Liputan6.com, Casablanca - Tepat hari ini di tahun 1960, gempa bumi besar telah menghancurkan kota Agadir di Maroko selatan dan menewaskan ribuan orang.
Operasi darurat dilakukan untuk menyelamatkan sejumlah orang, termasuk wisatawan yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Baca Juga
Sebagian besar wilayah Agadir telah hancur total dan kawasan Talborit yang berpenduduk padat diyakini menjadi daerah yang paling terkena dampaknya, dikutip dari laman BBC, Rabu (29/2/2024).
Advertisement
Jumlah korban tewas mencapai lebih dari 1.000 orang meskipun beberapa pihak memperkirakan jumlah korban jiwa bisa meningkat hingga 20.000 orang.
Gempa berkekuatan magnitudo 6,7 melanda kota itu pada pukul 23.39 (waktu setempat). Peristiwa ini berlangsung lebih dari 10 detik. Usai gempa, kebakaran terjadi di seluruh kota segera setelah itu.
Saksi mata melaporkan mendengar jeritan dan tangisan minta tolong dari mereka yang terjebak bangunan.
Seorang turis asal Inggris yang menginap di salah satu hotel mewah di kota itu mengatakan kepada surat kabar Times: "Gempa ini sangat menakutkan, dan batu-batu berjatuhan di sekitar kami."
"Lampu padam dan keadaan gelap gulita. Sejenak kami hanya duduk tidak tahu apa yang terjadi."
Yang lain berkata: "Saya sedang membaca di hotel ketika gempa datang."
"Ruangan itu tampak berputar-putar dan kemudian langit-langitnya runtuh dan dindingnya runtuh."
Bandara Agadir tidak mengalami kerusakan dan dijadikan rumah sakit sementara bagi korban cedera. Banyak korban luka diterbangkan ke Casablanca, Maroko pada malam yang sama.
Di antara bangunan yang menjadi tumpukan puing adalah rumah sakit, hotel mewah Saada yang baru dibangun, dan markas besar Milisi Nasional.