Liputan6.com, London - Pangeran William menyerukan diakhirinya perang di Jalur Gaza sesegera mungkin. Ini menandai intervensi tegas Kerajaan Inggris terhadap konflik Israel-Palestina.
Seperti dilansir BBC, Rabu (21/2/2024), suami dari Kate Middleton itu mengatakan, "Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan dukungan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan pembebasan sandera".
Baca Juga
Pernyataan Pangeran William tersebut disampaikan saat dia mengunjungi Palang Merah Inggris di London pada Selasa (20/2).
Advertisement
"Terlalu banyak yang terbunuh," kata Pangeran William, yang diberitahu oleh pekerja Palang Merah tentang upaya kemanusiaan untuk mendukung orang-orang yang terjebak dalam konflik di Timur Tengah.
Dalam kesempatan itu, anak sulung dari Raja Charles III dan mendiang Putri Diana ini turut mendengar pemaparan langsung dari staf Palang Merah yang berada di Jalur Gaza terkait pekerjaan mereka.
Dari manajer krisis senior, Pascal Hundt, bahwa tanpa pasokan medis atau bahan bakar, rumah sakit di Jalur Gaza berisiko menjadi kuburan dan bahwa pendistribusian bantuan kemanusiaan menjadi sulit karena penjarahan yang dilakukan oleh massa yang lapar.
Pangeran William juga diberitahu bahwa Palang Merah siap membantu pembebasan sandera.
"Warga sipillah yang harus menanggung dampaknya karena situasi kemanusiaan terus memburuk," kata kepala eksekutif Palang Merah Inggris Beatrice Butsana-Sita.
Menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, korban jiwa akibat perang Hamas Vs Israel yang pecah sejak 7 Oktober 2023 setidaknya telah mencapai 29.092 orang.
Respons Israel
Pangeran William melakukan kunjungan ke Palang Merah Inggris dengan tujuan untuk mengakui penderitaan dan kesusahan manusia akibat perang di Jalur Gaza.
Dia disebut sangat merasakan apa yang terjadi di Timur Tengah dan sangat tersentuh sebagai seorang ayah.
"Kadang-kadang hanya ketika dihadapkan dengan besarnya penderitaan manusia barulah kita sadar akan pentingnya perdamaian permanen," ujar ayah dari Pangeran George, Putri Charlotte, dan Pangeran Louis itu.
Pernyataan Pangeran William disambut baik oleh Perdana Menteri Rishi Sunak, yang juru bicaranya mengatakan, "Kami ingin mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza sesegera mungkin, sehingga hal ini konsisten dengan posisi pemerintah."
Menanggapi pernyataan Pangeran William, juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy menyatakan, "Israel tentu saja ingin mengakhiri pertempuran sesegera mungkin dan itu akan mungkin terjadi setelah 134 sandera dibebaskan dan ketika pasukan teror Hamas yang mengancam akan mengulangi kekejaman 7 Oktober berhasil dimusnahkan."
Pangeran William dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke sinagoge pada akhir bulan ini untuk berbicara dengan kaum muda dari berbagai latar belakang - pertemuan yang akan menarik perhatian khusus terhadap kekhawatiran mengenai antisemitisme.
Kepala rabi di Inggris Ephraim Mirvis menilai Pangeran William telah menunjukkan keprihatinan yang mendalam terhadap kesejahteraan semua orang yang terdampak konflik dan mengatakan kunjungannya ke sinagoge akan mengirimkan pesan yang kuat.
Membangun jembatan antar agama, dan mengatasi intoleransi beragama, menjadi tujuan khusus Raja Charles III. Namun, sejak dia didiagnosis mengidap penyakit kanker awal bulan ini, dia absen melakukan kunjungan publik seperti itu.
Oktober 2023, Raja Charles III berbicara tentang kehilangan nyawa yang memilukan dalam konflik Timur Tengah dan menyerukan rasa hormat terhadap agama dan budaya yang berbeda. Dan dalam pesan Natalnya, suami dari Ratu Camilla itu berbicara tentang nilai-nilai universal yang dianut oleh agama-agama.
Advertisement
Pernyataan Pangeran William Selengkapnya
Berikut pernyataan Pangeran William selengkapnya terkait perang di Jalur Gaza:
"Saya sangat prihatin dengan besarnya korban jiwa akibat konflik di Timur Tengah sejak serangan teroris Hamas pada 7 Oktober. Terlalu banyak korban jiwa.
Saya, seperti banyak orang lainnya, ingin menyaksikan perang berakhir secepat mungkin. Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan dukungan kemanusiaan ke Gaza. Sangat penting bagi bantuan untuk masuk dan para sandera dibebaskan.
Kadang-kadang hanya ketika dihadapkan pada besarnya penderitaan manusia barulah kita sadar akan pentingnya perdamaian permanen.
Bahkan, di saat-saat tergelap sekalipun, kita tidak boleh menyerah pada nasihat keputusasaan. Saya terus berpegang teguh pada harapan bahwa masa depan yang lebih cerah dapat ditemukan dan saya menolak untuk menyerah."