4 Fakta Menarik Titan, Bulan Saturnus yang Memiliki Air

Titan adalah satelit terbesar yang mengelilingi Saturnus sekaligus satelit alami terbesar kedua di tata surya. Satelit terbesar pertama di tata surya adalah Ganymede milik planet Jupiter.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 05 Mar 2024, 02:30 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2024, 02:30 WIB
Titan, bulan Planet Saturnus
Titan, bulan Planet Saturnus (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Titan adalah bulan terbesar milik Saturnus dan satu-satunya bulan di tata surya yang diketahui memiliki awan serta atmosfer yang padat. Selain itu, Titan adalah satu-satunya beda langit yang memiliki cairan di permukaannya seperti Bumi.

Hal ini, membuat Titan berpotensi untuk memiliki kehidupan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut fakta menarik Titan, bulan Saturnus yang memiliki atmosfer.

1. Lebih besar dari planet Merkurius

Titan adalah satelit terbesar yang mengelilingi Saturnus sekaligus satelit alami terbesar kedua di tata surya. Satelit terbesar pertama di tata surya adalah Ganymede milik planet Jupiter.

Titan adalah satu-satunya satelit Saturnus yang memiliki atmosfer padat. Bulan Saturnus ini bahkan lebih besar dari planet Merkurius.

Ukurannya 50 persen lebih besar dari bulan milik Bumi dan memiliki tingkat gravitasi yang rendah.

2. Bagian permukaan Titan

Titan sendiri tersusun dari material berbatu dan es. Bagian atmosfernya sebagian besar terdiri dari nitrogen.

Iklimnya menciptakan fitur permukaan yang mirip dengan bumi, seperti adanya bukit pasir, sungai, danau, delta dan laut (yang terbuat dari metana cair dan etana). Selain itu, ada kawah dan gunung di Titan.

Atmosfer Titan jauh lebih padat dibandingkan Bumi, dengan tekanan atmosfer sekitar 60 persen lebih besar di permukaannya. Hal iIni setara dengan tekanan yang dirasakan saat berenang kira-kira 15 meter di bawah permukaan laut atau danau di Bumi.

Titan tidak sebesar Bumi, sehingga tarikan gravitasinya lebih lemah pada atmosfernya. Artinya atmosfernya sepuluh kali lebih jauh ke luar angkasa daripada atmosfer kita.

3. Lautan air cair di Titan

Wahana Huygens milik Badan Antariksa Eropa mengukur permukaan Titan pada 2005. Penelitian ini menemukan kemungkinan ada lautan air asin dan cair antara 35 dan 50 mil di bawah permukaan Titan.

Hal ini langsung menjadikan Titan kandidat untuk menjadi rumah bagi kehidupan alien. Meskipun keberadaan lautan ini belum dikonfirmasi, pengamatan lain di bulan memberikan dukungan lebih pada kemungkinan ini.

Di bawah permukaan Titan, kemungkinan besar ada gunung berapi air yang terbuat dari es di permukaannya. Air cair yang bertindak sangat mirip dengan lelehan lava di Bumi.

Gunung berapi air di Titan dapat menjadi sumber panas dan gas yang dapat membantu membentuk atmosfer dan iklim Titan.

4. Misi NASA selanjutnya

NASA telah mengumumkan bahwa Titan akan menjadi misi berikutnya. Dragonfly, drone khusus pun diciptakan dan akan segera diluncurkan pada 2026 mendatang.

Diperkirakan, Dragonfly akan sampai ke Titan pada 2034. Selayaknya drone, Dragonfly bisa terbang dan dilengkapi dengan delapan buah rotor.

Dragonfly rencananya akan terbang ke seluruh penjuru Titan untuk meneliti unsur-unsur di satelit tersebut. Dragonfly akan melakukan misi awal selama 2,7 tahun dan akan menjelajahi lingkungan satelit Titan.

Dragonfly juga akan menyelidiki atmosfer dan permukaan serta mencari petunjuk apakah ada kehidupan di masa lalu.

(Tifani)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya