahun 2007,” katanya.
“Dulu karena perjuangan melawan perdagangan manusia dan pelecehan, dan kini soal perjuangan melawan hal lain.”
Advertisement
Amsterdam Ingin Ubah Citra
Pemindahan distrik Red Light adalah upaya terbaru Amsterdam untuk mengubah citranya.
Demonstrasi juga menarik penduduk luar kota yang tinggal di dekat pusat erotis baru tersebut. Cynthia Cournuejouls (42) yang tinggal di selatan kota, mengatakan: “Kami tidak ingin rumah bordil terbesar di Eropa ada di lingkungan kami. Kami hanya tidak menginginkannya. Kami ingin menyimpannya di sini.”