Liputan6.com, Kyiv - Kremlin menggunakan rumor tentang kematian Presiden Vladimir Putin untuk mengukur reaksi warga Rusia. Keyakinan tersebut disampaikan intelijen militer Ukraina.
Pekan lalu, rumor tentang kematian Putin beredar di media sosial, yang diduga berasal dari akun Telegram anonim Rusia, General SVR. Akun itu disebut merupakan sumber informasi menarik namun belum terbukti tentang Putin dan lingkaran dalamnya.
Baca Juga
Ukraina menepis rumor itu dan menyebutnya sebagai taktik Kremlin untuk memantau reaksi internal.
Advertisement
"Tujuan dasar dari berita palsu adalah untuk melihat bagaimana masyarakat bereaksi dalam hal jumlah dan dinamika serta melihat reaksi individu, elite, dan media," tutur juru bicara Direktorat Intelijen Utama Kementerian Pertahanan Ukraina atau HUR Andriy Yusov kepada Radio NV, seperti dilansir Business Insider, Sabtu (4/11/2023).
Jumat lalu, akun General SVR mengklaim bahwa para dokter telah mencoba menyadarkan Putin namun kemudian menyatakan dia meninggal setelah kesehatannya memburuk secara tajam.
Agar Terus Berkuasa
Pada Senin, akun yang sama mengatakan bahwa Putin meninggal pada 26 Oktober pukul 20.42 setelah kudeta terjadi di Kremlin.
Yusov menjelaskan bahwa rumor tersebut merupakan upaya Kremlin untuk menilai bagaimana reaksi publik Rusia, sekutu Putin, dan media terhadap kematiannya.
"Ini adalah cerita internal yang ditujukan untuk audiens internal Rusia," kata Yusov.
Yusov menambahkan bahwa rumor tersebut adalah bagian dari "buku pedoman" Kremlin untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan.
"Dengan cara ini, kekaisaran, yang dibangun berdasarkan kerja dinas rahasia, belajar bagaimana untuk terus berkuasa," ujar dia.
Advertisement
Konyol
Pekan lalu, juru bicara Putin, Dmitry Peskov, telah menepis spekulasi tentang kesehatan Putin dalam dua kesempatan.
Menurut kantor berita Rusia, TASS, dalam sanggahan pertamanya, Peskov menegaskan bahwa rumor tersebut adalah hoaks. Dia menambahkan bahwa Putin baik-baik saja.
Kemudian pada Jumat (27/10), dia mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa kabar Putin telah meninggal atau bahwa penggantinya telah menggantikannya "tidak masuk akal".