Liputan6.com, Seoul - Robot mirip anjing yang dibuat oleh tim dari Korea Selatan, "HOUND", dijuluki sebagai robot tercepat dengan empat kaki. Ia berhasil melintasi jarak 328 kaki dalam waktu 19,87 detik.
Dilansir UPI, Minggu (17/12/2023), Laboratorium Kontrol dan Desain Robot Dinamis di Institut Sains dan Teknologi Lanjutan Korea di Daejeon mengembangkan robot HOUND dan Guinness World Records mengonfirmasi bahwa robot tersebut memecahkan rekor lari 100 meter tercepat oleh robot berkaki empat.
Baca Juga
New record: Fastest 100 metres by a quadrupedal robot - 19.87 seconds by KAIST Dynamic Robot Control and Design (DRCD) Laboratory in South Korea 🤖The robot's name is 'HOUND'. pic.twitter.com/oQ2WImNcFW
— Guinness World Records (@GWR) December 12, 2023
HOUND rata-rata mencapai kecepatan 11,26 mph selama upaya tersebut.
Advertisement
"Dalam simulasi, ia dapat berakselerasi hingga kecepatan yang lebih tinggi, namun kami belum mengujinya di dunia nyata," kata Young-Ha Shin kepada Guinness World Records.
Pria di Korea Selatan Tewas Akibat Robot
Dalam kasus berbeda, seorang pria tewas terluka parah oleh robot di Korea Selatan (Korsel), karena robot tersebut gagal membedakannya dari kotak makanan yang sedang ditanganinya, demikian menurut laporan yang tersedia.
Peristiwa itu terjadi saat pria yang merupakan karyawan perusahaan robotika berusia 40-an itu sedang memeriksa robot tersebut.
"Lengan robot tersebut bingung membedakan pria tersebut dengan sekotak sayuran, menangkapnya dan mendorong tubuhnya ke ban berjalan, meremukkan wajah dan dadanya," kata kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Selengkapnya di sini...
Advertisement
Tragedi Volkswagen
Selain itu, sebuah kejadiaan nahas terjadi di Pabrik Volkswagen di Baunatal, Jerman, pada 2015 silam. Hal ini terjadi setelah seorang pria yang tak disebut namanya oleh Volkswagen, terbunuh oleh robot,
Pria ini adalah mekanik yang bertugas menyetel robot untuk bekerja memasang bagian-bagian mobil. Namun, tak disangka, robot tersebut menjepitnya ke dinding logam, melukainya dengan serius dan akhirnya menjadikannya tak bernyawa.
Robot-robot yang digunakan untuk memasang bagian-bagian mobil ini sebenarnya disimpan dengan rapi di semacam kandang. Ketika kecelakaan terjadi pun, robot masih berada di sana, namun korban sangaja pergi ke sana untuk melakukan setelan rutin.
Menurut rilis resmi Volkswagen, insiden ini murni human error, karena pekerja lain yang berada dalam satu tim tidak tersentuh. Namun, tindakan preventif harusnya bisa dilakukan sebelum ada insiden terjadi.