Serangan Drone Rusia di Odesa, 8 Warga Ukraina Dilaporkan Tewas

Setidaknya delapan orang tewas dan delapan lainnya terluka ketika sebuah pesawat tak berawak menghantam sebuah gedung apartemen di kota pelabuhan Odesa.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 03 Mar 2024, 17:26 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2024, 17:26 WIB
Perang Rusia - Ukraina di Odesa
Angkatan Udara Ukraina mengatakan mereka menghancurkan tiga rudal dan sembilan drone dalam semalam. (Ukrainian Emergency Situation Press Office via AP)

Liputan6.com, Odesa - Setidaknya delapan orang tewas dan delapan lainnya terluka ketika sebuah pesawat tak berawak menghantam sebuah gedung apartemen di kota pelabuhan Odesa.

Lokasi bom ada di Selatan Ukraina pada Sabtu pagi, demikian keterangan dari pihak Layanan Keadaan Darurat Ukraina melalui Telegram, dikutip dari laman Xinhua, Minggu (3/3/2024).

Menurut Kantor Kejaksaan Agung, drone yang ditembakkan pasukan Rusia menghantam blok apartemen sembilan lantai di kawasan perumahan Odesa, menghancurkan 18 apartemen.

Hingga Sabtu (2/3) malam, operasi pencarian di lokasi penyerangan masih berlangsung.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pertahanan udaranya menghancurkan sebuah drone Ukraina di wilayah Leningrad.

Lokasi ini berbatasan dengan Teluk Finlandia. Tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang dilaporkan.

Ukraina Butuh Hampir Setengah Triliun Dolar AS untuk Rekonstruksi

Sementara itu, Ukraina membutuhkan hampir setengah triliun dolar AS untuk memenuhi biaya rekonstruksi akibat invasi Rusia, kata Bank Dunia, Uni Eropa, PBB dan pemerintah Ukraina pada Kamis (15/2).

Dan Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmygal mengatakan pada Kamis bahwa aset-aset Rusia yang disita harus menanggung sebagian besar anggaran itu.

Kyiv berupaya mengerahkan sumber daya internasional untuk membantunya membangun kembali kota, jalan, jembatan, dan fasilitas energi yang hancur atau rusak akibat serangan Rusia selama dua tahun.

“Total biaya rekonstruksi dan pemulihan di Ukraina adalah 486 miliar dolar AS pada dekade berikutnya, naik dari perkiraan 411 miliar dolar AS satu tahun lalu,” kata Komisi Uni Eropa, yang merangkum laporan baru tersebut, dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (17/2/2024).

Penilaian ini disiapkan bersama oleh keempat organisasi tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kebutuhan Mendesak

Perang Rusia - Ukraina
Dalam foto yang disediakan oleh Layanan Darurat Ukraina, petugas pemadam kebakaran memeriksa lokasi serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah hotel di Kharkiv, Ukraina, Rabu (10/1/2024). Dua rudal Rusia menghantam hotel tersebut dan melukai 11 orang. (Ukrainian Emergency Service via AP)

Dikatakan bahwa Ukraina akan membutuhkan 15 miliar dolar AS pada 2024 saja untuk kebutuhan rekonstruksi yang paling mendesak, seperti perbaikan rumah dan jaringan transportasi penting.

Ukraina menyerukan negara-negara Barat untuk mencairkan sekitar 300 miliar dolar AS aset Rusia yang dibekukan, untuk mendanai pekerjaan perbaikan besar-besaran pada infrastrukturnya.

“Kebutuhan rekonstruksi terus meningkat selama setahun terakhir,” kata Shmygal, Kamis.

“Sumber daya utama bagi pemulihan Ukraina, adalah penyitaan aset-aset Rusia yang dibekukan di Barat,” tambahnya.

Laporan itu menemukan 10 persen perumahan di Ukraina telah rusak atau hancur dalam perang dua tahun tersebut.

Laporan ini juga menyoroti kerusakan parah terhadap lingkungan dan pertanian akibat ledakan di bendungan Kakhovka pada Juni lalu.

Laporan itu mengatakan, kerusakan “terkonsentrasi” di empat wilayah garis depan – Donetsk, Lugansk, Kherson dan Zaporizhzhia – yang diklaim Moskow telah dianeksasi; tetapi juga ada di sekitar ibu kota Kyiv dan di Kharkiv, wilayah timur laut Ukraina.


Ukraina Butuh 500 Ribu Tentara Baru untuk Lawan Rusia

Perang Rusia - Ukraina
"Salah satu dari mereka, seorang pria berusia 35 tahun, kini dalam kondisi serius," imbuhnya. (Ukrainian Emergency Service via AP)

Perang Rusia-Ukraina masih belum berhenti. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kini sedang mencari hingga setengah juta tentara tambahan untuk bertempur. Ia mengakui bahwa isu ini sensitif. 

Saat ini, Ukraina sedang mengalami masalah aliran pendanaan, sebab bantuan dari Amerika Serikat diblokir oleh Partai Republik, sementara bantuan dari Uni Eropa diblokir oleh pemerintah Hungaria. 

Dilaporkan BBC, Ukraina juga menghadapi kekurangan pasokan amunisi karena masih terus melawan invasi Rusia yang dimulai pada Februari 2022. Alhasil, ada ketakutan bahwa Rusia bisa mengalahkan Ukraina akibat persediaan senjata.

Angka tentara yang disebut Presiden Zelenskyy, yakni 450 ribu hingga 500 ribu orang, merupakan masukan dari para komandan militer Ukraina.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya