Israel Serang Konvoi Pengangkut Bantuan Medis, Total 10.328 Warga Palestina Tewas dalam Perang di Gaza

Dari 10.328 warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel, 4.237 di antaranya adalah anak-anak.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 08 Nov 2023, 08:35 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2023, 08:35 WIB
Warga Palestina Tinggalkan Kota Gaza
Mereka pindah ke selatan untuk mengantisipasi rencana serangan darat Israel. (MAHMUD HAMS/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Israel menargetkan konvoi kemanusiaan yang membawa pasokan medis di Kota Gaza pada Selasa (7/11/2023). Hal tersebut diungkapkan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).

"Konvoi lima truk membawa persediaan medis yang menyelamatkan nyawa ke fasilitas kesehatan termasuk Rumah Sakit al-Quds ketika diserang," kata PRCS via platform X alias Twitter.

PRCS menambahkan bahwa dua truk rusak dan seorang pengemudi terluka ringan.

"Kami mendesak organisasi kesehatan dan kemanusiaan internasional untuk segera memberikan bantuan dan pasokan penting ke #Gaza dan wilayah utara," ungkap PRCS.

Dalam pernyataan terpisah sebelumnya, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga mengungkapkan bahwa konvoi kemanusiaan diserang.

"Kami sangat sedih karena konvoi kemanusiaan kami di Kota Gaza mendapat serangan hari ini. Konvoi itu membawa pasokan medis yang menyelamatkan nyawa ke fasilitas kesehatan, termasuk Rumah Sakit Al-Quds @PalestineRCS," tulis ICRC.

"Di bawah IHL (hukum kemanusiaan internasional), pekerja kemanusiaan harus dilindungi."

Sementara itu, juru bicara otoritas kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra pada Selasa mengumumkan bahwa total warga Palestina di Gaza yang tewas akibat serangan Israel meningkat jadi 10.328 orang, termasuk 4.237 anak-anak. Demikian seperti dilansir The Guardian, Rabu (8/11).

Menurut Qudra, jumlah korban luka naik menjadi 25.965 orang. Qudra kemudian mendesak intervensi internasional untuk mencegah pengeboman rumah sakit.

Tidak hanya itu, Qudra menyatakan bahwa Israel telah mengubah koridor evakuasi yang diumumkannya menjadi jebakan bagi para pengungsi.

Babak Paling Mematikan bagi Pekerja Bantuan PBB

Sandera Israel yang Diculik Hamas
Nasib para sandera, termasuk sandera dari pihak Palestina, hingga kini masih terlunta-lunta karena belum ada satupun kesepakatan yang dicapai untuk membebaskan mereka. (AHMAD GHARABLI/AFP)

Perang Hamas Vs Israel yang dimulai sejak kelompok Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, tercatat paling mematikan bagi pekerja bantuan PBB. Sedikitnya 89 orang pekerja bantuan telah tewas dan setidaknya 26 orang terluka di Gaza.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

"Lebih banyak pekerja bantuan @PBB tewas dalam beberapa pekan terakhir dibanding periode manapun dalam sejarah organisasi kami ... Saya ikut berduka atas kematian 89 rekan-rekan @UNRWA yang tewas di Gaza," tulis Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres via X alias Twitter.

Di Israel, pada Selasa, bertepatan dengan satu bulan serangan Hamas yang menewaskan sedikitnya 1.400 orang, berlangsung hening cipta selama satu menit.

Kerumunan orang berkumpul di luar Knesset, gedung parlemen Israel, untuk memperingati korban tewas dan lebih dari 200 orang yang masih disandera Hamas.

Setidaknya 500 Orang Meninggalkan Gaza pada Selasa

Perbatasan Rafah Dibuka untuk Evakuasi
Sejumlah pemegang paspor asing yang terjebak di Gaza mulai meninggalkan wilayah Palestina. (Mohammed ABED/AFP)

Dalam perkembangan lainnya, Reuters yang mengutip sumber keamanan Mesir melaporkan bahwa setidaknya 500 orang, yang sebagian besar warga asing atau berkewarganegaraan ganda, meninggalkan Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah pada Selasa.

Kementerian luar negeri Yordania mengatakan 262 warga Yordania dievakuasi pada Selasa, dari total 569 orang yang terjebak di Gaza.

Kanada mengungkapkan bahwa 59 warganya, penduduk tetap dan anggota keluarganya telah dievakuasi.

Sumber medis menyebutkan bahwa 19 warga Palestina di Gaza yang membutuhkan perawatan medis juga diizinkan masuk untuk bergabung dengan puluhan lainnya yang telah lebih dulu dirawat di rumah sakit Mesir.

Menurut otoritas perbatasan Gaza, sejumlah negara lain yang warganya diizinkan untuk melintasi Rafah ke Mesir pada Selasa termasuk Rumania, Jerman, Moldova, Ukraina, Filipina dan Prancis.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya